Cak Sapari Ludruk Meninggal Dunia
Cak Sapari Ludruk Wafat, Sosok Legenda Ludruk Jawa Timur yang Ingatkan Anak Muda Soal 'Kondisi Uzur'
Berikut biodata Cak Sapari, salah satu tokoh Legenda Ludruk Jawa Timur yang meninggal dunia Kamis (15/9/2022). Ini wasiatnya untuk anak muda.
Lebih lanjut ia memaparkan, Ludruk yang pakem biasanya berdurasi 4 sampai 5 jam, bahkan bisa sampai Subuh.
Baca juga: Seniman Ludruk Cak Sapari Masuk RS, Pemkot Surabaya Pastikan Dapat Pelayanan Kesehatan Optimal

Otomatis dalam kondisi seperti saat ini, tidak akan bisa dinikmati oleh khalayak, apalagi anak muda.
"Penonton zaman sekarang cenderung ingin hiburan yang cepat selesai, puas, senang dan gembira. Zaman dulu, Ludruk itu seperti pentas wayang kulit," paparnya.
"Kalau diminta bermain Ludruk yang pakem di tengah zaman sekarang, maka tidak bisa dilakukan, masyarakat sekarang banyak aktivitas, atau setelah menonton, mereka mengambil tugas selanjutnya," imbuh Djadi Galajapo.
Meski begitu, Djadi memberikan apresiasi yang luar biasa kepada Luntas dan Barisan Ludruk Anak Muda Sidoarjo (Balada). Dua kelompok tersebut berkomitmen dan konsisten mempertahankan seni Ludruk.
"Mereka semangat mempelajari cara memainkan peran di hadapan para pengunjung. Saya menaruh respek kepada anak-anak muda yang tergabung didalamnya dan dipimpin oleh Cak Robets Bayoned serta kawan kawan," tegasnya.
Baca juga: Kesenian Ludruk Banyak Membawa Nostalgia, Disebut Punya Potensi Jadi Destinasi Wisata Lokal
Baca juga: Tak Ingin Legenda Ludruk Cak Kartolo Jual Rumah, Wawali Surabaya Armuji Beri Bantuan Rp 50 Juta
Menurutnya, mereka tidak berharap APBD maupun bantuan dari semua pihak. Mereka ingin menunjukkan masih ada anak muda yang berusaha keras mengembangkan Ludruk.
"Kami yang sudah sepuh dan telah berpengalaman menekuni dunia ludruk harus menyatakan, saatnya generasi muda menjadi pemimpin dalam berkesenian di Kota Surabaya dan Sidoarjo," ucapnya.
"Karya-karyanya mereka menginspirasi dengan segala keterbatasannya yang ada. Bahkan, ketika mereka sering tampil, karcis terjual habis oleh penonton. Apalagi mayoritas masih usia anak anak muda," sambungnya.
Dua kelompok itu, kata dia, punya kelebihan bisa merawat, regenerasi pemain dan penonton, hal hal seperti ini yang tidak dipikirkan oleh pelaku seni lainnya.

"Kalau nonton seni ludruk, seni khas Surabaya dan sekitarnya, masyarakat mendapatkan hiburan, sehat wal afiat dan barokah, ada rasa ayem. Saatnya budaya yang akan menentukan kemuliaan dan bangsa," katanya.
Soal kondisi Cak Sapari sekarang, Djadi menyebut, ini adalah pelajaran dan hikmah bagi rekan-rekan sejawatnya.
Dia mohon bagi anak-anak muda yang menekuni seni, agar bisa mengelola dan mengatur masa puncak karir dengan baik.
"Di masa-masa muda, itu masa yang gampang mendapatkan penghasilan, juga mendapatkan pendapatan tambahan. Ketika banyak seniman yang memasuki masa tua, mereka tidak siap dengan kondisi uzur. Ini jadi pelajaran dan disadari oleh seniman muda dan sekitarnya agar menyiapkan penghasilan sampingan," pungkasnya.
Cak Sapari meninggal dunia
