Berita Surabaya
Cegah PMK Meluas, Ratusan Sapi Asal Kupang Ditolak Bongkar di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya
Makin tersebarnya wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak membuat satgas PMK di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya makin waspada.
Penulis: Firman Rachmanudin | Editor: Januar
Laporan wartawan Tribun Jatim Network, Firman Rachmanudin
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Makin tersebarnya wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak membuat satgas PMK di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya makin waspada.
Satgas yang dibentuk Polres Pelabuhan Tanjung Perak dan Balai Besar Karantina Pertanian (BBKP) Surabaya itu secara berkala mengontrol kedatangam hewan ternak terutama sapi yang hendak dikirim dan diterima melalui Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya.
Kamis (12/5/2022) malam, Satgas ini mendapati 700 ekor sapi dari Kupang, Nusa Tenggara Timur, yang diangkut kapal hendak berlabuh di Pelabuhan Tanjung Perak.
Ratusan ekor sapi ini hendak dibongkar di pelabuhan untuk dikirim ke wilayah Bekasi menggunakan jalur darat.
Baca juga: Angkutan Lebaran 2022 Lancar, Sebanyak 634.459 Pelanggan Sukses Dilayani KAI Daop 8
"Rencananya hendak dikirim ke Bekasi menggunakan truk. Kami minta untuk tidak melakukan bongkar di pelabuhan. Sesuai Surat Edaran Menteri jadi kami menindaklanjuti hal tersebut," kata Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak AKBP Anton Elfrino Trisanto, Jumat (13/5/2022).
Ia mengungkapkan, hal ini dilakukan satgas PMK untuk mencegah penularan PMK yang semakin banyak menyerang sapi lantaran perjalanan darat terlalu beresiko.
Ia meminta kapal untuk melanjutkan perjalanan dan melakukan bongkar di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.
Mereka sempat memberi makan sapi tersebut kemudian melanjutkan perjalanan ke tujuan.
"Ini langkah pencegahan, apalagi sapi juga dikirim ke Bekasi. Sehingga kami terpaksa tidak mengizinkan untuk bongkar di sini (Pelabuhan Tanjung Perak)," ungkapnya.
Sementara itu, Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Akhmad Yusep Gunawan juga melakukan langkah antisipasi dengan menyidak Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Kedurus, Karangpilang, Surabaya.
Ia meminta pemilik sapi melaporkan jika menemukan adanya penyakit mulut dan kuku tersebut.
"Laporkan ke kami agar ada langkah antisipasi untuk mencegah penyebaran PMK di Surabaya," tegas Yusep.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com