Berita Surabaya
Cegah Abarasi, DKPP Surabaya Perbanyak Tanaman Mangrove di Pamurbaya Sisi Gunung Anyar, Ada 57 Jenis
Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) memperluas area mangrove di kawasan Kawasan lindung Pantai Timur Surabaya.
Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: Arie Noer Rachmawati
"Berbagai biota bisa hidup di sini. Kawasan mangrove juga menjadi paru-paru bagi Kota Surabaya. Sehingga, ini harus dijaga," tandasnya.
Selain berdampak pada lingkungan, ada dampak ikutan sisi ekonomi yang bisa dirasakan oleh masyarakat sekitar.
Sebab, buah mangrove bisa menjadi bahan olahan makanan dan minuman hingga kerajinan.
"Ini juga sebagai diversifikasi pangan (usaha alternatif makanan pokok yang dikonsumsi). Sebab, buahnya selain bisa sirup, juga untuk makanan olahan seperti cookies, roti, dan cake. Ini bermanfaat untuk masyarakat sekitar," tandasnya.
Bahkan, beberapa di antaranya telah menjadi usaha.
"Ada produknya yang juga dijual di Pemkot. Sehingga, ini akan menggerakkan ekonomi masyarakat sekitar," katanya.
Selain itu, giat tersebut juga sebagai persiapan Pemkot Surabaya jelang menaikkan predikat kawasan Mangrove menjadi Kebun Raya.
Nantinya, ini ditargetkan bisa dicapai di akhir tahun.

Dengan berstatus Kebun Raya, ada wisata edukasi yang bisa dimanfaatkan pengunjung nantinya.
"Dengan berpredikat Kebun Raya, maka harus jelas mulai jenis, riwayat, hingga nama masing-masing mangrove. Ini bisa menjadi tempat edukasi," katanya.
Oleh karenanya, pihaknya juga menggandeng berbagai pihak untuk menyukseskan acara tersebut.
"Tiap pekan ada saja organisasi maupun komunitas pecinta lingkungan yang datang membantu," katanya.
"Selain menanam, ada juga yang menyiapkan benih. Tentu ini menjadi kolaborasi berkelanjutan," tandasnya.
Sebelumnya, Kebun Raya Mangrove (KRM) Surabaya di kawasan Gunung Anyar dan Medokan Sawah siap dibuka dengan konsep baru pada akhir Desember mendatang.
Selain berkonsep edukasi, tempat ini juga menyediakan berbagai wahana yang ramah keluarga.