Berita Kota Malang
Idul Adha di Tengah Wabah PMK, Kapolresta Malang Kota: Jangan Takut dan Khawatir Berkurban
Rayakan Idul Adha di tengah wabah PMK, Kapolresta Malang Kota imbau masyarakat untuk tidak takut dan khawatir berkurban.
Penulis: Kukuh Kurniawan | Editor: Dwi Prastika
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Kukuh Kurniawan
TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Hari Raya Idul Adha 2022 di Kota Malang diprediksi akan berlangsung di tengah wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak.
Pihak Forkopimda Kota Malang dan jajaran terkait lainnya terus berkoordinasi untuk segera menuntaskan permasalahan tersebut.
Kapolresta Malang Kota, Kombes Pol Budi Hermanto mengatakan, pihaknya bersama Pemkot Malang, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Malang, serta Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Brawijaya Malang telah berkolaborasi dan bekerja sama dalam penanganan PMK.
"Selain itu, pada Rabu (22/6/2022) kemarin, kami juga telah menggelar rapar koordinasi (rakor) bersama MUI Kota Malang dan beberapa ormas Islam untuk membahas hal tersebut," ujarnya kepada TribunJatim.com, Minggu (26/6/2022).
Baca juga: Bolehkah Berkurban dengan Hewan yang Terserang PMK? Ini Penjelasan Ketua Bidang Dakwah MUI
Pria yang akrab disapa BuHer ini meminta masyarakat tidak takut dan khawatir untuk berkurban.
Pasalnya, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat telah mengeluarkan Fatwa Nomor 32 Tahun 2022 yang mengatur hukum dan panduan pelaksanaan kurban saat kondisi PMK.
"Dokter hewan dari FKH UB dan Dispangtan Kota Malang juga telah menjelaskan, sejauh ini belum ada dampak ke manusia apabila mengonsumsi daging hewan terjangkit PMK. Namun tentunya, harus dilakukan dengan tata cara memasak yang baik dan benar. Seperti dimasak dan dipanaskan dengan suhu di atas 70 derajat celsius," terangnya.
Dalam kesempatan tersebut, BuHer juga mengimbau kepada peternak yang hewannya terjangkit PMK untuk dapat selalu aktif memberikan asupan makanan, agar hewannya dapat segera sembuh.
"Hewan-hewan yang terkena PMK, biasanya mulutnya luka serta sariawan, sehingga tidak bisa makan. Maka, asupan makanan bisa disuap secara manual," ujarnya.
"Jadi, rumput-rumput bisa dicacah dan dikasih air lalu disuapkan langsung ke hewannya oleh petugas kesehatan atau peternak. Dan asupan makanan ini harus terus terjaga. Kalau ada asupan makanan, maka metabolisme dan daya tahan tubuh hewan semakin bagus dan mempercepat kesembuhan," tandasnya.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
Kumpulan berita seputar Malang