Berita Lamongan
Pembangunan Situs Sejarah dan Cagar Budaya di Lamongan Dimulai, Diawali dari Makam Ibunda Gajah Mada
Pelestarian situs sejarah dan cagar budaya menjadi salah satu target pembangunan sektor pariwisata dan Kebudayaan Lamongan Tahun 2022 ini.
Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Januar
Laporan wartawan Tribun Jatim Network, Hanif Manshuri
TRIBUNJATIM.COM, LAMONGAN - Pelestarian situs sejarah dan cagar budaya menjadi salah satu target pembangunan sektor pariwisata dan Kebudayaan Lamongan Tahun 2022 ini.
Sebagaimana salah satu visi pembangunan yang telah dicanangkan oleh Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi. Jejak jejak kejayaan sejarah Lamongan masa lalu, menjadi salah satu target yang akan dikembangkan, dilestarikan serta diintegrasikan dalam pengembangan pariwisata Lamongan, melalui Program Ramasinta.
Tahun ini, pembangunan situs sejarah dan cagar budaya Lamongan telah dimulai secara simbolis dengan peletakan batu pertama situs makam Nyai Andongsari, Ibunda Gajah Mada, di Gunung Ratu, Cancing, Sendangrejo, Ngimbang, Senin (28/3/2022)
"Jejak - jejak kejayaan Lamongan masa lalu mulai era Airlangga dan Gajah Mada hinga masa peradaban Islam akan kita rekonstruksi, dengan harapan selain sebagai wujud pelestarian juga guna meningkatkan kebanggan masyarakat terhadap kebesaran peninggalan Lamongan," kata Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi saat peletakan batu pertama secara simbolis di situs makam Makam Nyai Andongsari secara, Senin (28/3/2022).
Baca juga: Nasib Pilu Pasutri Pengendara Motor di Gresik, Alami Kecelakaan Adu Moncong dengan Truk
Yuhronur menambahkan, bahwa pembangunan beberapa situs sejarah dan cagar budaya di Lamongan ini ke depan akan diintegrasikan menjadi pengembangan pariwisata baik wisata religi dan wisata alam, sehingga target peningkatan kunjungan wisatawan dan peningkatan ekonomi masyarakat sekitar dapat tercapai.
Banyak cerita tentang asal usul Gajah Mada, salah satu cerita tutur yang berkembang kalau Gajah Mada berasal dari Lamongan.
Cerita tutur ini dilengkapi dengan keberadaan makam yang ada di Dusun Cancing, Desa Sendangrejo, Kecamatan Ngimbang yang dipercaya sebagai makam ibunda Gajah Mada.
Makam Dewi Andongsari, demikian makam di tempat bukit yang dikenal dengan sebutan Gunung Ratu itu dikenal. Makam ini diyakini masyarakat sekitar sebagai pusara ibunda Gajah Mada.
Hari ini, makam Dewi Andongsari itu mendapat sentuhan pembangunan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lamongan.
Pembangunan bagian dari bentuk pelestarian situs sejarah yang ada di Lamongan, sebagai bagian penting untuk mengetahui kejayaan Lamongan di masa lalu.
Menurut Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Lamongan Siti Rubikah, tahun ini ada beberapa situs sejarah yang akan mendapatkan pembangunan,
"Pembangunan ini sebagai bentuk pelestarian situs sejarah yang penting artinya untuk menuju kejayaan Lamongan seperti di masa lalu," kata Rubikah.
Rubikah menambahkan, tahun ini pihaknya memfokuskan pembangunan pada setidak 5 situs sejarah cagar budaya. Ke 5 situs cagar budaya tersebut diantaranya adalah makam Dewi Andongsari di Gunung Ratu, makam Mbah Lamong, petilasan Joko Tingkir, makam Mbah Kinameng dan penataan kawasan situs candi Patakan.
Terkait situs-situs sejarah lainnya, Rubikah mengaku kalau semuanya masuk dalam perencanaan tapi akan ada skala prioritas mana yang akan didahulukan.
Pembangunan beberapa situs sejarah dan cagar budaya di Lamongan ini ke depan akan diintegrasikan menjadi pengembangan pariwisata baik wisata religi dan wisata alam, sehingga target peningkatan kunjungan wisatawan dan peningkatan ekonomi masyarakat sekitar dapat tercapai.
Untuk menuju makam Dewi Andongsari yang berada du puncak bukit, peziarah harus menaiki ratusan anak tangga selama kurang lebih 30 menit.
Makam yang berjarak sekitar 65 kilometer dari Kota Lamongan ke arah selatan itu juga mudah diakses karena kondisi jalan sudah mendapatkan perbaikan.
Di bawah pohon besar dan dikelilingi tembok dengan atap tertutup, di sanalah makam Dewi Andongsari dengan dilengkapi tiga payung warna emas dan juga berhias bendera merah putih. Payung Bali itupun diberikan oleh orang yang pernah berziarah ke makam tersebut.
"Payung itu diberikan oleh orang yang katanya pernah bermimpi didatangi oleh Dewi Andongsari dan percaya kalau petilasan ini adalah benar-benar makam ibunda Gajah Mada meski tidak disebutkan dalam sejarah," tambah Kabid Kebudayaan Disparbud Lamongan Miftah Alamuddin. (Hanif Manshuri)
Kumpulan berita Lamongan terkini