Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Honda Brio Tertabrak Kereta di Surabaya

Impian Terakhir Korban Tragedi Honda Brio Vs Kereta, Kakak Pilu Ingat Ibu Nunggu, Teman: Gak Nyangka

Tragedi Honda Brio tertabrak kereta api di Suarabaya menguak berbagai cerita sedih. Di antaranya impian korban tewas dalam kecelakaan itu.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Sudarma Adi
TribunJatim.com/Luhur Pambudi
Impian Terakhir Korban Tragedi Honda Brio Vs Kereta, Kakak Pilu Ingat Ibu Menunggu di Rumah 

TRIBUNJATIM.COM - Tragedi Honda Brio tertabrak kereta api di Surabaya menguak berbagai cerita sedih.

Di antaranya impian korban tewas dalam kecelakaan itu yang harus pupus karena maut.

Keluarga korban kecelakaan Honda Brio vs kereta di Surabaya pun begitu berduka.

Tangis hingga tubuh mereka bak tak mampu menerima kenyataan yang terjadi pada anggota keluarga mereka.

Baca juga: BREAKING NEWS - Honda Brio Tertabrak Kereta di Perlintasan Tanpa Palang Jambangan Surabaya, 3 Tewas

Diketahui, tiga pemuda tewas dalam kecelakaan Honda Brio tertabrak kereta api di perlintasan tanpa palang pintu, Jalan Kebonsari Manunggal, Kebonsari, Jambangan, Surabaya, Minggu (24/4/2022) malam.

Mereka adalah Abid Bahrani (19) warga Jalan Sidosermo, Wonocolo, Surabaya, sebagai pengemudi mobil bernopol L-1120-QC. 

Kemudian, M Zidan Ibrahim (19) warga Bendul Merisi, Wonocolo, Surabaya, sebagai pemilik mobil berwarna merah tersebut. 

Dan, Fairuz Aditya Maulana (19), warga Margorejo, Wonocolo, Surabaya, sebagai penumpang. 

Mereka adalah teman sepermainan.

Sebuah mobil Honda Brio tertabrak kereta api di perlintasan tanpa palang pintu, Jalan Kebonsari Manunggal, Kebonsari, Jambangan, Surabaya, Minggu (24/4/2022), sekitar pukul 23.30 WIB. Tiga orang berjenis kelamin laki-laki tewas dalam insiden tersebut.
Sebuah mobil Honda Brio tertabrak kereta api di perlintasan tanpa palang pintu, Jalan Kebonsari Manunggal, Kebonsari, Jambangan, Surabaya, Minggu (24/4/2022), sekitar pukul 23.30 WIB. Tiga orang berjenis kelamin laki-laki tewas dalam insiden tersebut. (TribunJatim.com/Luhur Pambudi)

Insiden nahas itu terjadi, diduga saat ketiganya hendak pulang ke rumah, setelah menghadiri sebuah acara buka puasa bersama (bukber) di suatu tempat. 

Hal itu disampaikan oleh teman dekat korban Fairuz, bernama Rafli, saat ditemui TribunJatim.com di depan Kamar Mayat Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya

Hanya saja, Rafli mengaku, tidak mengetahui pasti di mana ketiganya melangsungkan acara buka puasa bersama itu. 

Setahu dia, acara tersebut merupakan agenda khusus yang dibuat secara pribadi oleh ketiganya. 

 "Hanya tiga orang bukber, mereka yang punya agenda," ujarnya, Senin (25/4/2022). 

Baca juga: Ibu di Surabaya Menangis Histeris, Anaknya Tewas dalam Insiden Honda Brio Vs Kereta, Pingsan 2 Kali

Bukan hanya Fairuz, korban tewas lain bernama Zidan Ibrahim (19) warga Bendul Merisi, Wonocolo, Surabaya, juga merupakan teman sepermainannya sejak kecil. 

Ia mengaku tidak menyangka kedua kawannya itu, akan meninggal dengan cara tragis.

Sama sekali dirinya tidak mendapati adanya firasat ataupun pertanda keanehan dari perilaku kedua kawannya itu, beberapa waktu sebelum kejadian. 

Bahkan pada Sabtu (23/4/2022), dirinya baru saja nongkrong dengan keduanya seperti biasa, tanpa keanehan apapun dari perilaku mereka. 

"Saya enggak menyangka aja. Teman masa kecil saya," pungkasnya. 

Sebuah mobil Honda Brio tertabrak kereta api di perlintasan tanpa palang pintu, Jalan Kebonsari Manunggal, Kebonsari, Jambangan, Surabaya, Minggu (24/4/2022), sekitar pukul 23.30 WIB. Tiga orang laki-laki tewas dalam insiden tersebut.
Sebuah mobil Honda Brio tertabrak kereta api di perlintasan tanpa palang pintu, Jalan Kebonsari Manunggal, Kebonsari, Jambangan, Surabaya, Minggu (24/4/2022), sekitar pukul 23.30 WIB. Tiga orang laki-laki tewas dalam insiden tersebut. (TribunJatim.com/Luhur Pambudi)

Duka mendalam juga diperlihatkan kakak Abid Bahrani (19).

Tangisnya tumpah saat berada di bangku depan teras kamar mayat Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya.

Apalagi saat pihak anggota keluarganya yang lain telah memastikan bahwa identitas salah seorang korban kecelakaan itu, bernama Abid Bahrani, sesuai dengan petunjuk KTP yang ditemukan di lokasi kejadian. 

Perempuan berambut panjang sebahu yang dikuncir ke belakang itu menangis tersedu-sedu seraya memeluk tubuh tantenya yang ikut mendampinginya menjemput jasad sang adik. 

Beberapa kali Tika meracau. Ia tak kuasa jika kondisi sang adik yang terbujur kaku tak bernyawa itu diketahui oleh sang ibu yang menunggu di rumah. 

"Gimana jelasin ke ibuk," tangis Tika memecah keheningan bangsal kamar mayat Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya, Senin (25/4/2022) dini hari. 

Baca juga: Saksi Ceritakan Detik-detik Honda Brio Tertabrak Kereta di Surabaya: Teriak Gak Karu-karuan

Sekitar 10 menit lamanya, Tika menumpahkan kesedihannya.

Tak lama kemudian, Tika akhirnya mampu menguasai dirinya. 

Seraya menyibakkan pandangan mata ke area terluar kamar mayat, dan menahan sesenggukan tangisnya, Tika mengatakan, sang adik baru saja merampungkan ujian sekolah.

Dan rencananya akan melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi, yakni perguruan tinggi. 

"Padahal mau kuliah," pungkasnya. 

Kini, impian Abid itu pupus karena maut.

Air mata Tika, kakak Abid Bahrani (19) korban tewas dalam insiden kecelakaan mobil Honda Brio tertabrak kereta api di perlintasan tanpa palang pintu, Jalan Kebonsari Manunggal, Kebonsari, Jambangan, Surabaya, Minggu (24/4/2022), tumpah saat berada di bangku depan teras kamar mayat Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya.
Air mata Tika, kakak Abid Bahrani (19) korban tewas dalam insiden kecelakaan mobil Honda Brio tertabrak kereta api di perlintasan tanpa palang pintu, Jalan Kebonsari Manunggal, Kebonsari, Jambangan, Surabaya, Minggu (24/4/2022), tumpah saat berada di bangku depan teras kamar mayat Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya. (TribunJatim.com/Luhur Pambudi)

Penjaga perlintasan kereta api swadaya, Sukarno (47) menjelaskan kronologi kecelakaan maut itu,

Saat itu, kendaraan Honda Brio bernopol L-1120-QC melaju dari arah barat menuju ke timur. Atau dapat disebut melaju dari arah jembatan bentang layang Tol Kebonsari menuju ke kawasan Injoko. 

Saat KA Sancaka Jurusan Surabaya-Bandung melintas dari arah utara ke selatan, Sukarno mengaku telah melakukan mekanisme pemberian tanda berhenti kepada setiap kendaraan yang akan melintas, dari arah barat ataupun timur. 

Terbukti, dari arah timur atau Injoko, terdapat tiga pengendara motor yang berhenti untuk mematuhi petunjuk instruksi tanda berhenti darinya, menggunakan tongkat menyala berwarna merah.

Namun sebuah mobil Honda Brio malah melaju dengan kencang seperti tidak mengindahkan petunjuk tanda berhenti yang dilakukannya. 

"Dari timur ada motor 3, kalau gak salah. Motor sudah berhenti. Ada mobil satu dari arah barat, jalan terus. Saya setop masih jalan terus, gak mau berhenti," ujarnya pada awak media di lokasi, Senin (25/4/2022) dini hari. 

Baca juga: Air Mata Kakak Korban Tewas Insiden Honda Brio Vs Kereta di Surabaya Tumpah: Gimana Jelasin ke Ibu

Sukarno juga mengaku telah meneriaki pengemudi mobil tersebut.

"Sudah saya teriaki. Bengok-bengok (teriak-teriak) orang 4 sudah mbengok (teriak) gak karu-karuan. Kan ada orang cangkruk (nongkrong) di sini. Sudah saya setop. Enggak sempat berhenti. Langsung jalan terus, enggak mau berhenti," jelasnya. 

Mobil pun dihantam KA yang melaju kencang, hingga terseret sejauh 47 meter ke arah selatan. 

"Dari arah barat. Kendaraannya kalau enggak salah 50 Km/jam lebih," pungkas pria yang telah menjadi petugas penjaga perlintasan KA swadaya di sana sejak lima tahun lalu itu. 

( TribunJatim.com/Luhur Pambudi - Ani Susanti )

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved