Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Jember

Ramai Isu Dugaan Perpeloncoan di Fakultas Teknik Unej Jember, Rektor Bentuk Tim Investigasi

Ramai isu dugaan perpeloncoan pada mahasiswa baru di Fakultas Teknik Unej Jember, rektor bentuk tim investigasi. Beri jaminan akan independen.

Penulis: Sri Wahyunik | Editor: Dwi Prastika
Tribun Jatim Network/Sri Wahyunik
Wakil Rektor I Universitas Jember (Unej), Prof Slamin mengatakan, pihaknya membentuk tim investigasi terkait dugaan perpeloncoan di Fakultas Teknik Unej, Selasa (20/9/2022). 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Sri Wahyunik

TRIBUNJATIM.COM, JEMBER - Wakil Rektor I Universitas Jember (Unej), Prof Slamin mengatakan, pihaknya membentuk tim investigasi terkait dugaan perpeloncoan di Fakultas Teknik Unej, Selasa (20/9/2022).

Tim investigasi ini dibentuk setelah adanya informasi dari keluarga mahasiswa baru (maba) FT Unej yang diduga mendapatkan kekerasan dalam kegiatan Pengenalan dan Pembekalan Mahasiswa Baru (P2MB) oleh organisasi mahasiswa di FT Unej.

Adalah AW, seorang keluarga maba FT Unej yang kali pertama berbicara perihal indikasi perpeloncoan tersebut. Hal itu menyebabkan keponakannya jatuh sakit.

Dari pemeriksaan dokter, keponakannya itu disebut sakit karena stres.

AW lantas menelusuri kegiatan kampus sang keponakan. Dari penelusuran itu, ditemukan indikasi terjadinya tindak kekerasan di kegiatan P2MB.  

Yang jatuh sakit ditengarai tidak hanya keponakan AW, namun ada sejumlah mahasiswa baru lain. Hal ini diketahui dari adanya beberapa orang maba yang tidak masuk kuliah setelah P2MB akhir Agustus 2022 lalu.

“Kan ada daftar hadirnya, jadi ada 21 mahasiswa baru yang izin karena sakit. Ada yang demam, juga diare," ujar AW, Senin (19/9/2022).

Lelaki itu menceritakan, P2MB dilakukan mulai pagi sampai malam hari, bahkan ada yang sampai dini hari. Maba dibagi dalam beberapa kelompok, berisikan 10 orang tiap kelompok.

Tiap-tiap kelompok itu diberi tugas mendatangi kakak angkatan. Pada saat itulah, indikasi perundungan mulai terjadi. Mahasiswa baru diberi tugas tambahan. Jika tidak mampu menyelesaikan tugas tambahan, maka mereka tidak akan mendapat tanda tangan.

Jika tidak mendapat tanda tangan, artinya mahasiswa baru disebut tidak akan mendapat sertifikat P2MB.

Tidak hanya sampai di situ, AW juga berhasil mengetahui informasi lain dalam kegiatan P2MB itu. Ternyata mahasiswa baru tidak diperbolehkan berboncengan sesama jenis.

Bahkan, mereka juga diminta agar memiliki model potongan rambut yang seragam. Mahasiswa baru juga dibentak oleh kakak tingkat.

Baca juga: Habis Ketemu Pacar, Mahasiswi Unej Pingsan, UMC Menyatakan Meninggal, Polisi Lakukan Penyelidikan

AW mengaku awalnya tidak percaya begitu saja dengan informasi yang diperoleh terkait P2MB itu. AW, berusaha terus menggali informasi lebih dalam.

Setelah dipastikan kebenarannya, AW kemudian melayangkan protes ke Dekanat Fakultas Teknik Unej. Tidak lama kemudian, pihak Fakultas Teknik membuat surat pemberitahuan.

Setelah protesnya ditanggapi, ternyata beredar isu jika panitia dan kakak angkatan di Fakultas Teknik Unej mengatakan tidak terima. Karena itu, AW kemudian menyebarkan adanya dugaan perundungan dalam P2MB ke publik.

“Akhirnya saya viralkan saja. Namun, saya akui, setelah kasus ini viral ada ancaman dari oknum mahasiswa di Fakultas Teknik Unej,” jelas AW.

AW menilai, P2MB dengan model perundungan tersebut sudah tidak relevan dengan kondisi saat ini. Karena itu, AW berharap Unej meniadakan kegiatan P2MB dengan model tersebut.

Menanggapi hal itu, Wakil Rektor I Unej, Prof Slamin menegaskan, tim investigasi telah dibentuk.

"Tim investigasi ini kami jamin independen, tidak ada pihak dari Fakultas Teknik. Mereka bekerja tujuh hari untuk menggali informasi," ujar Slamin, Selasa (20/9/2022).

Tim akan meminta informasi antara lain dari dekanat FT Unej, panitia P2MB, juga mahasiswa baru.  
Jika memang nantinya ditemukan adanya pelanggaran dalam kegiatan P2MB, Slamin memastikan pihaknya akan memberi sanksi.

Sanksi itu mulai dari teguran, sampai sanksi paling berat yakni pembekuan organisasi mahasiswa yang terlibat.

Slamin menegaskan jika rektorat sudah mengeluarkan aturan perihal kegiatan di Unej, termasuk P2MB. Kegiatan hanya boleh dilakukan siang hari, sampai Pukul 16.00 WIB. Kegiatan malam hari harus mendapatkan persetujuan dari pihak berwenang di kampus, dengan sejumlah pertimbangan.

"Sedangkan kegiatan mahasiswa, seperti P2MB ini hanya boleh dilakukan siang hari sampai Jam 4 sore. Dalam sehari maksimal 6 jam kegiatan. Itupun dilakukan pada Hari Sabtu atau Minggu saja. Tidak ada kegiatan malam hari," tegas Slamin.

Slamin menegaskan, pihaknya tidak menoleransi segala bentuk tindak kekerasan. Karenanya, Rektorat Unej melarang adanya perpeloncoan di P2MB Unej. Mereka yang merasa menjadi korban tindak kekerasan di dalam kampus, bisa melapor ke sejumlah kanal yang disediakan di Unej.

Slamin menjamin kerahasiaan identitas pelapor.

Terkait adanya informasi ancaman yang beredar, Slamin juga menegaskan akan menjamin keamanan para pelapor tindak kekerasan.

"Kami jamin keamanan mereka. Kami juga akan meminta FT membuka posko pengaduan jika ada mahasiswa baru yang mendapatkan perlakuan tidak baik," tegas Slamin.

Lebih lanjut, Slamin berjanji akan menyampaikan hasil penyelidikan tim investigasi tersebut.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Kumpulan berita seputar Jember

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved