Berita Lumajang
Siapkan Jaket Tebal, Suhu Dingin Selimuti Ranupane Lumajang, Malam Hari Tembus 7 Derajat Celcius
Dalam seminggu terakhir suhu dingin selimuti Desa Ranupane, Kecamatan Senduro, Lumajang. Suhu udara saat malam bisa mencapai 7 derajat celcius. Akibat
Penulis: Tony Hermawan | Editor: Ndaru Wijayanto
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Tony Hermawan
TRIBUNJATIM.COM, LUMAJANG - Dalam seminggu terakhir suhu dingin selimuti Desa Ranupane, Kecamatan Senduro, Lumajang. Suhu udara saat malam bisa mencapai 7 derajat celcius. Akibatnya, ketika pagi embus es muncul di dedaunan.
Kemunculan embun es ini menandai bahwa iklim cuaca sekarang sudah mulai memasuki musim kemarau. Orang lokal di Ranupane biasa menyebut kemunculan embun es dengan bun upas.
Hermanto salah seorang warga Ranupane mengatakan, embun es umumnya selalu terjadi setiap kali usai musim pancaroba.
Musim kemarau kerap kali membuat suhu udara malam hari cukup ekstrem. Angkanya bisa sampai nol derajat bahkan minus. Jika pagi tidak ada kabut, embun es pasti akan muncul di atas dedaunan.
"Itu kalau sudah terjadi dinginnya rasanya sampai menusuk tulang. Pakai jaket rangkap tiga dinginnya masih tembus di badan," kata Hermanto.
Baca juga: Fenomena Embun Es Kembali Muncul di Dieng saat Suhu Minus 1 Derajat Celcius, Kedua di Tahun 2022
Hermanto menjelaskan, embun es setiap tahun akan muncul antara bulan Juli, Agustus, hingga September. Embun es akan lebih sering muncul pada Agustus.
Suhu udara saat siang akan lebih panas. Sedangkan ketika malam suhu udara akan lebih rendah ketimbang musim penghujan.
Meski dingin, fenomena embun es ini rupanya menjadi salah satu daya tarik alamiah bagi wisatawan.
Banyak orang dari luar kota ingin menyaksikan fenomena ini secara langsung. Ini karena bentuk embus es sekilas mirip salju.
Wisatawan yang ingin menyaksikan embun es biasanya datang ke Ranupane sejak sore atau malam.
Umumnya wisatawan akan menginap karena embun es hanya muncul antara pukul 5 sampai 6 pagi. Lewat dari jam itu, embun es hilang karena meleleh terkena hawa panas.
"Memang butuh usaha biar bisa melihat langsung embun es. Kalau siang sedikit embun es sudah hilang meleleh terkena cuaca panas," pungkas Hermanto.