Berita Tulungagung
Pembangunan Jembatan Ngadi Kabupaten Kediri Ikut Dipantau Langsung oleh Bupati Tulungagung
Bupati Tulungagung, Maryoto Birowo meninjau pembongkaran Jembatan Ngadi atau Jembatan Jeli, di perbatasan Desa Jeli, Kecamatan Karangrejo dengan Desa
Penulis: David Yohanes | Editor: Ndaru Wijayanto
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, David Yohanes
TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Bupati Tulungagung, Maryoto Birowo meninjau pembongkaran Jembatan Ngadi atau Jembatan Jeli, di perbatasan Desa Jeli, Kecamatan Karangrejo dengan Desa Ngadi, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, Selasa (31/5/2022).
Meski jembatan ini dibangun oleh Pemkab Kediri, Bupati akan mendukung sepenuhnya.
Seperti menyediakan lahan di wilayah Tulungagung, untuk dipakai operasional alat berat.
"Pembangunannya memang di Pemkab Kediri, tapi pemanfaatannya untuk masyarakat kedua wilayah," ucap Bupati.
Selain itu Bupati juga akan menggagas proyek pendukung jembatan baru ini.
Seperti pembuatan saluran air yang dibutuhkan, atau talut jika dibutuhkan.
Baca juga: Jembatan Ngadi Belum Diperbaiki, Kendaraan Antre Lintasi Jembatan Darurat Tulungagung-Kediri
Pemkab Tulungagung juga akan mengatur elevasi wilayah selatan jembatan.
"Misalnya jika elevasinya kurang memadai, kami akan melakukan penyesuaian," sambung Bupati.
Bupati menegaskan, pihaknya akan berbuat berbaik menyesuaikan apa yang dibutuhkan di selatan jembatan.
Sehingga keberadaan jembatan baru ini memberi manfaat sepenuhnya untuk masyarakat.
"Akhir tahun jembatan ini sudah bisa dilalui. Karena itu kami siapkan apa yang dibutuhkan di sisi Kabupaten Tulungagung," tegasnya.
Baca juga: Bupati Mas Dhito Percepat Proses Pembangunan Jembatan Ngadi yang Hubungkan Kediri-Tulungagung
Dalam kesempatan ini Bupati juga mengunjungi jembatan darurat yang dibangun warga.
Jembatan dengan konstruksi scaffolding dan bambu ini untuk jalan pertolongan selama pembangunan Jembatan Ngadi.
Sebab tanpa jembatan ini warga Ngadi dan Jeli harus memutar sekitar 7 kilometer.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), Dwi Hari Subagyo, mengatakan jembatan darurat yang dibangun warga sebenarnya tidak direkomendasi.
"Konstruksinya tidak direkomendasi. Jauh dari layak," ucap Dwi Hari.
Meski karena sudah dibangun dan dibutuhkan warga, ia berharap ada pengaturan kendaraan yang melintas.
Pengaturan dilakukan jangan sampai ada pembebanan berlebih yang membahayakan konstruksi.
Selain itu perlu ada pemeliharaan rutin untuk memastikan kekuatan setiap bagian jembatan.
"Pastikan volume kendaraan yang melintas. Lihat juga kekuatan aliran air di bawahnya," ujar Dwi Hari.
Untuk memastikan keamanan jembatan darurat ini, Dwi Hari akan memperbantukan personelnya.
Personel dari UPT Dinas PUPR Kecamatan Kauman setidaknya bisa ikut mengawasi kekuatan jembatan ini.
Namun bantuan ini tidak bisa diwujudkan dalam bentuk material.
Jembatan Ngadi ambruk sejak Februari 2017 dan tak kunjung dibangun ulang.
Selama ini di lokasi jembatan lama hanya dipasang jembatan bailey atau jembatan darurat.
Ketinggian dan lebar jembatan yang terbatas membuat kendaraan dari kedua arah harus bergantian.
Relawan pun harus berjaga selama 24 jam untuk memastikan kelancaran lalu lintas.
Kini jembatan bailey tersebut telah dibongkar dan akan dibangun jembatan permanen.