Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Surabaya

Bangunan Bersejarah Kampung Lawang Seketeng Surabaya Ada Rumah Mbah Besari dan Langgar Dukur Kayu

Kawasan heritage Kampung Lawang Seketeng RW 15 Kelurahan Peneleh Kecamatan Genteng Surabaya menyuguhkan banyak bangunan bersejarah yang menarik untuk

Penulis: Zainal Arif | Editor: Januar
TribunJatim.com/ Zainal Arif
Warga Kampung Lawang Seketeng RW 15 Kelurahan Peneleh Kecamatan Genteng Surabaya melihat rumah Mbah Besari, Senin (14/2/2022). 

Laporan wartawan Tribun Jatim Network, Zainal Arif

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Kawasan heritage Kampung Lawang Seketeng RW 15 Kelurahan Peneleh Kecamatan Genteng Surabaya menyuguhkan banyak bangunan bersejarah yang menarik untuk dikunjungi.

Salah satunya adalah rumah seorang pemuda yang turut ikut merobek bagian kain warna biru Bendera Belanda di Hotel Yamato (Hotel Majapahit) Kota Surabaya pada 19 September 1945 silam yakni Rumah Mbah Besari.

Rumah yang berlokasi tepat di Kampung Lawang Seketeng gang IV, Kelurahan Peneleh, Kecamatan Genteng, Kota Surabaya ini hingga kini masih ada.

Ketua RW 15, Purwantono mengatakan rumah yang diperkirakan dibangun pada tahun 1920-an itu dalam kondisi tidak terurus./

Baca juga: Diduga Depresi Karena Ditinggal Istri, Pria di Kepanjen di Malang Gantung Diri, Polisi Ungkap Fakta

Bangunan rumah itu kini hanya tersisa dinding, sementara bagian atapnya hanya tersisa kayu-kayu kerangka penopang genteng.

Selain itu, di kampung ini juga ada bangunan bersejarah lainnya yakni Langgar Dukur Kayu.

Bangunan yang terletak di tengah pemukiman warga ini telah diresmikan sebagai Bangunan Cagar Budaya oleh Wali Kota Surabaya yang saat itu dipimpin oleh Tri Rismaharini pada 17 Agustus 2020 lalu.

Penamaan Langgar Dukur karena bangunan Musala tersebut terdiri dari dua lantai, dan keaslian benda bersejarah tersebut masih terjaga.

"Kalaupun ada perawatan, itu tidak sampai merubah, juga barang yang diganti masih tetap disimpan," ujarnya.

Purwantono kemudian menceritakan, Langgar Dukur tersebut didirikan sekitar Januari 1893.

Hal itu diketahui, dari tulisan arab pego yang menyebut keterangan waktu pembuatan Musala itu.

Bangunan ini masih tampak berdiri kokoh meski hampir seluruh konstruksi terdiri dari kayu jati.

Dilantai 1 ada aula yang dulunya digunakan sebagai tempat berkumpulnya pahlawan untuk menyusun strategi melawan penjajah dari Belanda.

Sementara dilantai 2 difungsikan sebagai tempat ibadah bagi masyarakat sekitar termasuk Presiden RI Pertama, Ir Soekarno dimasa kecil.

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved