Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Tragedi Arema vs Persebaya

Mengenal CN Jenis Gas Air Mata yang Dipakai untuk Bubarkan Kerusuhan, Bisa Bikin Batuk dan Tersedak

Penggunaan gas air mata sebenarnya dilarang oleh FIFA namun zat kimia itu justru dipakai polisi untuk membubarkan kerusuhan di Stadion Kanjuruhan.

YouTube TribunJatim Official
Situasi kepanikan saat tiba-tiba gas air mata ditembakkan dan meledak di tempat duduk tribun penonton. 

TRIBUNJATIM.COM - Penggunaan gas air mata pada oleh polisi pada Tragedi Arema vs Persebaya menjadi sorotan publik.

Gas air mata disinyalir menjadi salah satu penyebab tragedi maut tersebut.

Sebanyak ratusan orang nyawanya terenggut dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur pada Sabtu (1/10/2022).

Peristiwa tersebut menewaskan sedikitnya 125 orang.

Kepulan gas air mata yang dilontarkan polisi tersebut diduga menjadi pemicu banyaknya korban yang berjatuhan dalam tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan.

Terlebih penggunaan gas air mata sebenarnya telah dilarang oleh FIFA namun zat kimia itu justru dipakai polisi untuk membubarkan kerusuhan di Stadion Kanjuruhan setelah laga Arema FC vs Persebaya Surabaya Sabtu lalu.

Gas air mata yang biasanya mengandung zat kimia bernama CN dan CS itu diketahui memang kerap digunakan polisi untuk membubarkan kerusuhan saat aksi atau demonstrasi massa.

Baca juga: Turut Berduka, Sejumlah Atlet dan Perwakilan PBSI Doa dan Tabur Bunga untuk KorbanTragedi Kanjuruhan

Apa Itu CN dan Bahayanya Bagi Manusia?

Dilansir TribunGorontalo.com dari Encyclopedia Britannica, CN adalah komponen utama dari agen aerosol Mace dan banyak digunakan dalam pengendalian kerusuhan.

CN bisa mempengaruhi bagian tubuh orang yang terpapar terutama mata.

CN (chloroacetophenone) atau Fenacyl klorida/kloroasetofenon ialah asetofenon tersubstitusi yang berguna dalam kimia organik.

CN merupakan salah satu jenis gas air mata yang digunakan aparat untuk membubarkan suatu kerusuhan.

Gas air mata (lakrimator) sendiri termasuk dari sekelompok zat yang mengiritasi selaput lendir mata hingga menyebabkan sensasi menyengat dan air mata.

Gas air mata juga dapat mengiritasi saluran pernapasan bagian atas, menyebabkan batuk, dan tersedak.

Baca juga: 10 Hari Pasca Tragedi Kanjuruhan Malang, Tim Advokasi Aremania Menggugat Terima 31 Laporan Korban

Gas air mata pertama kali digunakan dalam Perang Dunia I dalam perang kimia, namun lantaran efeknya berlangsung singkat dan jarang melumpuhkan, gas kimia ini mulai digunakan untuk membubarkan massa kerusuhan.

Efek gas air mata bersifat sementara dan reversibel dalam banyak kasus.

Menggunakan masker gas dengan filter arang aktif diketahui bisa membantu memberikan perlindungan yang baik terhadapnya.

Selain CN, chlorobenzylidenemalononitrile atau CS juga menjadi gas air mata yang sering digunakan aparat kepolisian untuk memecah kerusuhan.

Meski demikian, melibatkan gas air mata dalam tindakan pengamanan pertandingan sepak bola telah dilaran oleh FIFA.

Peraturan itu tertuang dalam Pasal 19 b Peraturan FIFA tentang Keselamatan dan Keamanan Stadion yang berbunyi:

"Tidak ada senjata api atau 'gas pengendali massa' yang boleh dibawa atau digunakan."

Baca juga: Ribuan Warga Hadiri Pidie Bershalawat untuk Peringat Maulid Nabi & Doakan Korban Tragedi Kanjuruhan

Gas Air Mata Jadi Fokus Utama Investigasi

Penggunaan gas air mata dalam tragedi Kanjuruhan menjadi salah satu fokus utama investigasi yang dilakukan oleh Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF).

Tim investigasi tersebut dibentuk Pemerintah melalui Kemenkopolhukam untuk mengusut tuntas tragedi di Stadion Kanjuruhan tersebut.

Komisioner Komnas HAM Choirul Anam yang memimpin TGIPF tak memungkiri bahwa penggunaan gas air mata dalam tragedi Kanjuruhan menjadi salah satu fokus utama investigasi.

"Itu juga sebenarnya menjadi konsen kami, yang menjadi salah satu kunci nanti akan kami tanya kepada teman-teman medis," kata Anam saat konferensi pers di Kantor Manajemen Arema FC, Malang, Senin (3/10/2022) seperti dilansir TribunGorontalo.com dari kanal YouTube KOMPASTV.

"Apakah memang, karena sekian jumlah korban itu sesak napas ataukah karena yang lain. Kalau (karena) sesak napas, kadar oksigen dan lain sebagainya kayak apa dan sebabnya itu yang dipengaruhi oleh gas air mata," jelasnya.

Artikel ini telah tayang di TribunGorontalo.com

Baca artikel terkait gas air mata lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved