Berita Lumajang
Laris Manis, Rotan Sintetis Kreasi Warga Lumajang Tembus Pasar Ekspor, Tambah Karyawan saat Pandemi
Sekilas perawakan Wahyudi terlihat santai. Kalau bicara suaranya kalem. Meski begitu, tangannya sangat terampil membuat barang-barang furniture
Penulis: Tony Hermawan | Editor: Ndaru Wijayanto
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Tony Hermawan
TRIBUNJATIM.COM, LUMAJANG - Sekilas perawakan Wahyudi terlihat santai. Kalau bicara suaranya kalem. Meski begitu, tangannya sangat terampil membuat barang-barang furniture dari rotan sintetis. Satu barang yang dibuat harganya bisa ratusan ribu hingga jutaan rupiah.
Delapan laki-laki usia remaja hampir setiap hari datang ke rumah Wahyudi. Lokasi rumahnya di Desa Jatisari, Kecamatan Tempeh.
Mereka biasa berkumpul di bangunan sebelah rumah Wahyudi. Tempat itu mirip bengkel meubel.
Di tempat itulah, delapan anak muda saling berbagi tugas. Ada yang membuat mengelas besi-besi. Ada juga yang bertugas menganyam rotan sintetis.
Kejelian dan keramahan bermain rotan sintetis ini akhirnya menjadi produk bernilai. Meliputi kursi, meja, wadah tissue, vas bunga, dan aksesoris lain.
Barang-barang anyaman rotan sintetis itu banyak beredar di Lumajang. Tapi luar kota juga ada. Malahan juga luar Pulau Jawa. Tempat yang sering yakni Bali.
Baca juga: Berhenti Jadi Guru, Pria Ponorogo Raup Omzet Puluhan Juta Berkat Olah Limbah Kayu Jadi Busur Panah
Dari Pulau Dewata itulah dia pernah punya pengalaman mengekspor produknya hingga Amerika.
Sudah 15 tahun bapak tiga anak ini menggeluti bisnis tersebut. Jatuh bangun sudah sering ia rasakan. Tapi bisnisnya tetap jalan. Bahkan, usahanya juga tetap 'cuan' saat ada wabah corona.
"Kalau pendapatan turun iya. Tapi tidak terlalu signifikan. Sebelum corona omzetku satu bulan dapat Rp30-40 juta, terus ada wabah itu turun jadi Rp20 juta. Kalau sekarang sudah stabil," katanya.
Tahan banting dari serangan efek domino corona rupanya pria usia 42 tahun ini menerapkan beberapa strategi marketing. Dia jor-joran mengenalkan produknya ke siapa saja dan di mana saja.
Saat itu, ia membuat banyak video pemasaran di media sosial. Tapi cara marketingnya sangat 'smooth'. Ia membuat video marketing berkedok edukasi cara pembuatan furniture.
Kemudian, siasat kedua pemasaran konvensional juga digencarkan. Ia sering menyebar kartu nama dan brosur di berbagai kesempatan acara.
"Produkku ini kategori produk yang gak bisa langsung dibeli orang. Tapi suatu saat orang bakal butuh. Nah, biar dikenal harus rajin masarin. Dan Alhamdulillah waktu pandemi malah karyawan nambah 1 orang," pungkasnya.