Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Surabaya

Pengakuan Warga Eks Penghuni Kolong Tol Kampung 1001 Malam Pindah ke Rusunawa: Beda Jauh

Warga di 16 Kepala Keluarga (KK) yang sebelumnya menghuni bangunan liar di kolong tol Dupak senang pindah ke rumah susun sederhana sewa (rusunawa).

Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: Januar
TribunJatim.com/ Bobby Constantine Koloway
Kepala Dinas Sosial Kota Surabaya, Anna Fajriatin berbincang dengan salah satu warga eks penghuni kolong jalan tol Dupak. 

Laporan wartawan Tribun Jatim Network, Bobby Constantine Koloway

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA – Warga di 16 Kepala Keluarga (KK) yang sebelumnya menghuni bangunan liar di kolong tol Dupak senang pindah ke rumah susun sederhana sewa (rusunawa). Selain hunian, mereka menyongsong kehidupan baru dengan mata pencaharian yang lebih layak.

Pemkot Surabaya telah memindahkan mereka dari kolong jembatan tol Dupak, kawasan Kampung 1001 Malam. Mereka terbagi di beberapa lokasi rusun yang dikelola Pemkot maupun pemerintah provinsi.

Misalnya, pasangan suami istri (pasutri) Iin Indriani dan Firmansyah. Iin dan Firmansyah mengaku telah belasan tahun tinggal di kolong tol.


Tempat yang mereka tinggali beratap beton jembatan tol, beralas papan kayu, dan dinding kayu triplek. Saat ini wanita 34 tahun itu sedang hamil tua dan memiliki seorang anak balita.

Baca juga: Relokasi Warga Kampung 1001 Malam Surabaya Ditarget Tuntas Oktober, Fungsi Lahan Dikembalikan


Mereka juga harus berjuang buruknya kualitas udara, lingkungan dan pengaruh sosial di kawasan tersebut sebelumnya. Sehingga, mereka pun gembira ketika mendengar info akan dipindahkan.


”Dengan yang di sini, bedo adoh (beda jauh). Nyaman di sini. Kalau di sana kan di bawah tol, banyak debu dan di pinggir sungai. Alhamdulillah di sini (rusunawa Sumur Welut) nyaman, tidak khawatir lagi dengan anak saya," kata Iin, Jumat (21/10/2022).


Sehari-hari, mereka mencari penghidupan dengan mengamen. Mereka pun berharap mendapat pekerjaan yang lebih layak.


"Kemarin sudah didata pemkot, mau diberi pekerjaan. Saya minta jadi tukang sapu. Kalau saya menganggur, kasihan anak dan istri saya," ujar Firmansyah.


Sebelumnya, Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi memastikan pemkot memberikan jaminan perhatian kesehatan, pendidikan, dan penghasilan kepada warga yang dipindahkan ke rusunawa. Dengan kepastian itu, pasutri ini pun merasa lega dan berharap ke depannya bisa menyekolahkan anak - anak hingga ke jenjang yang lebih tinggi.


”Saya nggak ingin anak - anak bernasib sama seperti orang tuanya yang sejak kecil hidup di jalanan," harap Firmansyah.


Warga lainnya, Surati, ikut gembira keluar dari kolong tol. Perempuan 53 tahun ini mengaku telah hidup kawasan tersebut selama 25 tahun.


Kini ia telah berpindah ke rusunawa Sumur Welut bersama tiga anak perempuannya. Di rusun tersebut, ia juga mendapat sembako dan fasilitas kipas angin, kasur, gas LPG 3 kilogram, hingga pekerjaan.


"Makanan juga dijamin, pagi, siang dan malam setiap hari. Kemarin anak - anak saya juga sudah didata untuk dicarikan pekerjaan yang sesuai. Kalau saya, diberi pekerjaan menjadi juru masak," kata Surati.


”Kalih Pak Wali, kala wingi sampun dijamin mboten usah khawatir, bakal junjung derajat anak putune (Pak Wali Kota bilang ke saya tidak usah khawatir, bakal mengangkat derajat anak dan cucu saya)," sebut Surati.

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved