Breaking News
Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Ngaji Gus Baha

Gus Baha Tentang Tarawih Kilat: 'Lebih Baik Saya Jadi Makmum Saja'

Membahas soal tarawih cepat bahkan sampai 7 menit, Gus Baha lebih baik jadi makmum saja.

Editor: Taufiqur Rohman
yoni Iskandar/Tribunjatim
Gus Baha bersama para muhibbin (pecintanya) serta para santri 

"Permintaan pasar jawab imam tersebut," kata Gus Baha sambil tertawa.

Baca juga: Penjelasan Gus Baha, Mengapa Keseringan Baca Istighfar Malah Jadi Dosa

Jadi imam melakukan hal tersebut karena tahu selera pasar alias yang dimau oleh makmum minta seperti itu.

Kata Gus Baha, karena kalau shalat tarawih lama, nanti mushola sunyi.

"Anak muda kalau tarawih tanya, yang cepat mana? bukan, yang baik mana? ujar Gus Baha.

Gus Baha pernah sholat di Lasem, di daerah kabupaten Rembang, lalu ia melihat ada imam yang sudah tua renta berjalan ke mihrab masjid.

Kemudian di belakangnya, seseorang bicara, "Waduh, kok Mbah itu, lama ini. Jangan Gus Pindah, pindah.

Dalam pendapat Gus Baha, dirinya lebih ingin menjadi makmum saja ketimbang imam terkait takut dengan tanggung jawab sebagai imam.

Ia pun memberikan logika berpikir nabi, bahwa dunia ini cuma mampir minum semata.

Semua bakal meninggal, karena usia rata-rata adalah 60 sampai 70 tahun.

Baca juga: Ngaji Gus Baha, Pilih Mana Kerja Saat Malam Hari atau Tarawih di Bulan Ramadhan, Ini Penjelasannya

"Ketika kita meninggal, yang kita kenang hanyalah sujud melaksanakan perintah Allah.

Bukan disuruh jadi kaya raya, berjabatan tinggi, namun disuruh sujud," sebut Gus Baha.

Meskipun tidak apa-apa punya uang dan jabatan, tapi perintah Allah cukup bersujud saja.

"Soal urusan kaya atau miskin itu urusan biasalah," sebutnya.

"Tapi identitas sejati kita ketika hidup adalah untuk bersujud," sambungnya.

Apalabila sudah sujud maka punya nikmat untuk membeli surga.

Halaman
123
Sumber: Bangka Pos
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved