Berita Lumajang
Fenomena Koyo di Ranu Klakah Lumajang, Ribuan Ikan Mabuk Buat Harga Jadi Anjlok
Sudah dua hari terakhir, Ranu Klakah di Desa Tegal Randu Kecamatan Klakah, ramai didatangi masyarakat. Mereka berburu belasan ribu ikan mujaer dan nil
Penulis: Tony Hermawan | Editor: Ndaru Wijayanto
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Tony Hermawan
TRIBUNJATIM.COM, LUMAJANG - Sudah dua hari terakhir, Ranu Klakah di Desa Tegal Randu Kecamatan Klakah, ramai didatangi masyarakat. Mereka berburu belasan ribu ikan mujaer dan nila yang tiba-tiba muncul ke permukaan air ranu.
Fenomena ini diketahui memang rutin terjadi setiap tahun. Orang lokal di sana biasa menyebutnya dengan fenomena koyo.
Fenomena koyo alias ikan mabuk terakhir terjadi di bulan Agustus tahun 2020 lalu, kali ini kembali terulang. Hingga tadi siang, banyak warga yang mendirikan stand penjualan ikan di sepanjang jalan masuk Ranu Klakah.
Supardi salah satu nelayan setempat mengatakan, mulanya fenomena ini diketahui para pemilik karamba di ranu. Saat mengecek ikannya, banyak ikan budidaya yang tiba-tiba muncul ke permukaan. Lalu, setelah mengamati sekitar ranu, rupanya fenomena koyo kembali muncul.
Kabar munculnya koyo cepat menyebar di masyarakat. Ada warga yang mengendarai sampan berbekal jaring untuk menangkap ikan. Namun, ada pula yang hanya menggunakan tombak atau senapan angin. Apapun caranya ikan sangat mudah didapat.
"Belasan ribu ikan mungkin, ikannya ya sehat, buktinya yang kalau dikonsumsi tidak ada masalah," katanya.
Baca juga: Banyak Warga Berburu Ikan Mabuk di Sungai, Petugas Gabungan Kota Kediri Gunakan Perahu untuk Patroli
Menurutnya, fenomena ini menjadi berkah bagi warga setempat tetapi menjadi musibah bagi pemilik karamba. Sebab, ikan budidaya terpaksa dijual.
Bahkan, ketersediaan ikan di kawasan itu sangat melimpah. Sampai-sampai harga ikan dijual antara Rp 10 ribu hingga Rp 25 ribu per kilogram.
Sementara itu, Kabid Kedaruratan, Rehabilitasi dan Rekonstruksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang Joko Sambang mengatakan, banyak yang meyakini fenomena itu akibat dasar ranu mengeluarkan gas belerang, sehingga banyak ikan mabuk.
Tetapi ada juga yang menganggap fenomena itu terjadi karena cuaca dingin yang ekstrem.
"Informasi yang kami terima, Selasa dini hari koyo muncul di Ranu Klakah. Biasanya kalau cuaca dingin terus berlangsung, koyo akan terus terjadi. Bisa berlangsung selama dua sampai tiga hari. Ini merupakan yang sangat fenomena lumrah. Setiap tahun ada dan munculnya di pada pertengahan tahun," pungkasnya.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com