Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Lamongan

Sosok Pratu Dwi Miftahul Achyar yang Gugur Usai Kontak Tembak dengan KKB, Santun dan Gemar Sedekah

Sosok Pratu Dwi Miftahul Achyar, prajurit asal Lamongan yang gugur setelah kontak tembak dengan KKB, dikenal santun dan gemar bersedekah.

Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Dwi Prastika
Tribun Jatim Network/Hanif Manshuri
Gugurnya Pratu Dwi Miftahul Achyar, prajurit asal Kelurahan Babat, Lamongan, Jawa Timur, setelah kontak tembak dengan Kelompok Separatis Teroris Papua (KSTP), menyisakan duka bagi keluarga, Minggu (24/4/2022). 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Hanif Manshuri

TRIBUNJATIM.COM, LAMONGAN - Gugurnya Pratu Dwi Miftahul Achyar, prajurit asal Kelurahan Babat, Lamongan, Jawa Timur, setelah kontak tembak dengan Kelompok Separatis Teroris Papua (KSTP), menyisakan duka bagi keluarga.

Pada Minggu (24/4/2022) pagi, Tribun Jatim Network menemui tiga anggota keluarga Pratu Dwi Miftahul Achyar, yakni ayah Sartono (50), kakak Yanta (32), guru kelas Sukarni, serta dua tetangga, Harsono dan Saroh.

Keluarga dan tetangga mengatakan, Pratu Dwi Miftahul Achyar merupakan sosok yang baik.

Menurut kakak Pratu Dwi Miftahul Achyar, Yanta, ada perubahan pada adiknya pada dua bulan terakhir sebelum gugur.

Pratu Dwi Miftahul Achyar kerap meminta bantuan kakaknya untuk membagikan uang yang dikirimnya dari Papua untuk keluarga, teman dan beberapa orang yang sakit di Babat.

"Akhir-akhir ini sering memberi sedekah. Saya sering disuruh untuk menyerahkan," ungkap Yanta kepada Tribun Jatim Network, Minggu (24/4/2022).

Bahkan, menurut Yanta, uang yang ditransfer melalui rekeningnya itu dinilainya teramat sering dan jumlahnya cukup banyak.

"La kok banyak, ini kan belum Idul Fitri," kata Yanta pada sang adik.

Namun berulang kali Miftah, sapaan Pratu Dwi Miftahul Achyar menjawab, ia sedang dapat banyak tambahan uang. Dan tambahan itu diniatkan semua untuk disedekahkan.

"Gak, gak popo mas (tidak apa-apa kak), aku dapat tambahan uang banyak. Tolong itu bagikan untuk orang- orang di rumah, teman, tetangga dan keluarga yang sakit," kata Yanta mengutip jawaban Miftah.

Kebaikan Miftah diakui Yanta bukan semasa jadi abdi negara. Sejak kecil sampai berhasil masuk TNI AL, Miftah tetap baik, santun dan sederhana.

Firasat yang berbeda dirasakan orang tuanya, Sartono, yang mengaku tidak bisa tidur nyenyak pada Jumat malam sampai ada kabar anaknya telah meninggal oleh kekejaman KKB.

"Saya semalam itu susah tidur, tidak seperti biasanya. Tahu-tahu kemudian ada kabar kalau Mif (panggilan korban) meninggal karena KKB," ungkapnya.

Sartono merasa sedih kehilangan sang putra yang masih lajang itu. Dia mengatakan anaknya adalah orang yang baik.

Sejak kecil hingga dewasa dan menjadi anggota TNI, akhlaknya tetap santun dan baik dengan semua orang.

"Kalau pulang maupun hendak berangkat tugas selalu pamit dan jabat tangan dengan para tetangga, termasuk dengan keluarga," katanya.

Mif, katanya, punya rencana juga akan mengumpulkan teman- teman sekolahnya ketika sudah pulang dari tugas di Papua.

"Anak itu baik, santun sama semua orang," kata Sartono.

Bahkan, almarhum belum berencana untuk menikah karena ingin melanjutkan sekolah sebagai seorang tentara.

"Dia belum, belum punya pacar. Dia tidak mikir itu, karena maunya hanya ingin sekolah dulu," ungkapnya.

Sartono berharap kejadian yang dialami anaknya menjadi insiden terakhir. Dan keberadaan KKB segera bisa diselesaikan.

Doa dari semua orang untuk anaknya sangat ia harapkan.

"Semoga husnul khotimah," ujarnya.

Ia juga memohon maaf pada semua teman, dan orang yang mengenal anaknya.

Sementara itu, ibu Pratu Dwi Miftahul Achyar, Rumina belum bisa diajak bicara karena masih syok dan hanya berucap kalau anaknya masih sehat berulang kali.

Dikutip dari Tribunnews.com, sebelumnya Pratu Dwi Miftahul Achyar gugur akibat serangan yang dilakukan oleh Kelompok Separatis Teroris Papua (KSTP) di sekitar Kalikote, Distrik Kenyam, Kabupaten Nduga, Papua, Sabtu (23/4/2022).

Pratu Dwi Miftahul Achyar adalah anggota Yon Taifib 2 Pasmar 2 yang tergabung dalam Satgas Trisula.

Saat kejadian, Jumat (22/4/2022) sekitar pukul 17.00 WIT, Tim Trisula Denpursus Satgas Kodim Mupe Yonif 3 Mar yang berjumlah 28 personel sedang melaksanakan Parimeter Siaga Senja Patroli Ambush di sekitar Kalikote.

Tim mendapatkan serangan dari KSTP dan terjadi kontak tembak.

Akibatnya, Pratu Dwi Miftahul Ahyar meninggal dunia setelah mengalami luka tembak.

Sementara Mayor Mar Lilik Cahyanto (Dandenpursus Satgas Kodim Mupe Yonif 3 Mar) mengalami luka akibat peluru yang rekoset.

Berdasarkan pers release dari Dinas Penerangan Angkatan Laut, TKP merupakan daerah blind spot dan cuaca hujan mengakibatkan tidak ada jaringan komunikasi HT, telepon satelit, dan ponsel.

Sehingga pasca kejadian kontak tembak, tidak dapat melaporkan ke Kotis Satgas Kodim Mupe Yonif 3 Mar, dan akhirnya Tim Trisula Denpursus Satgas Kodim Mupe Yonif 3 Mar melakukan perkuatan medan sampai dengan 23 April 2022 pukul 06.00 WIT.

Pada Sabtu (23/4/2022) pukul 06.11 WIT, Serda Mar Dino dari Tim Trisula melaporkan telah terjadi kontak tembak dengan KSTP di sekitar Kalikote.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Kumpulan berita seputar Lamongan

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved