Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Kota Madiun

Emil Jadi Ketua DPD Jatim, DPC Demokrat Kota Madiun Tidak Setuju Bayu Airlangga Dianggap Tak Loyal

Emil Dardak ditunjuk sebagai Ketua DPD Jawa Timur, DPC Partai Demokrat Kota Madiun tidak setuju Bayu Airlangga dianggap tak loyal.

Istimewa/TribunJatim.com
Ketua DPC Partai Demokrat Kota Madiun, Istono (kiri) Bersama Edhie Baskoro Yudhoyono dan Bayu Airlangga, 2022. 

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Sofyan Arif Candra

TRIBUNJATIM.COM, MADIUN - DPC Partai Demokrat Kota Madiun kecewa dengan penunjukan Emil Dardak sebagai Ketua DPD Partai Demokrat Jawa Timur.

Menurut Ketua DPC Kota Madiun, Istono, DPP Partai Demokrat tidak mendengarkan aspirasi DPC yang sudah menyuarakan pendapatnya dalam forum Musda Partai Demokrat Jawa Timur.

DPP juga dianggap kurang komprehensif melihat kerja-kerja partai yang dilakukan oleh Bayu Airlangga dibandingkan Emil Dardak.

Jauh sebelum Musda Partai Demokrat Jatim berlangsung, Bayu Airlangga sudah mempersiapkan diri untuk berkompetisi di Musda Jatim dengan melakukan konsolidasi ke daerah-daerah, termasuk Kota Madiun.

"Sebelum Musda berlangsung sebetulnya dukungan ke Bayu ada 30 DPC lebih, tidak hanya 25. Tapi pada perjalanan ada yang mengalihkan dukungan ke Emil, sehingga batas minimal 20 persen persyaratan bisa diperoleh," kata Istono, Kamis (7/4/2022).

Menurut Wakil Ketua DPRD Kota Madiun tersebut, langkah-langkah konsolidasi ke bawah yang dilakukan Bayu Airlangga merupakan kerja partai yang tidak bisa dipandang sepele dan harusnya mendapatkan apresiasi lebih dari DPP.

"Kami sudah suarakan di Musda, tapi apa arti kami di daerah kalau keputusan akhir diambil DPP seperti itu, kami punya kewajiban untuk menyampaikan dengan harapan yang (didukung) 25 (DPC) ini bisa menang, tapi ujung-ujungnya seperti ini, jelas sakit hati," ucap Istono.

Untuk itulah ia menilai keputusan yang diambil DPP Partai Demokrat kurang demokratis.

Terlebih dari itu, dalam sidang Musda, Ketua Badan Pembina Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan (BPOKK) juga melontarkan pernyataan yang tidak menyejukkan.

"Dengan tidak dipilihnya Bayu, ada pernyataan yang menyakitkan kader, yaitu Bayu Airlangga dianggap kalah loyal dibandingkan Emil Dardak," jelasnya.

Pernyataan tersebut menurut Istono sama sekali tidak berdasar, karena jika dilihat Bayu mendapatkan dukungan 25 DPC, sehingga loyalitas Bayu kepada Partai Demokrat tidak perlu dipertanyakan lagi.

Di sisi lain, Istono membandingkan dengan Emil Dardak yang sudah menjabat sebagai Plt Ketua DPD Demokrat Jatim selama satu tahun, tapi hanya mengantongi 13 dukungan DPC.

"Oke lah (Bayu) kalah tenar karena Emil Dardak menjabat sebagai Wagub Jatim, tapi untuk membangun mesin partai di bawah membutuhkan sentuhan, datang langsung dan meng-orang-kan kader ke bawah, itu yang dimiliki oleh Bayu," tegasnya.

Hal lain, menurut Istono yang perlu diperhatikan adalah Peraturan Organisasi (PO) yang tidak selaras dengan AD-ART (Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga).

Ia menjelaskan PO yang dijadikan dasar Musda adalah PO nomor 2 tahun 2021. 

Padahal PO tersebut bertentangan dengan AD-ART partai yang ditetapkan saat Kongres 15 Maret 2020. 

Alasan PO tersebut ditentang, karena penetapannya melebihi satu tahun, padahal di dalam AD-ART maksimal satu tahun. Di mana PO tersebut baru disahkan 3 Mei 2021.

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved