Berita Ponorogo
Selangkah Lagi Reog Ponorogo Tercatat di UNESCO sebagai Warisan Budaya TakBenda
Pemerintah Kabupaten Ponorogo telah menyerahkan usulan berkas nominasi Reog Ponorogo sebagai warisan budaya takbenda (WBTb) yang terdapat di united na
Penulis: Sofyan Arif Candra Sakti | Editor: Ndaru Wijayanto
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Sofyan Arif Candra
TRIBUNJATIM.COM, PONOROGO - Pemerintah Kabupaten Ponorogo telah menyerahkan usulan berkas nominasi Reog Ponorogo sebagai warisan budaya takbenda (WBTb) yang terdapat di united nation educational scientific and cultural (UNESCO).
Berkas tersebut diserahkan kepada direktorat perlindungan kebudayaan direktorat jenderal kebudayaan Kementerian Pendidikan kebudayaan dan teknologi pada hari Senin (14/3/2022).
"Ada sejumlah dokumen persyaratan yang kami sampaikan mencakup dossier isian ICH-01, 10 foto, dan video dokumenter dengan durasi 10 menit," kata Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, Selasa (15/3/2022).
Sugiri mengatakan dengan tercatatnya Reog sebagai warisan budaya takbenda yang tercatat di UNESCO merupakan angin segar bagi kesenian yang identik dengan dadak merak ini.
Salah satunya adalah menjaga agar Reog Ponorogo tak punah termakan zaman.
Baca juga: Festival Reog Ponorogo Masuk Kalender Wisata Nasional 2022, Siapkan Tontonan Berkualitas nan Memukau
Apalagi dalam masa Pandemi Covid-19 ini banyak pengetatan aktivitas sosial masyarakat sehingga pertunjukan Reog pun ikut dibatasi.
"Kita lakukan penelitian di tengah Pandemi yang berkepanjangan ini, dari situ kami gelisah bahwa Reog bisa punah karena Pandemi Covid-19 ini tidak tahu kapan berakhirnya," lanjutnya.
Selain itu, ketika sudah tercatat di UNESCO, maka Reog tidak akan diklaim oleh negara manapun, walaupun Reog bisa tampil di manapun.
"Kita dorong Reog bisa tampil di Jepang, Amerika, Korea dan negara lainnya tapi tetap Reog itu milik Ponorogo," jelas Sugiri.
Baca juga: TPS Unik Dihiasi Reog Ponorogo, Tingkatkan Partisipasi Masyarakat dan Lestarikan Budaya
Di samping itu, menurut Sugiri Reog merupakan budaya Adiluhung yang sangat unik karena bisa memadukan seni topeng, tari, beladiri, dan musik.
"Bicara musik saja reog bisa menyatukan laras pelog dan slendro dalam harmonisasi seni reog. Ini (mendaftarkan Reog ke Unesco) adalah cara membalas Budi pada leluhur kita yaitu mengakui karyanya dan menjunjung setinggi-tingginya agar kita menjadi bangsa yang beradab," terang Sugiri.
Sugiri meminta semua pihak termasuk masyarakat Kabupaten Ponorogo mendukung agar Reog Ponorogo bisa diusulkan pemerintah pusat untuk tercatat sebagai warisan budaya takbenda di UNESCO.
Baca juga: Dengar Suara Ledakan, Petani di Ponorogo Kaget, Ternyata Atap Rumahnya Terbakar