Berita Probolinggo
Klarifikasi Turis Jerman yang Nekat Kencingin Kawah Gunung Bromo, Mengaku Tidak Tahu
Wisatawan mancanegara yang kencingi kawah Gunung Bromo akhirnya meminta maaf kepada rakyat Indonesia, khusunya warga Tengger
Penulis: Danendra Kusuma | Editor: Januar
Laporan wartawan Tribun Jatim Network, Danendra Kusuma
TRIBUNJATIM.COM, PROBOLINGGO - Wisatawan mancanegara yang kencingi kawah Gunung Bromo akhirnya meminta maaf kepada rakyat Indonesia, khusunya warga Tengger.
Permintaan maaf tertulis itu disampaikan melalui akun Instagramnya, @hometown.earth.
Dalam tulisan permintaan maaf, turis asal Jerman itu juga mengungkapkan rasa penyesalan.
Dia benar-benar tidak mengetahui jika Gunung Bromo disakralkan oleh warga Tengger.
Kesalahan yang dia perbuat menjadi pelajaran berharga.
Baca juga: Viral Aksi Turis Kencingi Kawah Gunung Bromo Jatim, Banjir Kecaman, Begini Tanggapan TNBTS
Dia berharap orang-orang Barat lain melihat kesalahannya sebagai contoh negatif dan tak patut ditiru.
"Kami berterima kasih kepada semua orang yang menjelaskan duduk masalahnya. Kami mencoba menghubungi petugas BBTNBTS dan ingin meminta maaf kepada suku Tengger secara langsung," kata turis tersebut pada unggahan tulisan permintaan maafnya.
Kepala Subbagian Data, Evaluasi Laporan, dan Humas BBTNBTS, Sarif Hidayat saat di konfirmasi menjelaskan setelah mendapat informasi baik dari petugas maupun dari komunitas, pihaknya langsung menghubungi turis yang kencingi kawah Gunung Bromo lewat media sosial.
Pihaknya juga melakukan protes secara halus atas tindakan yang telah diperbuat turis itu.
Setelah dihubungi BBTNBTS, turis tersebut meminta maaf secara tertulis di akun Instagramnya.
"Kami menyampaikan, Gunung Bromo disakralkan oleh masyarakat Tengger. Kami sangat menyayangkan aksi wisatawan tersebut," paparnya.
Sarif menambahkan, BBTNBTS bakal berupaya memberikan edukasi melalui media sosial supaya turis dan wisatawan tak serampangan bertingkah di Gunung Bromo.
Edukasi digencarkan karena tak dipungkiri beberapa wisatawan lokal maupun mancanegara belum mengetahui bila Gunung Bromo dan kawasan sekitar disakralkan oleh warga Tengger.
"Ke depan kami akan memberikan edukasi secara luas melalui media sosial dan media mainstream. Hal itu agar kejadian serupa tak kembali terulang," pungkasnya.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com