Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Jatim

Bolehkah Berkurban dengan Hewan yang Terserang PMK? Ini Penjelasan Ketua Bidang Dakwah MUI

Bolehkah berkurban dengan hewan yang terserang PMK? Begini penjelasan Ketua Bidang Dakwah dan Ukhuwah MUI, KH Cholil Nafis. Terbagi menjadi dua.

Penulis: Tony Hermawan | Editor: Dwi Prastika
Tribun Jatim Network/Tony Hermawan
Ketua Bidang Dakwah dan Ukhuwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Cholil Nafis menjawab pertanyaan bolehkah hewan yang terkena Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) digunakan untuk berkurban, saat ditemui wartawan di Lumajang, Jumat (24/6/2022). 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Tony Hermawan

TRIBUNJATIM.COM, LUMAJANG - Sebentar lagi, masyarakat Indonesia akan merayakan Hari Raya Idul Adha 2022.

Hari Raya Idul Adha disebut juga Hari Raya Kurban karena akan dilaksanakan penyembelihan hewan kurban.

Merebaknya wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak membuat masyarakat sedikit waswas, karena syarat hewan kurban adalah yang sehat.

Bolehkah berkurban dengan hewan yang terserang PMK?

Ketua Bidang Dakwah dan Ukhuwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Cholil Nafis, mengatakan, jika hewan ternak hanya mengalami gejala ringan, masih bisa digunakan untuk berkurban. Gejala ringan yang dimaksud adalah hewan ternak yang hanya mengeluarkan air liur sedikit, kuku tidak sampai lepas, dan masih mau makan. 

"Tapi kalau yang sudah parah keluar terus liurnya, kukunya copot, itu tidak boleh dikurbankan, karena yang sakit jelas sakitnya itu tidak boleh dikurbankan," tuturnya, saat berkunjung di Lumajang, Jumat (24/6/2022).

KH Cholil Nafis juga menjelaskan, daging hewan ternak yang hanya mengalami gejala ringan PMK aman untuk dikonsumsi. Itu sudah diteliti oleh tenaga ahli. Asalkan, daging hewan ternak dimasak sampai betul-betul matang.

"Cuma kalau kita jijik karena melihat dari penyakit, jangan dilaksanakan. Tinggalkan yang ragu, kepada yang tidak ragu," ujarnya.

KH Cholil Nafis berharap, saat memilih hewan kurban, hendaknya masyarakat bisa memanfaatkan layanan bimbingan dari Dinas Peternakan. Sehingga masyarakat benar-benar bisa memastikan hewan yang digunakan berkurban dalam kondisi sehat.

"Saya menyadari kalau di daerah di pelosok jarang  terjangkau Dinas Peternakan. Saya harap Dinas Peternakan lebih bisa turun ke desa-desa untuk memastikan hewan yang digunakan kurban sehat," pesannya.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Kumpulan berita seputar Lumajang

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved