Berita Terpopuler
VIRAL TERPOPULER: Besaran THR Lebaran 2022 & Gaji ke-13 PNS - Cara Daftar Mudik Gratis 2022 Kemenhub
3 berita viral terpopuler Minggu 17/4/2022 TribunJatim.com: besaran THR Lebaran 2022 dan gaji ke-13 PNS - cara daftar Mudik Gratis 2022 Kemeenhub.
TRIBUNJATIM.COM - Berikut berita viral terpopuler hari ini, Minggu, 17 April 2022 di TribunJatim.com.
Berita viral terpopuler pertama, ada kisah nasib teman kos Soekarno di rumah HOS Tjokroaminoto di Surabaya, dieksekusi mati tentara.
Selanjutnya berita mengenai besaran THR Lebaran 2022 dan gaji ke-13 untuk seluruh ASN, TNI, Polri, ASN Daerah, Pensiunan, Penerima Pensiunan, dan Pejabat Negara.
Tersaji juga berita kota tujuan Mudik Gratis 2022 dari Kemenhub bertambah hingga ke Jawa Timur. Berikut panduan cara daftarnya.
Simak selengkapnya berita viral terpopuler Minggu, 17 April 2022 di TribunJatim.com:
Baca juga: BLT Minyak Goreng dan BPNT untuk Warga Kadur Pamekasan Mulai Disalurkan, Tiap Orang Dapat Segini
Baca juga: Dipakai Jemput Suami di Hotel, Mobil Chevrolet di Surabaya Hangus Terbakar, Istri Terlihat Syok
Baca juga: VIRAL TERPOPULER: Korban Begal Menjadi Tersangka hingga Rincian Biaya Haji 2022
1. Nasib Eks Teman Kos Soekarno, Dieksekusi Mati Tentara

Pentolan Negara Islam Indonesia (NII) Kartosoewiryo, dan Soekarno sebenarnya bukanlah seteru, atau musuh.
Awalnya, Soekarno dan Kartosoewiryo justru berteman.
Mereka merupakan teman saat kos di rumah HOS Tjokroaminoto di Surabaya, Jawa Timur, bersama Semaun.
Belakangan, tiga sahabat itu pecah.
Baca juga: Alasan Direktur Muda Nikahi Wanita 14 Tahun Lebih Tua: Ajaib, Dikira Kaya Siapa Sangka Malah Tertipu
Masing-masing memilih haluan berbeda.
Soekarno memilih paham nasionalis, Kartosoewiryo menghendaki Islam sebagai dasar negara, dan Semaun yang menjadi merah karena bergabung dengan PKI, atau Partai Komunis Indonesia.
Terkait hubungan antara Soekarno, dan Kartosoewiryo, rupanya ada kisah yang tak diketahui semua orang.
Itu seperti yang terdapat dalam buku "Soekarno Poenja Tjerita", terbitan tahun 2016.
Dalam buku itu disebutkan, Kartosoewiryo memang tak mau mengakui pemerintahan Republik Indonesia yang dipimpin Soekarno, sejak 7 Agustus 1949.