Berita Kota Madiun
Kepala BNPT: Bahaya dan Gejala Terorisme Mirip dengan Covid-19, Sama-sama Sebabkan Kematian
Kepala BNPT: Bahaya dan gejala terorisme mirip dengan Covid-19 (virus Corona), sama-sama bisa menyebabkan kematian.
Penulis: Sofyan Arif Candra Sakti | Editor: Dwi Prastika
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Sofyan Arif Candra
TRIBUNJATIM.COM, MADIUN - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Boy Rafli Amar mengungkapkan, bahaya terorisme tak ubahnya seperti pandemi Covid-19 (virus Corona).
Menurut Boy, ideologi terorisme sarat dengan tindakan intoleran, radikal, membenci kehidupan berbangsa negara, serta menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya.
"Berkembangnya (terorisme) ini seperti virus, sudah lebih dari 100 negara yang mana ideologi terorisme sudah masuk ke sistem ke kehidupan masyarakat, seperti virus Corona," kata Boy saat berkunjung ke Taman Sumberwangi, Jalan Pahlawan, Kota Madiun, Jawa Timur, Minggu (13/2/2022).
Gejalanya pun, menurut mantan Kapolda Banten itu, antara orang yang terpapar Covid-19 dan ideologi terorisme mirip.
"Ada yang sudah terpapar (Covid-19) tapi katanya sehat, tanpa gejala. Begitu juga virus radikal terorisme, dia sudah terpapar tapi merasa yakin dan benar terhadap apa yang diketahuinya terhadap ideologi terorisme yang berbasis kekerasan," ucap Boy.
Menurut mantan Kapolda Papua ini, hal tersebut sangatlah berbahaya jika apa yang ada di pikirannya diimplementasikan di dunia nyata.
"Mereka merasa tak bergejala tapi tiba-tiba ekspresinya parah, bahkan anak-anak kita ini mau menjadi pelaku bom bunuh diri," jelas Boy.
"Padahal tidak ada satupun agama yang membenarkan, apalagi untuk menyakiti sesama anak bangsa," lanjutnya.
Orang-orang tersebut biasanya dapat diidentifikasi dengan pemikirannya yang anti dengan nilai kebangsaan yang mengedepankan semangat persatuan dan kesatuan.
"Keduanya (Covid-19 dan terorisme) juga sama-sama berbahaya, yaitu sama-sama menyebabkan kematian," terangnya.
Untuk itu, Boy berpesan kepada semua pihak, untuk terus bersinergi dalam menangkal radikalisme sebagai ikhtiar dalam mencegah pengaruh yang dapat mengancam keutuhan bangsa dan negara.
"Kita harus kedepankan semangat pentahelix, antara pemerintah, dunia usaha, media, dan masyarakat," tuturnya.
Sementara itu, Wali Kota Madiun, Maidi mengapresiasi kunjungan Boy ke Kota Pecel (sebutan Madiun).
Berkat sinergi yang apik dengan seluruh elemen masyarakat, termasuk salah satunya dengan Forum Pembauran Kebangsaan (FPK), pemkot berhasil menjaga kerukunan dan keutuhan beragam suku bangsa yang ada di Kota Pendekar (sebutan Madiun).
Di samping itu, berkat kolaborasi yang baik juga mampu menggerakkan pembangunan secara masif, sehingga Kota Pendekar menjadi kota yang aman, lebih cantik dan bersih.