Berita Surabaya
Muncul Spanduk Erick-Risma di Surabaya, Tujuan Pemasangan Dibongkar Pengamat Politik
Meski pesta demokrasi bakal dihelat pada 2024 mendatang, namun atmosfer perayaan ajang tersebut mulai terasa di Kota Pahlawan. Hal ini diperjelas
Penulis: Febrianto Ramadani | Editor: Januar
Laporan wartawan Tribun Jatim Network, Febrianto Ramadani
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Meski pesta demokrasi bakal dihelat pada 2024 mendatang, namun atmosfer perayaan ajang tersebut mulai terasa di Kota Pahlawan.
Hal ini diperjelas dengan keberadaan banner yang bertuliskan Erick-Risma 2024, Erick Thohir - Tri Rismaharini, di salah satu perempatan lampu lalu lintas Jalan Kedungdoro, Kota Surabaya, Kamis (10/2/2022).
Merespon fenomena tersebut, Peneliti Senior Surabaya Survey Center sekaligus Dosen Komunikasi Politik Universitas Trunojoyo Madura, Surokim Abdussalam,menilai kehadiran spanduk itu merupakan hal yang wajar.
Menurutnya, di musim seperti ini, kelompok kelompok atau relawan sedang gemar berbuat jodoh-jodohin orang. Dengan adanya benda seperti itu bertujuan untuk melihat respon publik.
Baca juga: Viral di Medsos Video Sekelompok Pemuda Bawa Senjata Tajam, Diduga Lokasinya di Driyorejo Gresik
“Tujuannya untuk mengecek ombak. Kira kira seperti apa respon masyarakat. Apakah positif atau negatif,” katanya.
Surokim menyebut, jika dilihat dari sudut pandang politik, justru hal ini menguntungkan masyarakat. Sebab masyarakat bisa mencari terlebih dahulu latar belakang atau trek record dari pasangan politisi yang dijodohkan-jodohkan ini.
"Sehingga, ketika menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) mendatang masyarakat tidak terlalu kaget. Saya khawatirkan itu pengalaman dalam pilpres sebelumnya mendadak muncul tokoh akhirnya publik banyak yang kaget,” katanya.
"Akhirnya, masyarakat belum siap untuk mencari tahu latar belakang calon-calon yang bermunculan secara dadakan ini," imbuhnya.
Dirinya kemudian memberikan contoh kemunculan Sandiaga Uno, dan Maaruf Amin. Dua figur itu muncul secara mendadak. Sehingga tidak ada kesempatan masyarakat untuk melakukan riset. Melalui banner-banner yang bertebaran juga bertujuan untuk memberikan pendidikan politik secara tidak langsung.
“Kalau saya bilang bagus-bagus aja. Masyarakat punya edukasi. Sehingga menghindari fenomena memilih kucing dalam karung,” tutupnya.
Kumpulan berita Surabaya terkini