Badminton
2000 Lebih Atlet Belia dari Berbagai Penjuru Indonesia Siap Berebut Djarum Beasiswa Bulutangkis
Sebanyak 2000 lebih atlet belia dari seluruh penjuru Tanah Air akan mengikuti Audisi Umum PB Djarum 2022 di GOR Djarum Jati, Kudus, Rabu (19/10/22)

TRIBUNJATIM.COM, MALANG - 2000 lebih atlet belia dari seluruh penjuru Tanah Air akan mengikuti Audisi Umum PB Djarum 2022 di GOR Djarum Jati, Kudus, yang akan di mulai Rabu (19/10/2022) besok hingga Minggu (23/10/2022) mendatang.
Proses seleksi untuk dua kelompok usia yakni U-11 dan U-13 baik putra dan putri ini diikuti tak kurang dari 2334 peserta. Jumlah ini masih menjadi jumlah sementara pendaftar dan baru akan dapat dipastikan, Rabu besok.
Jumlah peserta diantaranya berasal dari Jawa Tengah 1155 peserta, Jawa Barat 323 peserta, Jawa Timur 282 peserta, Bali 18 peserta, Sumatera 84 peserta, Kalimantan 71 peserta, Sulawesi 71 peserta, Papua 20 peserta dan beberapa daerah lainnya.
Selama lima hari penyelenggaraan Audisi Umum, ribuan peserta akan memperebutkan Djarum Beasiswa Bulutangkis dari Bakti Olahraga Djarum Foundation dan kelak bergabung menjadi atlet binaan PB Djarum.
Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation yang juga Ketua PB Djarum, Yoppy Rosimin mengatakan penyelenggaraan Audisi Umum PB Djarum dengan tema #TeruskanSemangatJuara ini merupakan pijakan awal dalam proses pembinaan secara komprehensif yang akan dilakukan oleh PB Djarum.
Untuk itu, Yoppy menekankan proses seleksi akan berlangsung ketat demi menemukan bibit-bibit berkualitas yang kelak ditempa di asrama PB Djarum.
“Seperti yang selalu kami kampanyekan bahwa ekosistem bulu tangkis perlu terus dikembangkan, salah satunya melalui pembinaan atlet usia dini. Inilah yang menjadi alasan mengapa seleksi melalui Audisi Umum menjadi penting untuk terus diselenggarakan. Karena, melahirkan para juara itu merupakan proses dari sebuah investasi jangka panjang yang harus dimulai sejak para atlet berusia usia dini,” kata Yoppy, Selasa (18/10/2022).
Lebih lanjut, Yoppy menjelaskan diselenggarakannya Audisi Umum PB Djarum 2022, setelah dua tahun vakum karena pandemi, merupakan jawaban bagi para orang tua atlet usia dini yang ingin anaknya memiliki kesempatan bergabung dengan PB Djarum.
Demi mengakomodir keinginan tersebut, PB Djarum tidak membatasi jumlah peserta yang akan berlaga di ajang Audisi Umum.
“Semoga para atlet usia dini bisa memanfaatkan kesempatan ini dengan menampilkan kemampuan terbaik mereka di atas lapangan. Karena, mereka yang terpilih bergabung dengan PB Djarum nantinya adalah atlet-atlet yang bisa menunjukkan kemampuan dan daya juang tinggi selama rangkaian Audisi Umum dan juga Tahap Karantina,” ujarnya.
Sedangkan Ketua Tim Pencari Bakat Audisi Umum PB Djarum, Sigit Budiarto, membenarkan Audisi Umum tahun ini menerapkan sistem penilaian yang cukup ketat demi mendapatkan bibit pebulutangkis berkarakter dan berkualitas sesuai kriteria yang ditentukan PB Djarum.
Berbeda dengan Audisi Umum terakhir di tahun 2019, kali ini akan ada dua tahap screening, yaitu bermain lima menit pada 19 Oktober dan bermain 10 menit pada 20 Oktober 2022. Perbaruan ini bertujuan agar kualitas atlet dapat terlihat dengan jelas.
Setelah tahap screening, proses seleksi berlanjut ke tahap turnamen dari tanggal 21 Oktober hingga 23 Oktober 2022. Untuk kategori putra, para semifinalis di kelompok usia U-11 dan U-13 akan masuk ke tahap karantina.
Sementara di sektor putri, mereka yang berhak melaju ke tahap karantina adalah yang berhasil masuk ke babak final turnamen.
Proses seleksi pada Tahap Karantina ini cukup berbeda dibanding Audisi Umum tahun-tahun sebelumnya dari yang semula hanya satu minggu menjadi tiga minggu. Selama rentan waktu tersebut, calon atlet PB Djarum akan dinilai melalui tiga aspek yakni tes fisik, tes kesehatan dan psikotes.
Tes fisik dilaksanakan guna mengukur daya tahan atlet dalam bertanding dan tes kesehatan untuk melihat apakah atlet rawan cedera atau tidak. Sementara psikotes terbagi menjadi dua, yakni tes penalaran untuk mengukur taraf kecerdasan dan tes sosio-emosional sebagai tolak ukur kondisi sosio-emosi atlet dalam memecahkan permasalahan. Rangkaian tes bagi para atlet tersebut nantinya menjadi salah satu bahan pertimbangan Tim Pencari Bakat untuk meloloskan para atlet sebagai atlet PB Djarum, serta panduan bagi pelatih dalam menyusun program pembinaan.
“Kami berharap dengan berbagai elemen yang diterapkan dari jajaran Tim Pencari Bakat pada Audisi Umum PB Djarum 2022 ini, kami bisa mendapatkan atlet berkarakter yang memiliki bakat dan skill mumpuni serta semangat juang dan mental sebagai calon juara,” jelas Sigit.
Koordinator Atlet Putra Tim Pencari Bakat, Fung Permadi menuturkan, kriteria yang ditetapkan untuk para atlet putra calon penghuni klub yang bermarkas di Kudus, Jawa Tengah itu merupakan hal mendasar sebagai bahan pertimbangan.
Diantaranya adalah atlet yang sudah memiliki teknik bermain yang cukup baik, memiliki jiwa pantang menyerah, serta kepandaian ketika bertanding di atas lapangan.
“Ditambah dengan feeling atau touch dalam pukulan-pukulan. Karena untuk membina seorang atlet, kualitas untuk menjadi seorang atlet dunia itu semuanya harus komplit dan tidak memiliki suatu kelemahan yang menonjol. Tapi untuk atlet usia dini kan perkembangan dan pembinaan waktunya masih panjang di karantina nanti kita lihat bagaimana konsistensinya dalam berlatih dan menjaga semangatnya. Karena kalau waktunya terlalu pendek itu kita tidak bisa melihat hal itu,” terang Fung.
Sementara itu, Koordinator Atlet Putri Tim Pencari Bakat, Yuni Kartika menambahkan konsistensi dan teknik mumpuni ditopang dengan semangat juang serta mental yang kokoh merupakan hal mutlak yang wajib dimiliki oleh calon atlet PB Djarum.
Ia menegaskan pembinaan atlet usia dini serta menempa talenta dan mental atlet setidaknya butuh waktu 10 tahun, sampai mereka siap membela nama bangsa di kancah dunia.
“Selain itu kriteria lainnya adalah bakat, footwork, pukulan, dan kepandaian. Diharapkan atlet tersebut nantinya dapat konsisten dan memiliki kemauan serta impian yang kuat untuk menjadi juara di kelompok usianya lalu berlanjut menjadi juara di kejuaraan internasional. Kenapa konsisten? Karena jangka waktunya untuk mereka menjadi juara dunia itu panjang,” tutur Yuni