Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Isolasi Mandiri Omicron Berapa Hari? Ketahui Kriteria Dinyatakan Sembuh dan Derajat Gejala Covid-19

Pasien Covid-19 varian Omicron dengan gejala ringan atau tanpa gejala dapat melakukan isolasi mandiri (isoman) di rumah.

Pixabay
Ilustrasi Covid-19 varian Omicron - Simak informasi berapa lama pasien positif Omicron harus isoman. 

TRIBUNJATIM.COM - isolasi mandiri atau isoman bisa dilakukan oleh pasien Covid-19 varian Omicron dengan gejala atau tanpa gejala.

dr. Siti Nadia Tarmizi, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan, menjelaskan hal tersebut.

Lalu berapa lama pasien Omicron harus isoman?

Simak penjelasan lengkap dan lima derajat gejala Covid-19.

"Virus Covid-19 varian Omicron memiliki karakteristik tingkat penularan yang sangat cepat jika dibandingkan dengan varian Alpha, Betha, dan Delta." katanya, dikutip dari sehatnegeriku.kemkes.go.id.

Namun jika dilihat dari gejala lebih ringan dan tingkat kesembuhan juga sangat tinggi.

Baca juga: 3 Tanda Umum Terjangkit Varian Omicron Bagi Pasien Sudah Divaksin Covid-19, Berapa Lama Pulihnya?

Sehingga pasien positif Omicron tanpa gejala atau gejala ringan diimbau isolasi mandiri (isoman) di rumah.

"Bagi pasien isoman, selama saturasi di atas 95% ke atas tidak perlu khawatir. Kalau ada gejala seperti batuk, flu, demam segera konsultasi melalui telemedisin atau puskesmas setempat." lanjutnya.

Lantas, berapa lama pasien positif Omicron harus isoman?

Isolasi merupakan upaya memisahkan seseorang sakit yang membutuhkan perawatan Covid-19 atau seseorang terkonfirmasi Covid-19, dari orang yang sehat yang bertujuan untuk mengurangi risiko penularan.

Diketahui, Kementerian Kesehatan RI telah menerbitkan Surat Edaran Menteri Kesehatan RI Nomor HK.02.01/MENKES/18/2022 tentang Pencegahan dan Pengendalian Kasus Covid-19 Varian Omicron yang ditetapkan pada 17 Januari 2022.

Baca juga: 8 Gejala Omicron Bagi yang Sudah Vaksin Covid-19, Dokter Afrika Selatan: Pulih Lebih Cepat

Kriteria Dinyatakan Selesai Isolasi/Sembuh:

Ilustrasi Covid-19 varian Omicron.
Ilustrasi Covid-19 varian Omicron. (freepik.com)

1. Pada kasus konfirmasi Covid-19 yang tidak bergejala (asimptomatik), isolasi dilakukan selama minimal 10 (sepuluh) hari sejak pengambilan spesimen diagnosis konfirmasi.

2. Pada kasus konfirmasi Covid-19 dengan gejala, isolasi dilakukan selama 10 (sepuluh) hari sejak muncul gejala ditambah dengan sekurang-kurangnya 3 (tiga) hari bebas gejala demam dan gangguan pernapasan.

Dengan demikian untuk kasus-kasus yang mengalami gejala selama 10 (sepuluh) hari atau kurang harus menjalani isolasi selama 13 (tiga belas) hari.

Dalam hal masih terdapat gejala setelah hari ke 10 (sepuluh), maka isolasi mandiri masih tetap dilanjutkan sampai dengan hilangnya gejala tersebut ditambah 3 (tiga) hari.

3. Pada kasus konfirmasi Covid-19 yang sudah mengalami perbaikan klinis pada saat isoman/isoter dapat dilakukan pemeriksaan NAAT termasuk pemeriksaan RT-PCR pada hari ke-5 dan ke-6 dengan selang waktu pemeriksaan 24 jam.

Jika hasil negatif atau Ct>35 2 kali berturut-turut, maka dapat dinyatakan selesai isolasi/sembuh.

Pembiayaan untuk pemeriksaan ini dilakukan secara mandiri.

4. Pada kasus konfirmasi Covid-19 yang sudah mengalami perbaikan klinis pada saat isoman/isoter akan tetapi tidak dilakukan pemeriksaan NAAT termasuk pemeriksaat RT-PCR pada hari ke-5 dan ke-6 dengan selang waktu 24 jam, maka pasien harus melakukan isolasi sebagaimana ketentuan kriteria selesai isolasi/sembuh pada poin ke-2.

Baca juga: Kriteria Pasien Omicron Bisa Isolasi Mandiri, Dinyatakan Selesai Isolasi Jika Memenuhi Syarat Ini

Sebagai informasi, kasus konfirmasi Covid-19 tanpa gejala (asimptomatik) dan gejala ringan dapat melakukan isolasi mandiri jika memenuhi syarat klinis dan syarat rumah.

Syarat klinis dan perilaku:

1. Usia < 45 tahun;

2. Tidak memiliki komorbid;

3. Dapat mengakses telemedicine atau layanan kesehatan
lainnya; dan

4. Berkomitmen untuk tetap diisolasi sebelum diizinkan keluar.

Syarat rumah dan peralatan pendukung lainnya:

1. Dapat tinggal di kamar terpisah, lebih baik lagi jika lantai
terpisah;

2. Ada kamar mandi di dalam rumah terpisah dengan penghuni rumah lainnya; dan

3. Dapat mengakses pulse oksimeter.

Jika pasien tidak memenuhi syarat klinis dan syarat rumah, maka pasien harus melakukan isolasi di fasilitas isolasi terpusat.

Selama isolasi, pasien harus dalam pengawasan Puskesmas atau satgas setempat.

Baca juga: Antisipasi Penyebaran Varian Omicron, Satgas Covid-19 Nganjuk Gencarkan Operasi Yustisi

Derajat Gejala Covid-19

Ilustrasi Covid-19 varian Omicron.
Ilustrasi Covid-19 varian Omicron. (Pixabay)

Derajat gejala Covid-19 dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Tanpa gejala/asimtomatis

Pasien yang terinfeksi tanpa gejala (asimtomatis) tidak ditemukan gejala klinis apapun.

2. Gejala Ringan

Gejala ringan merupakan kondisi pasien dengan gejala tanpa adanya bukti pneumonia virus atau tanpa hipoksia.

Gejala yang muncul seperti demam, batuk, fatigue, anoreksia, napas pendek, mialgia.

Gejala tidak spesifik lainnya seperti sakit tenggorokan, kongesti hidung, sakit kepala, diare, mual dan muntah, hilang penciuman (anosmia) atau hilang pengecapan (ageusia)
yang muncul sebelum onset gejala pernapasan.

3. Gejala Sedang

Pada pasien remaja atau dewasa: pasien dengan tanda klinis pneumonia (demam, batuk, sesak, napas cepat) tanpa tanda pneumonia berat termasuk SpO2 > 93% dengan udara ruangan.

Pada anak-anak: pasien dengan tanda klinis pneumonia tidak berat (batuk atau sulit bernapas + napas cepat dan/atau tarikan dinding dada) dan tidak ada tanda pneumonia berat).

Kriteria napas cepat:

- Usia kurang dari 2 bulan, lebih dari 60 kali napas/menit;

- Usia 2–11 bulan, lebih dari 50 kali/menit;

- Usia 1–5 tahun, lebih dari 40 kali/menit;

- Usia lebih dari 5 tahun, lebih dari 30x/menit.

4. Gejala Berat

Pada pasien remaja atau dewasa: pasien dengan tanda klinis pneumonia (demam, batuk, sesak, napas cepat) ditambah satu dari: frekuensi napas > 30 x/menit, distres pernapasan berat, atau SpO2 < 93% pada udara ruangan.

Pada pasien anak: pasien dengan tanda klinis pneumonia (batuk atau kesulitan bernapas), ditambah setidaknya satu dari berikut ini:

- Sianosis sentral atau SpO2<93%;

- Distres pernapasan berat (seperti napas cepat, grunting, tarikan dinding dada yang sangat berat);

- Tanda bahaya umum : ketidakmampuan menyusu atau minum, letargi atau penurunan kesadaran, atau kejang;

- Napas cepat/tarikan dinding dada/takipnea: usia kurang dari 2 bulan, lebih dari 60 kali napas/menit; usia 2–11 bulan, lebih dari 50 kali/menit; usia 1–5 tahun, lebih dari 40 kali/menit; usia lebih dari 5 tahun, lebih dari 30x/menit.

5. Kritis

Kritis yaitu pasien dengan geja

la gagal nafas, komplikasi infeksi, atau kegagalan multiorgan

Tingkat kritis biasanya dialami oleh pasien dengan Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS), sepsis dan syok sepsis.

Dalam penanganan varian Omicron, rumah sakit diprioritaskan untuk pasien dengan gejala sedang, berat, kritis, dan membutuhkan oksigen.

(Tribunnews.com/Latifah)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Berapa Lama Pasien Omicron Harus Isoman? Berikut 5 Derajat Gejala Covid-19

Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved