Berita Gresik
Meriahnya Karnaval di Desa Morobakung Gresik, Warga Ubah Limbah Besi Jadi Ogoh-ogoh Seharga Motor
Memanfaatkan barang bekas berupa limbah besi diubah jadi ogoh-ogoh setinggi 4 meter. Harga yang harus dirogoh, rata-rata jutaan rupiah untuk mengikuti
Penulis: Willy Abraham | Editor: Ndaru Wijayanto
Lapioran Wartawan Tribun Jatim Network, Willy Abraham
TRIBUNJATIM.COM, GRESIK - Memanfaatkan barang bekas berupa limbah besi diubah jadi ogoh-ogoh setinggi 4 meter. Harga yang harus dirogoh, rata-rata jutaan rupiah untuk mengikuti karnaval di Desa Morobakung, Kecamatan Manyar, Gresik.
Limbah besi itu dirakit kemudian di las. Lalu dibentuk menjadi replika harimau, singa dan lain sebagainya.
Kepala Desa Morobakung Muhammad Askur Farid menuturkan, kreasi ogoh-ogoh semua rangkanya menggunakan besi bekas yang di daur ulang dan dibentuk menyerupai buto, harimau dan banyak lagi.
Untuk membuat sebuah ogoh-ogoh bisa menghabiskan biaya jutaan rupiah atau bahkan setara harga sepeda motor bekas di sejumlah market place.
"Satu ogoh-ogoh seperti di RT 1 buatnya habis sekitar Rp 8 juta belum termasuk sound system," kata Askur, didamping Wakil Ketua BPD Nur Kholis.
Dikatakannya, gelaran karnaval ini digelar usai vakum beberapa tahun. Kurang lebih hampir 3 tahun. Dengan adanya karnaval membuat warga begitu antusias.
Baca juga: Ogoh-ogoh Patung Seram yang Meriahkan Hari Raya Nyepi, Berikut Fungsi dan Asal Mula Perayaannya
Bahkan mereka juga memakai pakaian adat. Emak-emak memakai pakaian seragam sekolah.
"Sebanyak 6 RT ikut karnaval karena sempat vakum karena tingginya kasus covid-19," terangnya.
Camat Manyar, Zainul Arifin menyebut karnaval ini membawa berkah bagi semua. Mulai dari menambah kerukunan warga, kekompakan dan berkah bagi pedagang UMKM.
"Mulai dari tukang sound system, tukang las, pedagang umkm. Jadi membawa berkah untuk semua," kata Zainul.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com