Berita Lumajang
Desa Ranupane Lumajang Terisolasi Hampir Seharian Gegara Dikepung Banjir Lumpur, 11 Rumah Terimbas
Desa Ranupane Lumajang terisolasi sehari gegara dikepung banjir lumpur. Setidaknya 11 rumah terimbas.
Penulis: Tony Hermawan | Editor: Arie Noer Rachmawati
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Tony Hermawan
TRIBUNJATIM.COM, LUMAJANG - Perpindahan musim kemarau ke musim hujan sudah mulai terasa.
Hampir setiap hari di Kabupaten Lumajang dilanda hujan.
Hal ini mengakibatkan di sejumlah kawasan terjadi beberapa peristiwa.
Salah satu kejadian akibat perubahan cuaca panas ke lembab ini terlihat di desa yang terletak di gerbang pintu masuk pendakian Gunung Semeru.
Yakni Desa Ranupane, Kecamatan Senduro.
Baca juga: Kesal Diejek oleh Selingkuhan Istri, Pria Lumajang Ini Bacok Tetanggannya: Siapa yang Gak Emosi
Ketika kawasan itu dilanda hujan dalam durasi yang cukup lama, selalu terjadi banjir.
Banjir di sana selalu mengerikan.
Seperti yang terjadi pada Sabtu (8/10/2022).
Kawasan yang memiliki kontur tanah curam benar-benar terdampak.
Setidaknya ada 11 rumah yang terkena banjir lumpur.
Lebih dari itu, seusai banjir, lumpur selalu mengendap di jalanan hingga setebal kurang lebih 40 centimeter.
Informasi yang berhasil dihimpun, banjir lumpur ini disebabkan drainase tidak bisa menampung tanah longsor dari ladang pertanian.
Akibatnya material tersebut meluap hingga ke jalanan.
Baca juga: Tunggu Kiriman Paket, Pria di Lumajang Diciduk BNN, 2,9 Kilogram Sabu dalam 2 Jeriken Disita
Bahkan, Desa Ranupane sempat terisolasi hampir seharian karena saking banyaknya endapan lumpur di jalan.
Kepala BPBD Lumajang Patria Dwi Hastiadi mengatakan, banjir lumpur di Ranupane hampir setiap tahun selalu terjadi.
Namun, tiga tahun terakhir banjir selalu terjadi lumayan parah.
Katanya, tahun 2020 banjir lumpur sampai merendam balai desa.
Patria meyakini banjir lumpur dalam beberapa tahun terakhir selalu parah karena dipicu perubahan kondisi lingkungan.
Di kawasan topografi dataran tinggi seharusnya masyarakat bercocok tanam dengan menggunakan pola terasiring.
Sebab, terasiring memiliki beberapa fungsi menjaga kestabilan lereng, sehingga bisa meminimalisir risiko erosi tanah.
"Kami sudah sering sosialisasi, tapi masyarakat selalu menolak," ujarnya.
Baca juga: Kecelakaan Maut di Lumajang, Truk Gandeng Oleng Tabrak Dua Mobil dan Satu Truk, 2 Orang Tewas
Patria mengatakan, rencananya dalam waktu dekat pihaknya akan melakukan pendekatan intensif dengan masyarakat untuk mengurai masalah ini.
Rencananya nanti pihaknya akan melibatkan tim ahli lingkungan.
Tim itu nanti akan mengurai penyebab banjir, termasuk menentukan pola tanam yang tepat di Ranupane.
"Semoga saja warga legowo dengan solusi yang kami tawarkan," pungkasnya.
Berita Lumajang lainnya
Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunJatim.com