Berita Jember
Warga Jember Merana Kesulitan Air Bersih sejak Januari: Semakin ke Sini Makin Habis
Dam Sembah jebol, warga Jember merana kesulitan air bersih: Sejak Januari, makin ke sini, air bersih semakin habis.
Penulis: Sri Wahyunik | Editor: Dwi Prastika
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Sri Wahyunik
TRIBUNJATIM.COM, JEMBER - Sejumlah emak-emak menunggui galon-galon air yang tertata di samping bawah sebuah tandon air di Lingkungan Tegalrejo, Kelurahan Jember Lor, Kecamatan Patrang, Jember, Selasa (19/7/2022).
Mereka meriung di dekat tandon air itu, sementara petugas Palang Merah Indonesia (PMI) Jember mengisi tandon. Petugas PMI mendistribusikan air bersih ke tandon tersebut dari mobil tangki PMI Jember.
Setelah petugas PMI selesai mengisi tandon air, giliran para perempuan mengisi galon air mereka. Terlihat dua orang perempuan memegang selang air. Mereka mengisi galon air yang diantrekan.
Pemandangan serupa juga terjadi di Gang Jambu Lingkungan Gebang Poreng, Kelurahan Gebang, Kecamatan Patrang. Warga di lingkungan ini juga mendapatkan bantuan air bersih dari PMI Jember, Selasa (19/7/2022). Air bersih juga ditempatkan di tandon yang berada di lingkungan mereka.
Sejumlah warga kemudian menyalurkan air bersih dari tandon ke galon air mereka.
Letak kedua tandon tidak terlalu jauh, sekitar 150 meter, namun berbeda lingkungan dan kelurahan. Mereka dipisahkan jalan paving dan saluran air. Tetapi dua lingkungan ini menjadi kawasan terdampak kesulitan air bersih.
Karenanya, ketika mobil tangki air datang, seperti mobil air PMI, warga langsung menyerbu tandon air tersebut.
Warga setempat kesulitan air bersih sudah berjalan memasuki bulan ketujuh.
"Sudah terjadi sejak bulan 1 (Januari) kemarin. Makin ke sini, air bersih semakin habis," ujar Ernita Indah, warga Lingkungan Tegalrejo, Kelurahan Jember Lor, kepada Tribun Jatim Network, Selasa (19/7/2022).
Erni mengaku tidak mengetahui secara pasti berapa jumlah warga yang kesulitan air bersih. Namun di lingkungannya saja ada sekitar 100 KK yang terdampak.
Sementara PMI Jember menyebut, ada sekitar 250 KK yang terdampak di Lingkungan Tegalrejo dan Gebang Poreng. Sedangkan Polres Jember dalam rilisnya, Selasa (19/7/2022) menyebut ada sekitar 700 KK di seputaran Kecamatan Patrang yang terdampak sulitnya air bersih.
Mereka berada di kawasan Gebang Poreng, Tegalrejo Jember Lor, juga seputaran Jalan Bungur Kecamatan Patrang. Hal ini juga diakui oleh anggota Komisi B DPRD Jember Nyoman Aribowo.
Nyoman menyebut, kesulitan air bersih kini meluas sampai ke kawasan perumahan di Jalan Bungur. Karenanya, dia juga mendistribusikan air bersih dalam satu mobil tangki ke seputaran Jalan Bungur, Selasa (19/7/2022) pagi.
"Kalau keseluruhan bisa jadi ada 700-800 KK yang terdampak. Karena sekarang juga meluas, tidak hanya di Gebang dan Tegalrejo, namun juga sudah meluas ke Bungur," ujar Nyoman.
Warga di beberapa titik di Kecamatan Patrang itu kesulitan air bersih pasca rusaknya Dam Sembah di Sungai Jompo yang berada di antara Kelurahan Gebang dan Slawu Kecamatan Patrang. Dam tersebut terputus akibat diterjang beberapa kali banjir di tahun 2020 dan 2021.
Akibatnya, pintu pembagi air di dam rusak. Pintu pembagi itu membagikan aliran Sungai Jompo ke sejumlah saluran air kecil ke persawahan maupun permukiman warga di seputaran Gebang dan Jember Lor.
Saluran air yang melewati permukiman warga menjadi sumber resapan sumur. Akibat, saluran air tidak teraliri air, sumur warga pun mengering.
"Kami di rumah memakai air sumur untuk kebutuhan sehari-hari. Namun sejak saluran air ini tidak teraliri, air di sumur rumah kami mengecil sampai akhirnya mengering," tutur Ernita lagi.
Selama tiga bulan pertama warga kesulitan air bersih, warga setempat menyiasatinya dengan membeli air bersih. Satu galon air bersih 15 liter dibeli seharga Rp 5.000. Sedangkan untuk kebutuhan mandi, cuci, dan buang air besar, warga terpaksa melakukannya di Sungai Jompo.
Sungai Jompo terletak cukup jauh dari Lingkungan Tegalrejo, berjarak lebih dari 300 meter. Jika tidak ada darurat air sumur seperti yang terjadi saat ini, warga tidak memakai sungai untuk aktivitas MCK mereka.
"Namun sejak kondisi seperti ini, mau gimana lagi, terpaksa di sungai," lanjutnya.
Sedangkan untuk mencuci piring, dan memasak, warga membeli air bersih. Atau juga mengambil air bersih di sumber mata air yang berada sekitar 200 meter dari lingkungan mereka.
Barulah sejak hampir 4 bulan lalu, Pemkab Jember memberikan bantuan tandon air di dua titik, yakni di Gang Jambu Gebang Poreng, dan Lingkungan Tegalrejo tersebut.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember, PDAM, PU Cipta Karya, PMI, Polres Jember, dan Kodim 0824 Jember secara bergantian menyalurkan air bersih ke dua tandon tersebut.
Erni menyebut, awalnya pengiriman air bersih dilakukan setiap hari.
"Namun mulai dua pekan terakhir ini, kok dua hari sekali. Ketika tidak ada pengiriman air, ya kami usaha sendiri," lanjut Erni yang diamini oleh tetangganya Hesti Mitasari.
Hesti menambahkan, dirinya dan orang di lingkungannya terpaksa membeli air bersih atau meminta dari rumah saudaranya.
Sedangkan untuk urusan MCK, sampai sekarang warga terpaksa harus melakukannya di Sungai Jompo. Erni yang memiliki dua anak sekolah, harus lebih pagi membangunkan sang anak dan mengajak mereka mandi ke sungai.
Jika biasanya dua anaknya bersiap mulai pukul 06.00 WIB. Saat ini, mereka harus mulai mandi pukul 05.00 Wib saat sungai masih sepi.
Erni, Hesti, Miati, Tisa, juga ratusan warga di kawasan terdampak air bersih itu berharap, perbaikan Dam Sembah bisa segera selesai, sehingga saluran air di sekitar rumah mereka bisa teraliri air kembali.
Mereka juga berharap pemerintah dan sejumlah pihak bisa mengirimkan air bersih sehari sekali. Karena setiap KK di tempat itu, paling banter membawa 4 galon air masing-masing berisi 15 liter. Air 4 galon itu habis dipakai untuk kebutuhan 24 jam.
"Kami berharap ada pengiriman air bersih setiap hari," ujar Hesti.
Sementara itu, pada Selasa (19/7/2022), PMI Jember kembali mendistribusikan air bersih ke kawasan terdampak krisis air bersih. PMI mendistribusikan 10 ribu liter air untuk dua tandon.
Kepala Unit Humas PMI Jember, Ghufron Eviyan Efendi mengaku akan meneruskan aspirasi warga yang meminta pengiriman air setiap hari itu ke pimpinan PMI Jember dan pihak terkait.
"Kami akan sampaikan, dan kami lakukan assessment. Warga memang meminta pengiriman air bersih dilakukan setiap hari, tidak dua hari sekali," ujarnya.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
Kumpulan berita seputar Jember