Berita Blitar
Kisah Asmara Segitiga Siswi SMP dan 2 Kakek di Blitar, Kematian Seorang Pelaku Bongkar Semuanya
Tewasnya Bd, warga Desa Banjasari, Kecamatan Selorejo, yang jasadnya ditemukan sudah membusuk, Rabu (01/06/2022) siang lalu, rupanya juga berdampak
Penulis: Imam Taufiq | Editor: Januar
Laporan wartawan Tribun Jatim Network, Imam Taufiq
TRIBUNJATIM.COM, BLITAR - Tewasnya Bd, warga Desa Banjasari, Kecamatan Selorejo, yang jasadnya ditemukan sudah membusuk, Rabu (01/06/2022) siang lalu, rupanya juga berdampak terhadap pengungkapan kasus lainnya.
Bukan hanya mengungkap motif di balik kasus gantung diri korban, namun sekaligus juga mempercepat pengungkapan kasus dugaan pencabulan dengan korbannya anak gadis yang masih di bawah umur, anak kelas 1 SMP di dusun itu.
Sebab, dengan penemuan mayat korban, yang juga dikait-kaitkaan dengan kasus dugaan pencabulan itu, membuat teman Bd, akhirnya tak bisa berkelit.
Sebab, sebelumnya atau pada 4 Mei 2022 lalu, baik Bd maupun tetangga, Sry, kakek berusia 63 tahun itu mangkir atas panggilan penyidik. Namun, begitu mayat Bd ditemukan dalam keadaan sudah sulit dikenali, Sry jadi patuh hukum. Mungkin, karena sudah tak ada temannya lagi karena Bd sudah tiada sehingga ia memenuhi panggilan.
Baca juga: Selisih 10 Menit, 4 Nyawa Melayang di Sekitar Suramadu, Semua Terjadi saat Dini Hari
Sehari setelah penemuan mayat Bd, Kamis (02/06/2022), Sry mendatangi panggilan Polres Blitar. Saat itu, Sry masih dipulangkan namun sehari keemudian, Jumat (03/06/2022), langsung ditahan.
"Iya, dia sudah kami amankan untuk kepentingan penyidikan ataas kasus itu (ddugaan pencabulan anak di baawah umur, yang kini sudah hamil tujuh bulan). Dan, dia sudah mengakui perbuatanya atas kasus itu," kata AKP Tika Pusvita Sari, Kasat Reskrim Polres Blitar, Minggu (05/06/2022).
Ditahannya kakek dua cucu, yang kini menunggu kelahiran cucunya yang ketiga ini kembali jadi viral di dusunnya. Bukan karena ditahannya Sry namun kembali mengingatkan kematian Bd, yang gantung diri di pohon kopi, dengan berjarak sekitar 500 meter dari rumahnya. Jasadnya ditemukan bukan hanya sudah membusuk namun juga sudah terpisah antara kepala dan tubuhnya.
Di atasnya ada tali tampar yang melingkar dengan kondisi masih mengikat kuat di pohon kopi, yang ada di perengan area kebun kopi.
"Iya, masih jadi omongan warga. Katanya, kok bisa mereka (kedua pelaku yang sudah sama-sama punya cucu kok bisa berbuat begituan dengan anak seusia segitu (korban yang hamil itu saat ini kelas 1 SMP)," ujar warga yang enggan disebukan namanya.
Bahkan, terkuak di kalangan warga, kalau hubungan cinta yang tak pantas itu terjadi sudah lama. Namun, Sry itu menjalin hubungan khusus dengan korban sejak Desember 2021 lalu. Entah itu sudah putus atau belum dengan Bd, namun sebelum dengan Sry, korban lebih dulu ada hubungan dengan Bd. Makanya, begitu terkuak kehamilan korban, dua pria itu yang dipanggil Polres Blitar.
Malah sebelum dilaporkaan ke Polres Blitar, keduanya sudah kena hukum adat desa, yakni didenda dengan uang. Tujuannya, bukan sekadar denda uangnya namun memberi efek jera.
Makanya, kenekatan Bd, sampai mengakhiri hidupnya dengan gantung diri itu karena mengadapi persoalan yang pelik. Bukan hanya malu karena aibsnya terbongkar namun ia kena sanksi adat dan menghadapi ancaaman hukum dari Polres Blitar. Mungkin, karena tak menemukan solusi, ia akhirnya nekat seperti itu.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com