Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Lumajang

Bupati Lumajang Minta Peternak Tak Buru-buru Sembelih Sapi yang Terjangkit PMK: Bisa Diobati

Bupati Lumajang Thoriqul Haq meminta para peternak untuk tak terburu-buru menyembelih sapi yang terjangkit PMK: Bisa diobati.

Penulis: Tony Hermawan | Editor: Dwi Prastika
Tribun Jatim Network/Tony Hermawan
Bupati Lumajang, Thoriqul Haq meminta peternak untuk tidak terburu-buru menyembelih hewan ternak yang terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), karena PMK bisa disembuhkan, Selasa (17/5/2022). 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Tony Hermawan

TRIBUNJATIM.COM, LUMAJANG - Peternak di Kabupaten Lumajang dibayang-bayangi risiko fatal Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak mereka.

Bahkan sebagian peternak yang mendapati sapinya bergejala PMK, memilih menyembelihnya lebih cepat. Mereka khawatir jika sapinya mati, akan menanggung kerugian besar.

Menurut data terbaru Dinas Pertanian, ada 494 ekor sapi yang terjangkit wabah PMK. Dari ratusan sapi itu, dikabarkan ada 9 ekor yang tak bisa diobati dan mati.

Kabar kematian sapi ini tentu saja langsung tersebar di kalangan peternak. Apalagi dengan rumor PMK bisa mengakibatkan sapi mati mendadak, cukup banyak peternak memilih solusi alternatif. Sapi dalam kondisi sakit sengaja disembelih lebih cepat. Peternak takut jika sapi mati mendadak malah tidak bisa dijual. 

Bupati Lumajang, Thoriqul Haq mengaku prihatin dengan pilihan peternak yang dinilai terlalu gegabah menyembelih sapi yang terjangkit PMK.

Dia mengatakan, virus ini bisa diobati. Caranya, jika peternak mendapati sapinya terpapar PMK, harus segera melaporkan ke perangkat desa. Dengan begitu, peternak bisa mendapat obat antibiotik yang bisa diberikan ke sapi.

"Ojo kesusu (jangan buru-buru/gegabah) membuat keputusan menjual atau memotong sapi. Jual atau potong sapi harus ada rekomendasi dokter hewan," kata Thoriqul Haq, Selasa (17/5/2022).

Pria yang karib disapa Cak Thoriq ini berharap peternak selalu telaten merawat sapi jika sudah dalam kondisi terinfeksi PMK. Penyembuhan bisa lebih cepat jika peternak rutin memberi sapi dengan asupan empon-empon. 

Berikutnya, sapi sakit harus dikarantina, dan untuk sementara tidak usah dibawa ke pasar hewan. Hal ini sangat berisiko, sebab penularan PMK bisa melalui udara, air liur, atau kotoran sapi. 

"Pemilik sapi yang di kandangnya ada yang sakit, atau kandang sapi tetangganya ada yang sakit, untuk sementara tidak membawa sapi ke pasar hewan," pungkasnya.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Kumpulan berita seputar Lumajang

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved