Pembunuhan Brigadir J
Akhirnya Terjawab Apa Sebenarnya 13 Menit Misterius di CCTV Ferdy Sambo, Kamaruddin Siap Laporkan
Kini akhirnya terjawab apa sebenarnya 13 menit misterius yang ada di CCTV Ferdy Sambo, kini pengacara Brigadir J sudah siap laporkan.
Penulis: Ignatia | Editor: Arie Noer Rachmawati
TRIBUNJATIM.COM - Terjawab sudah apa yang sebenarnya terjadi dengan 13 menit yang kerap disebut-sebut janggal di CCTV yang tersebar terkait pembunuhan Brigadir J.
Rombongan Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi menuju Jakarta dari Magelang Jawa Tengah dengan mobil berbeda.
Kondisi ini yang akhirnya membuat kecurigaan publik setelah dirunut sesuai jam yang berlangsung.
Kamaruddin Simanjuntak, pengacara Brigadir J akhirnya berhasil menguak apa yang sebenarnya terjadi.
Disebutkan pula oleh sang pengacara bahwa hal ini akan segera dilaporkan ke pihak yang berwajib.
Baca juga: Mustahil Brigadir J Selingkuh, Paras Putri Candrawathi Disebut Kebanting Sama Vera Simanjuntak
Keberadaan CCTV yang memperlihatkan detik-detik eksekusi Brigadir J memang viral di media sosial.
Setelah diunggah oleh CCN Indonesia beberapa waktu lalu.
Kini, publik termasuk Kamaruddin Simanjutak mempertanyakan kejanggalan yang terlihat.
Rekaman CCTV itu berisi detik-detik sebelum Brigadir J tewas di rumah dinas Ferdy Sambo di Komplek Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan.
Dalam rekaman tampak keadaan di luar rumah saat rombongan Putri Candrawathi, termasuk Brigadir J tiba di Jakarta.
Mengutip Kompas TV, Kamaruddin Simanjuntak menilai, rekaman CCTV tersebut telah diedit.
"Itu sudah kita tolak karena itu editan," ujar Kamaruddin, Jumat (26/8/2022).
Rekayasa terlihat dari salah satu potongan CCTV yaitu ada perbedaan alas kaki yang dikenakan Brigadir Yosua.
"Ada di pukul 15.49 almarhum pakai sepatu tapi di (rekaman CCTV) 15.49 pakai sendal," kata Kamaruddin.
Baca juga: Akal-akalan Ferdy Sambo Disentil Pengacara Brigadir J, Kamaruddin Beri Peringatan, Hak-hak Pensiun
"Iya nanti yang rekayasa itu (dilaporkan)," tegasnya.
Kamaruddin menjelaskan bukti elektronik harus melalui uji forensik agar hasilnya bisa dipastikan orisinil atau editan.
"Elektronik itu rawan diedit, maka harus diuji ahli forensik. Kalau belum diuji bisa saja itu editan. Bisa saja CCTV yang lalu dibuat seolah-olah pada hari itu," ungkapnya.
Menguatkan apa yang dimaksudkan oleh Kamaruddin Simanjutak, ternyata ahli forensik juga mengatakan hal serupa.

Ahli digital forensik Abimanyu Wachjoewidajat menemukan hal janggal saat menganalisis rekaman CCTV dalam kasus pembunuhan Brigadir J.
Menurutnya, video CCTV yang beredar itu sudah di edit, termasuk soal bagian Putri Candrawathi agar terlihat seperti tidak terlibat.
"Selama ini kan dugaan yang masih selalu meluas adalah siapa dan alat apa yang rusak, di situ dimana saya sudah bilang sempat sedikit, sempat bisa di bilang kameranya yang rusak atau controller-nya atau hardisknya," tutur Abimanyu dalam program Kompas Petang di Kompas TV, Minggu (21/8/2022).
Baca juga: Putri Berantakan setelah Brigadir J Masuk Kamarnya, Kuat Suruh Lapor Sambo, Kamaruddin: Gak Waras
Menurut Abimanyu, ada kemungkinan hanya controller yang rusak, sehingga data dapat direcovery atau dipulihkan kembali.
"Dengan controller rusak berarti hardisknya masih aman terbukti bisa di recover," terang Abimanyu.
Lalu, Abimanyu menyebutkan kemungkinan kedua bahwa CCTV sempat dicadangkan ke dalam perangkat lain sebelum dimusnahkan atau dirusak.
Baca juga: Kondisi Terkini Vera Simanjuntak Calon Istri Brigadir J, Masih Enggan Bicara, Kerabat: Putus Asa
Abimanyu pun menyebutkan hasil dari konferensi pers kepolisian yang mengungkap sejumlah barang bukti yang disita, yakni 4 hardisk eksternal merek WD, tablet, DVR CCTV yang ada di Duren Tiga, dan laptop merek Dell.
Di sisi lain, Abimanyu menilai rekaman CCTV yang tersebar luas di media sosial terkait kegiatan Ferdy Sambo, Putri Candrawathi dan para ajudannya sudah tak lagi murni.
"Di live itu bagian dari editing ya, sekarang saya buka, saya bisa kasih lihat kalau kita sekarang melihat CCTV yang ada di garasinya FS itu yang kita lihat ada dua kendaraan ini bukan analisa saya saja biar masyarakat juga melihat logikanya."
"Bahwa sekarang ini kendaraan yang warna hitam, itu kendaraannya terkompres," jelas Abimanyu.
Kemudian dalam resolusi layar CCTV yang ditampilkan, Abimanyu mengatakan bahwa format sudah terkompres menjadi 1:1, dimana biasanya menampilkan layer lebar yakni ukuran 4:3 atau 16:9.

"Padahal kalau di layar CCTV biasanya 4:3 atau 16:9 melebar bukan kotak," tegasnya.
Selain itu, ahli digital forensik menerangkan terdapat area yang di cut atau dipotong dalam rekaman CCTV tersebut.
"Silahkan kita perhatikan per times-timesnya sangat kecil, yang namanya times-times CCTV harusnya sangatlah jelas bisa terbaca tetapi bisa pilih kecil, berarti times-times tersebut sudah editan. Dengan demikian saya jelas bahwa yang hasil kamera yang di garasi itu editan," bebernya.
Abimanyu membeberkan, editan rekaman CCTV tersebut dapat terlihat dari cahaya luar yang ada di sisi kiri atas video.
"Jelas lagi kita perhatikan saat ibu PC tersebut lagi keluar garasi itu mau dibilang jam berapa pun kalau gak salah dia bilang 17.10 WIB itu dalam keadaan terang ya," bebernya.
Tampak dari sisi kiri atas, kedapatan cahaya yang menurutnya saat itu terang.
Baca juga: Ternyata Diam-diam Ferdy Sambo Sudah Nikah Siri? Brigadir J Disebut Ngadu ke Putri Candrawathi
Kemudian saat yang bersangkutan kembali dan sudah berganti baju pada waktu 17.23 WIB, cahaya pun tampak sangat gelap dan menjadi malam.
"Daerah mana di Jakarta yang jam 17.00 WIB ke atas jam setengah 6 sore itu sudah gelap, yang ada masih rada redup. Kita bicara masalah CCTV loh," sambungnya.
Berbicara CCTV kata Abimanyu, CCTV selalu diupayakan menangkap intensitas cahaya lebih kuat.
Jadi jika ada perbedaan warna, cahaya atau apapun itu akan diupayakan untuk mampu lebih menyala karena terdapat otomotif infrared.
Baca juga: Sosok Irma Hutabarat Aktivis yang Dampingi Keluarga Brigadir J Hadir di Wisuda, Lulusan Sastra Rusia
"Dengan demikian, berarti bahwa menurut saya di situ sebetulnya jam cahaya di situ sudah ter- edit ya kan," kata Dia.
Di editnya rekaman CCTV yang menyebar di media sosial, Abimanyu menambahkan bahwa tidak memungkinkan waktu untuk 13 menit Putri Candrawathi pergi dan kemudian kembali sudah berganti baju.
"Ngapain gitu cuma pergi untuk diganti baju pakai?" tegas Abimanyu.
Menurutnya, ada durasi rekaman CCTV yang lebih panjang yang menjelaskan dengan detail gerak-gerik apara pelaku saat kana eksekusi Brigadir J.
"Sebetulnya ada suatu durasi yang lebih panjang yang dilakukan sesuatu gitu," tutupnya.
Berita seputar Pembunuhan Brigadir J lainnya
Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunJatim.com