Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Gresik

Khawatir Sampah Impor Luar Negeri Cemari Sungai di Gresik, Pegiat Lingkungan Cilik Surati Presiden

Pegiat lingkungan Aeshnina Azzahra Aqulani (14), warga Desa Krajan, Kecamatan Wringinanom - Gresik kirim Surat ke Presiden Joko Widodo, Sabtu

Penulis: Sugiyono | Editor: Januar
TribunJatim.com/ Sugiyono
Aeshnina Azzahra Aqulani mengirimkan surat ke Presiden RI Joko Widodo, Jumat (11/2/2022). 

Laporan wartawan Tribun Jatim Network, Sugiyono

TRIBUNJATIM.COM, GRESIK - Pegiat lingkungan Aeshnina Azzahra Aqulani (14), warga Desa Krajan, Kecamatan Wringinanom - Gresik kirim surat ke Presiden Joko Widodo, Sabtu (12/2/2022). Sebab, kawatir impor kertas bekas menjadi bahan pencemar sungai di wilayah Gresik.

Surat tersebut ditujukan ke Presiden Joko Widodo agar lebih tegas dalam membuat peraturan pencegahan masuknya impor, peraturan membakar sampah dan pengawasan pembuangan limbah pabrik di sungai.

Menurut Aeshnina, hasil penenelitian air di sungai Brantas, Kali Porong, Kali Surabaya dan Kali Marmoyo telah mengandung mikroplastik.

Selain itu, saat pengawasan juga melihat industri yang diduga membuang limbah ke sungai, sebab berwarna airnya putih dan hitam pekat sampai mempengaruhi warna air sungai. Padahal air sungai digunakan untuk bahan baku perusahaan daerah air minum (PDAM), tambak dan untuk masyarakat.

Baca juga: Terjawab Sumber Uang untuk Borong Puluhan Jet Tempur ke Indonesia, Nilainya sampai Ratusan Triliun

“Ini jelas berpengaruh ke manusia dan lingkungan, sebab ikan -ikan di sungai telah mengandung mikroplastik, bahkan di dalam tubuh manusia sekalipun,” kata Aeshnina Azzahra Aqulani, yang akrab disapa Nina.

Nina yang masih duduk di bangku SMP Negeri Gresik ini tidak mau menanggung beban pencemaran yang disebabkan limbah.

“Kami punya hak hidup di lingkungan yang bersih dan sehat. Maka, kami mengirim surat ke Presiden untuk tegas terhadap pelanggar lingkungan,” imbuhnya.

Lebih lanjut Nina berharap, agar pemerintah Indonesia jangan hanya mementingkan infrastruktur dan investasi, tetapi juga lebih memperhatikan lingkungan untuk generasi penerus.

“Namun, sayangnya negara eksportir seperti Amerika, Kanada, Australia dan negara-negara Eropa, mereka diduga menyelundupkan sampah plastik kotor kedalam sampah kertas yang akan dikirim ke Indonesia,” katanya.

Setelah pabrik kertas mengambil sampah kertas, sampah plastik impor dibuang ke desa-desa sekitar pabrik kertas.

Di antaranya, Desa Bangun Mojokerto menjadi tempat pembuangan sampah plastik impor terbesar di Jawa Timur. Penduduk desa memilah sampah plastik impor yang laku dijual.

“Proses daur ulang plastik sangatlah kotor, sampah plastik impor dicuci dengan air sungai atau air sumur, kemudian limbahnya dibuang kesungai tanpa ada pengolahan limbah cair, sehingga limbah pabrik daur ulang mencemari sungai dan membunuh ikan-ikan di sungai,” katanya. (ugy/Sugiyono).

Kumpulan berita Gresik

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved