Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Tulungagung

Pedagang Sembako di Tulungagung Jual Minyak Goreng di Atas Kesepakatan, Tak Ada yang Rp 14.000/Liter

Pedagang sembako di Tulungagung masih menjual minyak goreng di atas ketentuan, tidak ada yang menjual Rp 14.000 per liter.

Penulis: David Yohanes | Editor: Dwi Prastika
Tribun Jatim Network/David Yohanes
Minyak goreng dalam kemasan yang yang akan dijual ke pedagang sembako di Tulungagung, Minggu (6/3/2022). 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, David Yohanes

TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Dalam hasil penelusuran Tribun Jatim Network, para pedagang sembako di Tulungagung, tidak menjual minyak goreng dengan harga semestinya, yakni Rp 14.000 per liter, Minggu (6/3/2022).

Mereka menjual minyak goreng di atas harga Rp 14.000 per liter.

Sebelumnya, Tribun Jatim Network melakukan reportase pembelian minyak goreng Domestic Market Obligation (DMO) di Toko Sahabat di Jalan Ceplok Piring Tulungagung.

Toko ini adalah tempat kulak para pedagang sembako dari Tulungagung dan sekitarnya.

Sedangkan DMO adalah kewajiban alokasi 20 persen ke pabrik CPO untuk menjual produknya ke pasar lokal.

Jika ketentuan DMO ini tidak dipenuhi, maka perusahaan CPO tidak bisa melakukan ekspor.

Para pedagang diminta menjual minyak goreng seharga Rp 14.000 per liter.

Untuk minyak kemasan jeriken 20 liter dijual Rp 270.000 atau Rp 13.500 per liter.

Sedangkan untuk kemasan karton dijual Rp 12.300 per kemasan 900 mililiter.

Minyak dalam jeriken ditujukan untuk konsumen akhir.

Sementara minyak dalam kemasan untuk para pedagang untuk dijual lagi.

Menurut pemilik Toko Sahabat, Buntoro, para pedagang sebenarnya terikat pakta integritas, harus menjual minyak sesuai dengan ketetapan.

Namun penelusuran di lapangan, ternyata minyak goreng kemasan itu masih dijual Rp 16.000 per kemasan.

Belum ada pedagang sembako menjual minyak goreng Rp 14.000 per liter.

Diduga kondisi ini disebabkan para pedagang yang kulak minyak DMO ingin mencari untung lebih besar.

"Padahal ada margin keuntungan sekitar Rp 1.000 per kemasan. Tapi buktinya gak ada yang jual Rp 14.000 per liter," ungkap seorang warga dengan inisial PJ.

Lanjut PJ, selama ini tidak ada pengawasan pemerintah terhadap penjualan minyak DMO yang dijual ulang para pedagang.

Selepas keluar dari tempat kulak, mereka bebas mematok harga minyak goreng program pemerintah ini semaunya.

"Seharusnya nama-nama yang kulak minyak DMO itu dicatat. Coba dicek ke tokonya, ada gak yang jual Rp 14.000 per liter?" keluh PJ.

Lanjut PJ, selama pedagang dibebaskan menetapkan harga, maka minyak goreng Rp 14.000 per liter tak akan pernah ditemukan di pasaran.

Karena itu menurutnya, harus ada pengawasan langsung di lapangan.

Pedagang yang beli minyak DMO dan menyalahi ketentuan wajib ditindak.

"Jangan pemerintah bilang satu harga, sementara di pasaran ternyata harganya beda," tandasnya.

Sebelumnya Kapolres Tulungagung, AKBP Handono Subiakto, mengaku rutin melakukan sidak dan pemantauan harga minyak.

Namun fokusnya pada pemantauan ada tidaknya penimbunan.

Sejauh ini tidak ada indikasi penimbunan yang membuat harga melambung.

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved