Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Terjawab Motif Wanita Penerobos Istana Bawa Senpi? Isi Tas Terbongkar, Pengamat Singgung Teror 2021

Terjawab akhirnya sosok wanita penerobos Istana Merdeka yang diketahui membawa senjata api, aparat membongkar isi tasnya.

Penulis: Ignatia | Editor: Arie Noer Rachmawati
Tribunnews.com
Potret wanita misterius yang disoroti akibat aksinya di Istana Merdeka, Selasa (25/10/2022) 

TRIBUNJATIM.COM - Telah ramai dibicarakan informasi yang beredar di media sosial mengungkap peristiwa yang terjadi Selasa (25/10/2022) pagi di Istana Merdeka.

Beredar sebuah video yang melaporkan ada seorang perempuan todongkan pistol ke Paspampres dan berusaha menerobos Istana Presiden RI di Jalan Merdeka Utara, Selasa (25/10/2022) pukul 07.00 WIB.

Saat melakukan aksi, pelaku diketahui membawa senjata api (Senpi) jenis FN.

Perempuan berkerudung biru dan cadar hitam tampak terlihat di dalam video yang tersebar.

Perempuan ini diamankan oleh paspampres dan anggota yang sedang berjaga di depan Istana Merdeka.

Baca juga: Belum Jadi Keluarga Presiden, Erina Gudono Adaptasi Gaya Hidup, Fans Kaget Fakta di Balik Outfit

Kini perempuan tersebut telah diamankan polisi dan dibawa ke Polres Jakarta Barat untuk diperiksa lebih lanjut.

Beruntung tidak terjadi apapun di Istana Presiden setelah kejadian ini.

Informasi yang diterima Tribunnews menyebutkan, selain membawa senjata, pelaku yang diperkirakan berusia 25 tahun itu dilaporkan membawa 1 tas hitam.

Kepolisian kini juga membongkar apa yang dibawa oleh perempuan tak dikenal tersebut.

Mari simak kronologi yang dikutip Tribun Jatim dari Tribunnews berikut.

Baca juga: Videonya Sempat Viral, Pemotor Maling Kabel PT KAI di Surabaya Ditangkap, Ternyata Residivis

Informasi yang diterima Tribunnews juga menyebut kronologi kejadian sebagai berikut:

- Pada sekitar pukul 07.00 wib Anggota sat gatur melakukan tugas rutin pelayanan masyarakat penjagaan dan pengaturan di sekitar istana presiden (Pos bandung 1/oteva).

- Kemudian ada seorang perempuan berjalan kaki dari harmoni mengarah ke jl medan merdeka utara.

- Tepatnya di pintu masuk istana dan menghampiri anggota pas pampres yang sedang siaga dengan menodongkan senpi jenis FN.

- Dengan sigap anggota sat gatur an aiptu hermawan,briptu krismanto,bripda yuda mengamankan perempuan tersebut(otk) dengan merebut senpi dari tangan wanita(otk) tersebut

- Dan mengamankan untuk diserahkan kepada reserse jakarta pusat.

Detik-detik perempuan menodong senpi ke arah paspampres
Detik-detik perempuan menodong senpi ke arah paspampres (Instagram)

Setelah diselidiki lebih lanjut, isi tas yang dibawa oleh perempuan tak dikenal itu terungkap.

Pelaku yang diperkirakan berusia 25 tahun itu dilaporkan membawa 1 tas hitam berisi sebuah kitab suci, ponsel HP, dan dompet kosong warna pink.

Pengamat Terorisme dari Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta Roby Sugara mengatakan fenomena ini mirip dengan tindakan teror yang terjadi di Mabes Polri pada 31 Maret 2021 lalu.

Baca juga: Alasan Hotman Paris Jadi Pengacara Irjen Teddy Minahasa, Polisi Kaya Raya Diduga Pengedar Narkoba

“Kemungkinan besar dia adalah sama dengan Zakiah. Aksi lone wolf,” kata Roby Sugara saat dihubungi, Selasa (25/10/2022).

Lanjut dia, hal itu tercermin dari gaya hingga padanan busana yang mirip antara pelaku di Istana Negara dengan Mabes Polri yakni sama-sama mengenakan cadar.

“Pelaku sepertinya sengaja tentang identitas aksi bahwa yang melakukan adalah muslim perempuan yang mengenakan cadar.

Dari sini terlihat bahwa pelaku tidak fokus kepada target tetapi pada identitas dirinya,” tuturnya.

Baca juga: Kepergok Bawa Sabu, Driver Ojol di Surabaya Diringkus Polisi, Simak Kronologi Lengkapnya

Terkait motif pelaku, Roby menduga sosok wanita tersebut tergerak untuk membantu sesama muslim.

“Yang menurut dia sedang menderita marena ulah sebuah rezim tertentu," ujarnya.

Ditambahkannya, karena kemungkinan besar polanya sama maka bisa saja senjata api rakitan ini dibeli melalui daring kemudian dirakit untuk digunakan untuk melumpuhkan.

“Senjata apinya sangat mungkin juga dibeli di online lalu dirakit untuk bisa digunakan dalam membunuh target,” tuturnya.

Sementara itu, pengamat juga menyinggung adanya kaitan dengan teror yang terjadi 2021 lalu.

Pada 31 Maret 2021 lalu, masyarakat digemparkan dengan aksi penyerangan Mabes Polri, Jakarta Selatan, oleh seseorang bersenjata.

Rekaman CCTV memperlihatkan seorang perempuan berpakaian hitam dan kerudung biru mengacungkan senjata dan disebutkan melepaskan beberapa tembakan di area kompleks Mabes Polri.

Tak lama berselang, pelaku penyerangan berhasil dilumpuhkan dengan timah panas polisi.

Baca juga: Videonya Sempat Viral, Pemotor Maling Kabel PT KAI di Surabaya Ditangkap, Ternyata Residivis

Peluru yang menembus jantungnya mengakibatkan pelaku tewas di tempat.

Hasil penyelidikan polisi menunjukkan bahwa pelaku adalah seorang perempuan muda bernama Zakiah Aini (25).

Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo mengatakan Zakiah adalah pelaku penyerangan tunggal atau dikenal dengan istilah lone wolf.

Ia secara terang-terangan mendukung organisasi teror ISIS.

Ilustrasi teroris
Ilustrasi teroris (Tribunnews.com/Tribun Lampung)

"Yang bersangkutan ini adalah tersangka atau pelaku lone wolf beridiologi ISIS. Terbukti dari postingannya di sosial media," ujar Listyo saat jumpa pers di Mabes Polri Rabu (31/3/2021) malam.

Lantas, apa itu lone wolf dan mengapa aksi teror terus bermunculan?

Pengamat terorisme dari Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta Robi Sugara mengatakan lone wolf adalah istilah serigala yang terpisah dari kumpulannya.

"Lone wolf ini karena self radicalised atau teradikalisasi sendiri lewat media masa atau online," jelas Robi kepada Kompas.com melalui pesan WhatsApp, Kamis (1/4/2021).

Terkait dengan adanya aksi teror yang terus bermunculan di Indonesia, menurutnya dikarenakan sejumlah faktor.

Baca juga: Apa Arti Mimpi Punya Anak Kembar Tapi Tak Hamil? Lagi Kepikiran Banyak Hal? Pertanda Tanggung Jawab

Salah satu faktornya, yakni adalah penafsiran ekstrem ayat-ayat agama.

"Umum di kalangan teroris negara ini thagut harus diperangi dan aparatnya wajib dibunuh," papar Robi.

Dengan berhasil membunuh atau mati pada saat membunuh mereka berarti dipandang sudah ikut berperang di jalan Tuhan.

Dengan adanya rentetan aksi teror belakangan ini, menurut Robi dapat diartikan bahwa sel-sel radikal masih eksis.

"Ini menandakan sel-sel mereka masih ada dan ideologi ini tidak pernah benar-benar mati," pungkas dia.

Berita lainnya seputar berita viral

Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunJatim.com

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved