Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Dampak Harga BBM Naik

Meski Harga BBM Naik, Jasa Penyeberangan di Bengawan Solo Lamongan Tak Naikkan Tarif Penumpang

Meski harga BBM naik, jasa penyeberangan perahu yang menggunakan Solar di Bengawan Solo Lamongan tidak menaikkan tarif penumpang.

Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Dwi Prastika
Tribun Jatim Network/Hanif Manshuri
Warga Lamongan memanfaatkan jasa penyeberangan perahu di Sungai Bengawan Solo, Minggu (18/9/2022). 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Hanif Manshuri

TRIBUNJATIM.COM, LAMONGAN - Meski harga BBM naik, namun jasa penyeberangan di Bengawan Solo yang ada di Lamongan tak menaikkan ongkos penyeberangan.

Di Lamongan, masih banyak warga yang memanfaatkan jasa penyeberangan perahu untuk menuju dan kembali ke tempat tujuan. 

Sebab jika warga yang dekat di desa itu memilih melintas ke jembatan, butuh waktu dan jaraknya cukup jauh, sekitar 4,5 kilometer.

Pilihannya adalah tetap memanfaatkan jasa penyeberangan angkutan perahu.

Seperti jasa penyeberangan di Desa Pangean, Kecamatan Maduran, Lamongan, menuju Desa Bulutigo Kecamatan Laren, Lamongan. Jasa penyeberangan di tempat ini masih eksis.

Hasan (40) mengaku sudah puluhan tahun melayani jasa penyeberangan dengan menggunakan perahu yang dijalankan dengan mesin diesel, berbahan bakar Solar.

Meski ada kenaikan harga BBM, Hasan tidak menaikkan ongkos penumpang yang setiap hari memanfaatkan perahunya untuk menyeberang sungai.

"Meski BBM naik, ongkos jasa penyeberangan tidak perlu saya naikkan, yang penting tidak minus, " ungkap Hasan, Minggu (18/9/2022).

Dia mengatakan, orang-orang yang memanfaatkan jasanya, kebanyakan orang yang sama. Setiap hari mereka bertemu dan rutin naik perahunya.

Tarif ongkos jasa penyeberangan tetap sama, motor plus pengendara Rp 5.000, pembawa sepeda pancal Rp 3.000, sedangkan pejalan kaki hanya Rp 2.000 sekali jalan.

"Kadang yang bawa sepeda ontel hanya bayar Rp 2.000. Tapi tidak masalah," kata Hasan.
 
Hasan mengungkapkan, sejak kenaikan harga BBM, ia belum terbesit untuk menaikkan ongkos penumpang.

Diakui, biaya operasional memang ada kenaikan, dari Rp 100 ribu sebelum ada kenaikan harga BBM, kini naik menjadi Rp 150 ribu.

"Mau gimana lagi, tarifnya dinaikkan juga nggak mungkin, karena mayoritas pengguna adalah penjual dan pelajar. Kasihan mereka," ungkapnya. 

Mau tidak mau, Hasan tetap harus bertahan dengan tidak menaikkan ongkos penyeberangan. Namun ia berharap kondisi akan membaik.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved