Isra Miraj 2022
Mengintip Kecepatan 'Buraq', Kendaraan Khusus yang Dipakai Nabi Muhammad SAW saat Isra Miraj
Dalam sejarah disebutkan, Nabi Muhammad SAW saat Isra Miraj mengendarai Buraq. Lantas, berapakah kecepatannya?
TRIBUNJATIM.COM - Peristiwa penting bagi umat Islam di antaranya Isra Miraj.
Isra Miraj adalah perjalanan semalam Nabi Muhammad SAW dari bumi menuju Sidratul Muntaha, tempat Rasulullah bertemu Allah SWT.
Dalam Isra, Nabi Muhammad SAW "diberangkatkan" oleh Allah SWT dari Masjidil Haram hingga Masjidil Aqsa.
Lalu dalam Miraj Nabi Muhammad SAW dinaikkan ke langit sampai ke Sidratul Muntaha yang merupakan tempat tertinggi.
Isra dalam bahasa Arab berarti perjalanan Nabi Muhammad dari Masjidil Haram Mekkah menuju Masjid Aqsho di Yerusssalem, Palestina.
Baca juga: Kata-kata Bijak Momen Isra Miraj 27 Rajab 1443 H/2022 Penuh Makna, Bagikan untuk Perkuat Silaturahmi
Sementara Miraj adalah perjalanan Nabi Muhammad dari bumi, tepatnya Yerussalem, Palestina menuju langit ke-7, dan dilanjutkan ke Sidratul Muntaha.
Ketika Isra Miraj, Nabi Muhammad difasilitasi Allah SWT sebuah kendaraan canggih bernama Buraq.
Ustaz Adi Hidayat dalam sebuah video ceramahnya menjelaskan tentang kisah Isra Miraj, spesifikasi Buraq dan mengapa Allah menyediakan kendaraan itu khusus untuk peristiwa penting tersebut.
Peristiwa Isra Miraj ada di Surah Al Isra ayat pertama yang berbunyi:
"Subhaanalladzi asra bi abdihi lailam minal masjidil haroomi ilal masjidil aqsolladzii baaroknaa haulahuu linuriyahuu min aayaatinaa, innahuu huwas samii’ul bashiir."
Artinya:
"Mahasuci (Allah) yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat."
Baca juga: Kumpulan Ucapan Peringati Isra Miraj Nabi Muhammad 27 Rajab 1443 H, Buat Update Status Media Sosial
Ayat ini diawali oleh kata subhan yang berarti maha suci, secara peruntukkannya adalah guna menolak anggapan-anggapan yang bertentangan dengan keagungan Allah.
Hal itu bukan tanpa alasan, karena peristiwa ini di luar nalar manusia kala itu yang secara teknologi belum secanggih sekarang.
Kendaraan manusia saat itu kebanyakan berupa hewan seperti kuda dan unta yang tentunya mustahil dipakai bepergian jauh dalam waktu singkat, apalagi sampai ke langit ketujuh atau Sidratul Muntaha yang berada di luar bumi.