Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Madiun

Tak Berizin, Pabrik Arak Ilegal di Madiun Ditutup Polisi, Mampu Produksi 480 Liter dalam Sehari

Pabrik minuman keras (miras) ilegal jenis arak ditutup Polres Madiun Kota. Pabrik Arak yang berlokasi di Desa Sidomulyo, Kecamatan Sawahan

Penulis: Sofyan Arif Candra Sakti | Editor: Januar
TribunJatim.com/ Sofyan Arif Candra
Pabrik Arak di Desa Sidomulyo, Kecamatan Sawahan, Kabupaten Madiun ditutup Polres Madiun Kota, Jumat (27/5/2022) 

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Sofyan Arif Candra

TRIBUNJATIM.COM, MADIUN - Pabrik minuman keras (miras) ilegal jenis arak ditutup Polres Madiun Kota.

Pabrik Arak yang berlokasi di Desa Sidomulyo, Kecamatan Sawahan, Kabupaten Madiun tersebut digerebek polisi pada Selasa (24/5/2022) lalu.

Di dalam sebuah rumah tua, polisi mendapati empat orang karyawan sedang melakukan pembuatan minuman beralkohol jenis Arak.

Kapolres Madiun Kota, AKBP Suryono, mengatakan rumah tersebut merupakan milik warga desa setempat yang disewa oleh tersangka utama yaitu S (38) asal Kabupaten Lamongan.

Dalam produksi Arak tersebut, S mempekerjakan empat orang karyawan.

Baca juga: Lagi di Halaman Belakang, Warga Trenggalek Tiba-tiba Dengar Suara Keras: Saya Kira Rumah Roboh

"Pembuatan minuman beralkohol ini tanpa izin, sehingga dapat dipastikan ilegal," kata Suryono, Jumat (27/5/2022).

Dari pantauan di lokasi, puluhan drum berisi bahan baku arak ditempatkan di salah satu ruang di rumah kontrakan tua tersebut.

Bau menyengat juga tercium begitu masuk rumah yang terdiri dari empat ruangan utama itu.

Suryono menyebut rumah produksi Miras Ilegal tersebut sudah berdiri sejak tiga bulan yang lalu.

Dalam sekali proses memasak/ penyulingan, rumah produksi tersebut bisa menghasilkan rata-rata 4 jeriken minuman beralkohol dengan kapasitas 30 liter per jeriken, atau 120 liter dalam sekali produksi.

"Kalau dalam sehari semalam dapat menghasilkan 16 jerigen atau 480 liter," jelas Suryono.

Hasil produksi Arak tersebut dipasarkan di wilayah peredaran Kota Madiun, Kabupaten Madiun dan Kabupaten Magetan.

"Setiap jeriken dijual dengan harga Rp 350 ribu hingga Rp 370 ribu dan menghasilkan keutungan rata-rata sebanyak Rp 20 juta per bulan," ucapnya 

Dalam memproduksi minuman beralkohol, jelas Suryono pelaku mencampurkan tetes tebu dengan air dengan perbandingan tetes tebu sebanyak 30 persen dan air 70 persen.

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved