Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Penangkapan DPO Pencabulan Jombang

Nasib Ponpes Shiddiqiyah Pasca Mas Bechi Tersangka Pencabulan Jombang Dicokok, Banyak Santri Mundur

Inilah nasib terkini Ponpes Shiddiqiyyah pasca penangkapan Mas Bechi tersangka kasus pencabulan di Jombang

Penulis: Febrianto Ramadani | Editor: Januar
TribunJatim.com/Luhur Pambudi
Moch Subchi Al Tsani (MSAT) alias Mas Bechi, anak kiai di Jombang yang menjadi tersangka kasus pencabulan santri putri, saat dikeler anggota Subdit IV Renakta Ditreskrimum Polda Jatim dan petugas Rutan Kelas I Surabaya, di Medaeng, Sidoarjo, Jumat (8/7/2022). 

Laporan wartawan Tribun Jatim Network, Febrianto Ramadani

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Berdasarkan data yang dihimpun oleh Kanwil Kemenag Jatim, total santri yang menimba ilmu di Pondok Pesantren Shiddiqiyyah, Kecamatan Ploso, Kabupaten Jombang adalah 998 orang.

Kepala Bidang Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kanwil Kemenag Jatim, Mohammad As'adul Anam, menjelaskan, untuk tingkat Ula berjumlah 309, lalu tingkat Wustho 465, dan tingkat Ulya 224 santri.

Kemudian ditambah Istiadatul Maqosid Al Quran atau IMQ sebanyak 166 santri. Selain jumlah yang disebutkan, tidak dikategorikan sebagai santri, karena ada yang datang mengikuti pengajian, majelis taklim, dan thoriqoh. Sedang yang bermukim di ponpes tersebut 1166.

Soal santri yang pindah, As'adul Anam menyebut terdapat 21 santri yang mengundurkan diri dari Ponpes tersebut. Saat ini pihaknya masih menunggu data terbaru.

"Kalau memang orang tua minta difasilitasi pindah ke kabupaten kota mana, kami akan mengarahkannya. Tapi kalau menarik diri, kami ingin anak anak tetap bisa melanjutkan pendidikan," ucapnya, ketika ditemui di lokasi Rabu (13/7/2022).

Baca juga: Kasus Mas Bechi Anak Kiai Jombang Tersangka Pencabulan Bikin PCTA Indonesia Bereaksi: Kita Kaget

Terkait dengan santri yang ditarik orang tuanya atau menarik diri tidak melanjutkan pendidikan disitu, lanjut As'adul, menjadi kewenangan orang tua dan santri.

"Ada orang tua menyampaikan tetap konsisten anak anaknya dipondokkan disini dan tidak mau menarik kembali," ungkapnya.

Saat ini, kata dia, kondisi di pesantren sudah kembali seperti biasa. Ditambah,kegiatan disana juga berjalan dengan normal.

As'adul juga berharap ketenangan masyarakat di sekitar pesantren, ketentraman orang tua dan wali santri benar benar tercipta. Serta terwujudnya rasa keadilan terhadap korban di dalam proses pengadilan nanti.

"Biar bagaimanapun bahwa kejadian itu sangat berpengaruh terhadap kondisi psikologis para santri, dan para ustad. Oleh karena itu, kalau kemudian para santri atau orang tua menarik atau tidak kembali melanjutkan pendidikan disitu, maka menjadi kewenangan orang tua atau santri," pungkasnya.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved