Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Inflasi AS Bisa Berdampak pada Perekonomian Indonesia? Begini Penjelasan Ekonom Unair

Inflasi Amerika Serikat (AS) bisa berdampak pada perekonomian Indonesia? Begini penjelasan Ekonom Unair Surabaya Wisnu Wibowo.

Penulis: Fikri Firmansyah | Editor: Dwi Prastika
Istimewa/TribunJatim.com
Ekonom Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Dr Wisnu Wibowo SE Msi memberikan penjelasan mengenai dampak kenaikan inflasi di negara AS terhadap perekonomian Indonesia, Jumat (1/7/2022). 

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Fikri Firmansyah

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Amerika Serikat mengalami inflasi tertinggi selama empat dekade terakhir. Pada Mei 2022, inflasi AS berada di angka 8,6 persen.

Menanggapi hal itu, Ekonom Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Dr Wisnu Wibowo SE Msi memberikan penjelasan mengenai dampak kenaikan inflasi di negara AS terhadap perekonomian Indonesia.

Menurut Wisnu Wibowo, perekonomian di Indonesia akan merasakan imbas dari inflasi AS.

Area-area yang terdampak di antaranya adalah pasar keuangan, pasar saham, dan kenaikan suku bunga The Fed.

Meski demikian, kata Wisnu Wibowo, pada sisi lain naiknya harga komoditas juga berpotensi memberikan dampak positif bagi Indonesia. Di antaranya adalah terjadinya peningkatan kinerja perdagangan luar negeri Indonesia yang didorong karena kenaikan harga komoditas ekspor, seperti sawit dan batu bara.

Dampak di Pasar Keuangan

Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unair Surabaya itu menerangkan, bank sentral US (The Fed) mengendalikan inflasi dengan menerapkan kebijakan kenaikan suku bunga acuan. Di pasar keuangan, kebijakan itu dapat memicu terjadinya capital outflow yang disebabkan oleh melebarnya kesenjangan antara suku bunga domestik dan suku bunga internasional (interest spread).

“Dana investasi jangka pendek akan balik kandang ke pasar keuangan US untuk menikmati keuntungan dari selisih bunga yang lebih tinggi,” terangnya, Jumat (1/7/2022).

Dampak di Pasar Saham

Di pasar saham, kenaikan harga komoditas di pasar global dapat memberikan dampak ganda yang berbeda. Kinerja saham sektor-sektor komoditas akan bergerak positif. Sebaliknya, untuk sektor yang mengalami tekanan harga energi dan pangan akan mengalami tekanan yang cukup serius. Contohnya perusahaan pembangkit listrik.

“Namun khusus untuk sektor consumer good, tekanan yang dialaminya tidak terlalu besar, karena mereka lebih mampu fleksibel untuk menyesuaikan harga produk,” jelasnya.

Dampak Kenaikan Suku Bunga The Fed

Menurut Wisnu, Kenaikan suku bunga The Fed juga dapat memberikan tekanan pada kurs mata uang.

"Jadi, rupiah ini berpotensi mengalami pelemahan apabila nantinya Bank Indonesia melakukan penyesuaian kebijakan moneter dengan meningkatkan suku bunga acuan. Dan apabila hal ini terjadi, maka dapat mengganggu momentum pemulihan ekonomi Indonesia pasca pandemi Covid-19,” terangnya.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved