Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Tragedi Arema vs Persebaya

Penyebab Banyak Korban Tewas dalam Tragedi Arema vs Persebaya, Dirut RSSA Sebut Soal Desak-desakan

Penyebab banyak korban tewas dalam tragedi Arema vs Persebaya di Kanjuruhan, Dirut RSSA Malang sebut soal berdesak-desakan.

Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Dwi Prastika
TribunJatim.com/Luhur Pambudi
Dirut Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang, Kohar Hari Santoso memberikan penjelasan medis mengenai tewasnya 129 orang, dalam tragedi Arema vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan Malang, Sabtu (1/10/2022) malam. 

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Luhur Pambudi

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Direktur Utama (Dirut) Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang, Kohar Hari Santoso memberikan penjelasan medis mengenai tewasnya 129 orang, dalam tragedi Arema vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan Malang, Sabtu (1/10/2022) malam. 

Dia mengatakan, banyak korban tewas mengalami trauma pada bagian kepala yang diduga kuat akibat berdesak-desakan dan terinjak-injak oleh kerumunan. 

Temuan tersebut diperoleh dari rekam medis para korban tewas yang dievakuasi ke Kamar Mayat RSSA Malang. 

"Rata-rata karena berdesak-desakan sehingga ada trauma di kepala, ada trauma dada, karena terinjak," katanya di area parkir Kamar Mayat RSSA Malang, Minggu (2/10/2022). 

Disinggung mengenai adanya sesak napas yang sempat dialami para korban sebelum tewas di dalam kerumunan tersebut, Kohar Hari Santoso menegaskan, para korban tewas mengalami trauma akibat berdesak-desakan yang menyebabkan beberapa anggota tubuh bagian vital menopang kehidupan tidak berfungsi maksimal. 

"Bukan begitu, karena ada desak-desakan tadi, jadi pasti ketekan dadanya, karena benturan di kepala karena jatuh," pungkasnya. 

Sementara itu, update perkembangan data korban tewas hingga pukul 09.30 WIB, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan, jumlah korban tewas atas insiden tersebut, sejumlah 129 orang. 

"Sinkronisasi tetap dilakukan, data yang telah tersinkron, sampai jam 09.30 WIB itu, berjumlah 129 tercatat meninggal dunia," ujar mantan Mensos itu. 

Sebelumnya, kejadian bermula saat laga Arema FC vs Persebaya Surabaya berakhir dengan skor 2-3 untuk kemenangan Persebaya. 

Suporter yang tak terima dengan hasil laga Bigmatch itu, masuk ke lapangan untuk mengejar pemain dan official Arema FC. 

Petugas yang saat itu tengah bertugas mengamankan laga pertandingan, berusaha mengimbau Aremania untuk kembali ke tribun.

Namun massa semakin anarkis sehingga menyebabkan dua petugas kepolisian meninggal dunia.

Kemudian petugas melakukan tembakan gas air mata ke arah suporter. 

Baca juga: Pilu Ayah Korban Tragedi Arema vs Persebaya di Kanjuruhan, Beberkan Chat WA Terakhir: Ya Allah Le

Korban dari Aremania yang meninggal di rumah sakit mayoritas nyawanya tak tertolong karena sudah dalam kondisi memburuk setelah kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang.

Mereka mayoritas mengalami sesak napas dan terjadi penumpukan, sehingga terinjak-injak karena panik akibat tembakan gas air mata.

"Mereka pergi keluar ke satu titik di pintu keluar, kalau enggak salah itu pintu 10 atau pintu 12. Kemudian terjadi penumpukan, di dalam proses penumpukan itulah terjadi sesak napas, kekurangan oksigen, yang oleh tim medis dan tim pergabungan ini dilakukan upaya penolongan yang ada di dalam stadion," ujar Kapolda Jatim, Irjen Pol Nico Afinta.

Dari sanalah para korban dievakuasi ke rumah sakit terdekat, mulai RS Wava Husada, RS Teja Husada, RSUD Kanjuruhan Malang, hingga ada yang dilarikan ke rumah sakit di Kota Malang.

Ditambahkan oleh Bupati Malang, Sanusi didampingi Sekda dan Pejabat Pemkab Malang, para korban yang dirawat di rumah sakit, biayanya akan ditanggung oleh Pemerintah Kabupaten Malang. 

Sanusi juga mengimbau rumah sakit yang tengah merawat korban, agar langsung melakukan penanganan intensif tanpa menghiraukan segala biaya, dan akan ditanggung oleh Pemkab Malang.

"Biaya perawatan korban nanti akan ditanggung oleh Kabupaten Malang, jadi saya mengimbau seluruh rumah sakit yang merawat korban, agar langsung melakukan perawatan terhadap korban, jangan memikirkan biaya, karena akan ditanggung oleh Kabupaten Malang," ujar Sanusi.

Sementara itu, Kapolres Malang, AKBP Ferli Hidayat menyampaikan turut berdukacita terhadap para korban dalam peristiwa tersebut, dan berharap ke depan tidak lagi terjadi hal serupa.

Pihaknya menegaskan siap mengamankan segala kegiatan masyarakat dengan mengedepankan preemtif dan preventif.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Kumpulan berita seputar Malang

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved