Pembunuhan Brigadir J
Ada 'Jebakan Psikologi' Bikinan Irjen Sambo? Mahfud MD Singgung Fakta Pembunuhan Brigadir J: Parah
Mahfud MD bocorkan skenario yang dibuat oleh Ferdy Sambo terkait pembunuhan Brigadir J. Nangis-nangis bahas nasib Putri Candrawathi.
TRIBUNJATIM.COM - Kasus pembunuhan Brigadir J hingga kini masih menjadi perhatian publik.
Ada 31 nama terseret dalam kasus penembakan Brigadir J di rumah dinas Kadiv Propam nonaktif, Irjen Ferdy Sambo.
Bahkan Irjen Ferdy Sambo sendiri ditetapkan sebagai tersangka, disampaikan oleh Kapolri Listyo Sigit Prabowo.
Namun hingga kini masih menjadi misteri apa motif Irjen Ferdy Sambo memerintah Bharada E menembak Brigadir J di kediamannya.
Banyak pihak menuntut kebenaran dari kasus pembunuhan Brigadir J.
Menteri Koordinasi Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menjadi salah satu petinggi yang hingga kini masih terus bersuara terkait kasus tersebut.
Mahfud MD beberapa kali membocorkan fakta baru dari skenario yang dibuat oleh Ferdy Sambo.
Mahfud MD memang tak terang-terangan menguliti kasus yang mencoreng citra kepolisian ini, namun ia sedikit memberi angin segar kepada masyarakat.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
Memang kasus kematian Brigadir J ini, terus dipantau oleh masyarakat Indonesia, agar tak ada lagi hal yang ditutupi oleh kepolisian dan pihak yang bersangkutan.
Saat menjadi bintang tamu dalam podcast Deddy Corbuzier pada, Jumat (12/8/2022), Mahfud MD sedikit mengulik skenario mantan Kadiv Propam Irjen Pol Ferdy Sambo.
Mulanya, ia mengungkapkan dugaaan adanya ‘jebakan psikolgi’ oleh Ferdy Sambo guna mendukung skenario tembak-menembak yang sudah di rancang.
“Satu ke Kompolnas (Komisi Kepolisian Nasional), Hari Senin Kompolnas diundang Ferdy Sambo ke kantornya. Hanya untuk apa? Hanya untuk nangis-nangis di depan Kompolnas,” ujar Mahfud dalam YouTube Deddy Corbuzier.
Baca juga: Pakar Sadar Kebohongan di Balik Motif yang Diucap Ferdy Sambo? Ayah Brigadir J Sudah Tahu: Sandiwara
Mafud mengatakan jika Ferdy Sambo sengaja melakukan hal itu, untuk upaya prakondisi yang membuat dirinya terkesan sebagai orang yang teraniaya.
Ferdy Sambo merasa menjadi pihak yang dirugikan karena istrinya, Putri Candrawathi dilecehkan, menurut skenario awal.