Pembunuhan Brigadir J
Ini Ternyata Isi Dialog Bharada E dan Orang Tua Brigadir J, Ada 1 Permintaan saat Richard Bersimpuh
Inilah ternyata isi dialog Bharada Eliezer dengan orang tua Brigadir Yosua saat terekam bersimpuh di hadapan mereka.
Penulis: Ignatia | Editor: Sudarma Adi
Namun, apa yang mereka ucapkan tak bisa terdengar melalui gambar yang disiarkan secara langsung tersebut.
Terhadap Bharada E, Samuel dan Rosti mengaku sudah tak menyimpan dendam.
Mereka telah memaafkan eksekutor anak mereka meskipun tetap menuntut agar proses hukum terus berjalan.
Baca juga: Arti Kata Bharada, Pangkat Kepolisian Richard Eliezer, Sosok yang Diperintah Tembak Brigadir J
Keluarga lain Brigadir J yang ikut diundang dalam persidangan akhirnya membongkar rasa kekecewaan mereka terhadap sikap Eliezer.
Rupanya, hal itu dilandasi kekecewaan keluarga lantaran merasa Bharada E tak melakukan penyelamatan dari rencana pembunuhan oleh Ferdy Sambo.
Sementara Rohani langsung menuding Bharada E dan menyebutnya sebagai pembunuh sadis.
Rohani merupakan bibi dari Yosua Hutabarat.
Baca juga: Tak Mungkin Brigadir J Lecehkan Putri Candrawathi, Bibi Yosua Kuak Pengakuan Istri Sambo: yang Punya
"Waktu di persidangan itu melihat wajah Bharada E, kami memang sangat kecewa, kenapa dia menembak, sementara kami dengar berita itu (Bharada E) teman akrab, tapi kok tega dia membunuh anak kami," tutur Rohani dikutip kanal YouTube tvOneNews, Kamis (27/10/2022).
"Jadi kami selaku orangtua yang mempunyai anak, kok tega-teganya dia membunuh, itu saja."

Meski begitu, Rohani dan keluarga Brigadir J yang lain telah sepakat memaafkan Bharada E.
Apalagi setelah melihat gestur dan itikad baiknya untuk meminta pengampunan keluarga.
"Kalau bagi kami, saat dia meminta maaf kemarin, kami memaafkan, selaku umat Tuhan kami pasti memaafkan," ungkap Rohani.
Bharada E, menurut Rohani, seharusnya bisa menolak perintah Ferdy Sambo seperti halnya terdakwa Ricky Rizal alias Bripka RR.
Baca juga: Ferdy Sambo Bantah Tembak Brigadir J? Nggak Pernah Nyuruh, Beda Pengakuan Bharada E dan Bripka RR
Atau jikalau memang tak bisa menolak, Bharada E seharusnya menembak di bagian yang tidak bisa menyebabkan korban sampai meninggal dunia.
"Cuma di sana tadi kecewa kami itu, apa pun seandainya disuruh atasannya masih bisa dia mengelak," terang Rohani.
"Kalau tidak, disuruh membunuh atau menembak, jangan ke (bagian -red) yang fatal."
Walaupun sudah menerima permintaan maaf Bharada E, Rohani tetap menuntut keadilan dan proses hukum untuk terus berjalan.
"Kalau maafnya itu pasti kami terima, tapi proses hukum harus berjalan terus, karena kita negara hukum," tandasnya.
Berita seputar Bharada Richard Eliezer lainnya