Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Tulungagung

Antisipasi PMK, Disnakkeswan Tulungagung Lakukan Disinfeksi Kendaraan Pengangkut Hewan Ternak

Antisipasi penyebaran penyakit PMK, Disnakkeswan Tulungagung melakukan disinfeksi ke semua kendaraan pengangkut hewan ternak.

Penulis: David Yohanes | Editor: Dwi Prastika
Tribun Jatim Network/David Yohanes
Petugas penyemprotkan cairan disinfektan ke kendaraan yang masuk ke Pasar Hewan Terpadu (PHT) Tulungagung, Rabu (11/5/2022). 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, David Yohanes

TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Untuk mencegah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak di Jawa Timur, dua petugas dengan mesin penyemprot terlihat bersiaga di kedua sisi gerbang Pasar Hewan Terpadu (PHT) di Desa Sumberdadi, Kecamatan Sumbergempol, Tulungagung, Rabu (11/5/2022).

Keduanya melakukan penyemprotan disinfektan ke setiap kendaraan pembawa hewan ternak.

Bukan hanya pada kendaraan yang bermuatan, namun juga kendaraan kosong.

"Disinfeksi ini untuk pengamanan lalu lintas hewan ternak yang masuk ke pasar hewan. Karena di sini tempat berkumpulnya ribuan hewan ternak," terang Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Tulungagung, Mulyanto.

Petugas kesehatan hewan juga memeriksa sapi-sapi yang dicurigai terserang PMK.

Terutama sapi yang mengeluarkan air liur, selama ada tambatan PHT.

Hasilnya tidak ditemukan sapi yang dicurigai terjangkit PMK.

"Kami juga tidak menemukan hewan yang berasal dari daerah outbreak, maupun daerah suspect," sambung Mulyanto.

PHT Tulungagung banyak menerima pedagang dari wilayah sekitar, seperti Trenggalek, Kediri, dan Blitar.

Daerah-daerah itu sama seperti Tulungagung, adalah daerah yang bebas PMK.

Dengan demikian, hewan ternak dari daerah tersebut bebas masuk ke Tulungagung.

"Sebaliknya, hewan ternak dari Tulungagung bebas masuk ke mana saja," tegas Mulyanto.

Penyakit mulut dan kuku pada hewan ternak tidak menular ke manusia.

Namun penyakit ini menyebar dengan cepat di antara hewan berkuku ganda, seperti sapi, kambing, domba, babi, kerbau, rusa dan kuda.

Angka kematiannya juga cukup tinggi, sehingga bisa mengancam populasi hewan ternak di suatu daerah.

"Tentu secara ekonomi para peternak akan merugi. Karena itu harus ada upaya pencegahan supaya populasi hewan ternak kita bisa bertahan dan lestari," papar Mulyanto.

Saat ini populasi sapi potong di Tulungagung sebanyak 140.000 ekor.

Sedangkan sapi perah sebanyak 25.000 ekor, dan kambing 207.000 ekor.

Penyakit mulut dan kuku bisa dikenali dari gejala yang muncul, yaitu luka melepuh pada mulut dan lidah hewan ternak.

Selain itu hewan ternak mengalami demam tinggi 39-40 derajat celsius.

Kakinya juga mengalami luka dan pincang. Pada kondisi yang sudah parah, kuku hewan akan copot.

Penyakit ini tidak menular ke manusia.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Kumpulan berita seputar Tulungagung

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved