Berita Jatim
Hasil FGD Profesor Unair: 3 Tahun Pimpin Jatim, Khofifah-Emil Berhasil Terapkan Reformasi Birokrasi
Jajaran akademisi Universitas Airlangga Surabaya menggelar focus discussion group (FGD) di momen 3 tahun kepemimpinan Gubernur & Wakil Gubernur Jatim.
Penulis: Fatimatuz Zahroh | Editor: Taufiqur Rohman
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Jajaran akademisi Universitas Airlangga Surabaya menggelar focus discussion group (FGD) di momen 3 tahun kepemimpinan Gubernur dan Wakil Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak, Rabu (16/2/2022).
Bertempat di Ruang Adi Sukadana FISIP Unair Surabaya, diskusi tersebut dihadiri sejumlah tokoh kawakan, mulai dari Profesor Dr Bagong Suyanto, Prof Dr Jusuf Irianto, Dekan FH Unair Iman Prihandono, Airlangga Pribadi Kusman dan Dr Suko Widodo.
Sejumlah tokoh dari instansi vertikal juga dihadirkan secara virual seperti Kepala Kanreg BKN II Surabaya Heru Purwaka, serta Deputi Bidang Kebijakan Pengembangan Kompetensi Aparatur Sipil Negara di Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI Dr Muhammad Taufiq.
Forum itu membedah, meneropong kinerja serta terobosan Gubernur Khofifah-Wagub Emil Dardak dalam menjalankan reformasi birokrasi di tataran Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Dari FGD tersebut, Prof Bagong menyampaikan bahwa selama memimpin Jatim di tiga tahun ini, Khofifah-Emil terbukti berprestasi di berbagai sektor yang membuktikan bahwa Reformasi Birokrasi dijalankan dengan baik hingga elemen bawah.
"Banyak data yang kami bahas, tentang cara-cara dan terobosan Gubernur Khofifah dan Wagub Emil Dardak dalam menjalankan Reformasi Birokrasi. Dan terbukti Khofifah-Emil memberi ruang yang lebar pada jajarannya di bawah untuk berkreasi dan berinovasi," kata Prof Bagong.
Buktinya, dikatakan Bagong banyak prestasi yang didapatkan Jawa Timur selama tiga tahun belakangan dan tersebar di banyak sektor dan bidang, mulai dari sektor peternakan, pertanian, penurunan kemiskinan, pemeberdayaan UMKM, hingga di sector pendapatan daerah, yang semuanya mencetak prestasi secara nasional.
"Kalau dilihat dari juara dan prestasi-prestasi yang ada (tertera dalam table), itu tersebar di banyak sektor dan OPD. Itu membuktikan program yang dijalankan Khofifah-Emil tidak sentralistik dan bukan program yang hanya di sosok gubernurnya, tapi berbentuk nukleus-nukleus kecil.
Sebab menurutnya, kepempimpinan disebut berhasil ketika yang maju adalah sampai ke anak buahnya, tidak hanya pucuk pimpinannya saja.
Hal senada juga disampaikan oleh Prof Dr Jusuf Irianto. Guru Besar bidang Manajemen Sumber Daya Manusia Universitas Airlangga.
"Berbagai prestasi yang dibuahkan tidak akan teraih tanpa ada peningkatakan kompetensi staf, tanpa managemen pemerintahan yang baik, dan juga komunikasi atau direct komando yang baik dari pimpinann. Dan itu berhasil dilakukan dalam tiga tahun Khofifah-Emil," tegasnya.
Dan yang ia evaluasi dari tiga tahun kepemimpinan Khofifah-Emil, adalah dalam tiga tahun ini, kebijakan yang dijalankan dengan semboyan CETTAR sangat berorientasi kepentingan masyarakat, terutama kaitannya menghasilkan program yang pro rakyat.
"Selama tiga tahun ini, pemerintahan provinsi Jatim memiliki mindest bahwa setiap program yang digulirkan creating public value. Bahwa program yang dilakukan memiliki nilai kebermanfaatan bagi rakyat," pungkasnya.
Lebih lanjut, Dekan FH Unair Iman Prihandono menyebut Khofifah mampu mewujudkan orkestrasi yang harmoni di Jatim.
Ia terutama menyoroti beberapa hal dalam tiga tahun Khofifah-Emil.