Berita Ponorogo
Tak Ingin Keduluan Malaysia, Menko PMK Muhadjir Effendy Dukung Reog Ponorogo Diusulkan ke UNESCO
Kesenian Reog Ponorogo menjadi nominasi tunggal Warisan Budaya TakBenda (Intangible Cultural Heritagen/ICH) yang akan diusulkan Indonesia
Penulis: Sofyan Arif Candra Sakti | Editor: Januar
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Sofyan Arif Candra
TRIBUNJATIM.COM, PONOROGO - Kesenian Reog Ponorogo menjadi nominasi tunggal Warisan Budaya Tak Benda (Intangible Cultural Heritagen/ICH) yang akan diusulkan Indonesia ke United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO).
Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy mendukung penuh dan mengajak seluruh masyarakat untuk turut mendukung Reog Ponorogo menjadi budaya tak benda di UNESCO.
Karena sebelumnya, Reog Ponorogo telah tercatat sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia oleh Mendikbud RI pada 2013.
"Saya mendukung penuh Reog diusulkan menjadi budaya tak benda di UNESCO. Saya upayakan supaya berhasil dan bisa menjadi kebanggaan, bukan hanya bagi masyarakat Ponorogo tapi juga seluruh Indonesia,” ujar Muhadjir saat berdialog dengan Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko, di rumah dinas Bupati Ponorogo, Senin (4/4/2022).
Baca juga: Terkuak Kondisi Anak Sertu Eka Korban Penembakan KKB Setelah Operasi Debridement di RSUD Dr Soetomo
Konsekwensinya, Muhadjir meminta agar Pemerintah Kabupaten Ponorogo secepatnya mempersiapkan data yang diperlukan untuk mengusulkan Reog Ponorogo ke UNESCO.
"Untuk Reog, Negara Malaysia renacanya mau ajukan juga, maka dari itu kita harus lebih dulu. Karena ini kan sudah menjadi budaya dan warisan kita," lanjutnya.
Adapun menurut pemaparan Deputi Bidang Koordinasi Revolusi Mental, Pemajuan Kebudayaan dan Prestasin Olahraga Didik Suhardi, berkas pengusulan dan kelengkapan Reog telah diterima oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kemendikbudristek melalui Direktorat Pelindungan Kebudayaan serta telah diajukan kepada Sekretariat ICH UNESCO pada tanggal 31 Maret 2022 beserta nominasi lainnya, yaitu: Tempe, Jamu, Tenun Indonesia dan Kolintang.
"Secara kesiapan video foto dan dokumen sudah disiapkan Kabupaten Ponorogo. Sebelumnya juga sudah diterima oleh Kemendikbud, tapi sampai hari ini belum ada pengumuman lagi," kata Didik.
Sementara itu, Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko menjelaskan penggunaan bulu merak dan kepala atau kulit harimau dalam kesenian ini tidak bertolak belakang dengan konservasi kedua satwa tersebut.
Sugiri menyebut, bulu merak tersebut bukan dicabut, akan tetapi memang dalam kurun waktu tertentu bulu merak tersebut lepas atau rontok dengan sendirinya dari tubuh Merak.
Kemudian untuk kepala atau kulit harimau saat ini sudah diganti kulit kambing yang diformat seperti kulit harimau.
Jawaban tersebut menurut Sugiri akan meyakinkan UNESCO agar Reog Ponorogo bisa lolos sebagai Warisan Budaya Tak Benda UNESCO.
Sugiri menambahkan, pihaknya akan terus berusaha dan kerja keras agar dunia mau mengakui Reog Ponorogo. Ia pun menyampaikan terima kasih atas dukungan Menko PMK kepada Reog Ponorogo.
"Kami akan terus bekerja keras agar ini bisa berhasil lolos. Mohon doanya juga kepada seluruh masyarakat Ponorogo,” ujarnya.