Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Pembunuhan Brigadir J

Isi HP Brigadir J yang Hilang Terkuak? Komnas HAM Singgung Grup WA yang Kini Lenyap: Penting Dilacak

Komnas HAM sempat menyinggung isi HP Brigadir J, yang dibunuh oleh Irjen Ferdy Sambo dengan memerintahkan Bharada E.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Sudarma Adi
IST via TribunJambi
HP Brigadir J belum ditemukan hingga kini. Apa isinya? Ini kata Komnas HAM. 

TRIBUNJATIM.COM - Masih menjadi misteri di mana handphone atau HP milik Brigadir J alias Nopriansyah Yosua Hutabarat.

Komnas HAM sempat menyinggung isi HP Brigadir J, yang dibunuh oleh Irjen Ferdy Sambo dengan memerintahkan Bharada E.

Komnas HAM bahas grup WA yang lenyap, padahal berisi bukti penting.

Baca juga: Lagu untuk Brigadir J Viral di Media Sosial, Penyanyi Mirip Samuel Hutabarat, Keluarga: Tolong Hapus

Penyelidikan kasus pembunuhan Brigadir J masih terus dilakukan.

Masih ada beberapa misteri yang belum terungkap terkait pembunuhan Brigadir J.

Di antaranya keberadaan HP milik Brigadir J.

Hal ini disampaikan Komnas HAM saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi III DPR RI pada Senin (22/8/2022).

Baca juga: Tak Disangka Perlakuan Brigadir J ke Anak Ferdy Sambo, Pantas Kamaruddin Kasihan, Tegas ingin Adopsi

Diyakini jejak digital di handphone Brigadir J bisa membuat kasus yang direkayasa Ferdy Sambo itu jadi terang benderang.

Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam, awalnya menjelaskan soal hasil penelusuran jejak digital ponsel Brigadir J dan pacarnya, Vera Simanjuntak.

Dari penulusuran diketahui sempat ada ancaman pembunuhan dari skuad lama yang ternyata adalah Kuat Maruf selaku ART Irjen Ferdy Sambo.

"Karena ini ada komunikasi dan sebagainya, kami minta ada rekaman jejak digital di situ yang kami tanyakan ke teman-teman timsus. Saya berkomunikasi dengan Pak Irwasum (Komjen Agung Budi Marwoto)," ujar Anam .

Baca juga: Terkuak Hasil Autopsi Ulang Brigadir J, Tak Ada Penganiayaan Cabut Kuku, Kamaruddin Pertanyakan ini

Dari komunikasi itu, ponsel-ponsel atau HP yang disita polisi tersebut dihadirkan dan material mentahnya diberikan kepada Komnas HAM.

"Di situlah kami mendapat banyak hal, termasuk komunikasi dengan Vera, betul ada komunikasi (ancaman pembunuhan) seperti itu," lanjutnya.

Penulusuran dari Komnas HAM pun berlanjut.

Akan tetapi, sudah banyak ponsel yang sudah diganti.

Lebih lanjut, Anam menjelaskan bahwa secara fisik ponsel korban juga tiba-tiba tidak ada.

"Yang kedua memang fisik hpnya juga hilang. Jadi fisik HP-nya ini tiba-tiba enggak ada. HP-nya Yosua sampai sekarang belum ketemu," pungkas Anam, dikutip TribunJatim.com dari Tribunnews, Selasa (23/8/2022).

Baca juga: Kejanggalan Hasil Autopsi Ulang Brigadir J Dikuak Pengacara, Bahas Kaki Yosua yang Bengkok: Serahkan

Pihak keluarga Brigadir J juga tidak menerima ponsel tersebut.

Padahal HP tersebut dinilai penting.

"HP yang penting (milik Brigadir J) ini tidak masuk dalam rombongan barang yang diberikan (kepolisian) pada pihak keluarga," lanjut Anam.

Anam juga membeberkan bagaimana ada grup WhatsApp (WA) yang dulu sempat ada tapi ternyata sudah tidak ada.

"Ada beberapa grup WA dalam catatan kami ada 3 grup WA. Yang itu dulunya pernah ada. Tapi enggak ada karena hpnya ganti. Terus ada, yang 10 ke bawah enggak ada lagi komunikasi dan sebagainya. Itu yang menurut kami jadi penting untuk dilacak," ujarnya.

Lebih lanjut, Anam menjelaskan bahwa secara fisik ponsel korban juga tiba-tiba tidak ada.

"Yang kedua memang fisik hpnya juga hilang. Jadi fisik HP-nya ini tiba-tiba enggak ada. HP-nya Yosua sampai sekarang belum ketemu," pungkas Anam.

Baca juga: Siasat Licik Putri Candrawathi Giring Brigadir J dari Saguling, Nurut Ikuti Skenario Ferdy Sambo

Sementara itu, kelompok organisasi kemahasiswaan yang tergabung  dalam Cipayung Plus Jawa Barat meminta kepada Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo untuk menuntaskan segala kasus kejahatan yang berkaitan dengan Irjen Ferdy Sambo.

"Harapan kami diusut tuntas kasus kematian Brigadir J. Maka dari itu segera usut tuntas sampai ke akar-akarnya," ujar Koordinator Wilayah Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Jawa Barat Andreas Simanjuntak dalam keterangannya, Selasa (23/8/2022). 

Ketua Badko Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Jawa Barat Firman Nasution menjelaskan bahwa Kapolri harus menindak tegas dan mencopot jajaran kepolisian yang terbukti berkaitan dengan kasus Sambo. 

"Kita mendorong penyelesaian kasus-kasus baru yang muncul ke permukaan karena ada dugaan-dugaan baru yang melibatkan Ferdy Sambo. Dengan alasan itu Bapak Kapolri harus melakukan evaluasi besar-besaran di internal Polri itu sendiri demi mengembalikan citra polisi," ujarnya. 

Baca juga: Ternyata Benar Otak Brigadir J Dipindah ke Perut, Dokter Forensik Beri Penjelasan, Banyak Luka

Menyambung pernyataan sebelumnya, Ketua Hima PUI Jawa Barat, Isep Saepulloh menyatakan banyaknya rekayasa dan fakta yang ditutupi oleh oknum Polri akan menurunkan kepercayaan publik terhadap instansi Polri. 

"Untuk menjaga marwah institusi Polri dan mengembalikan kepercayaan publik, maka Kapolri harus melakukan pembenahan internal. Apalagi Bapak Jokowi sudah menegaskan agar kasus ini segera dibereskan," katanya. 

Ketua Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Jawa Barat Faisal, mengatakan ketegasan dan profesionalitas dari Kapolri dan jajaran kepolisian sangat dibutuhkan agar kasus ini bisa dibongkar hingga ke akar-akarnya. 

"Publik mendukung penuh Kapolri dan Timsus dalam proses pengusutan kasus ini. Jangan termakan narasi-narasi yang memecah-belah. Marilah kita percayakan kepada Kapolri dan jajarannya serta tetap mengawal agar proses dapat berjalan dengan lancar sebagaimana mestinya," tutur Faisal. 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved