Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Jember

Kisah Nenek 70 Tahun di Jember, Tetap Produktif Hasilkan 50 Gerabah Sehari Demi Sambug Hidup

Misiyah nampak lihai memainkan alat khusus yang digunakan untuk pembuatan gerabah yang berada Kerajinan Leis Kerabah di Jember

Editor: Januar
TribunJatim.com/ Imam Nawawi
Miskiyah membuat gerabah di tempat usaha anaknya yang berada di Desa Kesilir, Kecamatan Wuluhan, Kabupaten Jember, Selasa (19/11/2022) 

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Imam Nawawi

TRIBUNJATIM.COM, JEMBER - Misiyah nampak lihai memainkan alat khusus yang digunakan untuk pembuatan gerabah yang berada Kerajinan Leis Kerabah di RT 4 RW 14, Dusun Demangan, Desa Kecamatan Wuluhan Kabupaten Jember, Jawa Timur, Sabtu (19/11/2022)

Nenek berusia 70 tahun ini rupanya masih mempu membuat 50 gerabah dalam bentuk Kowi atau alat pelebur emas, selama sehari.

Wanita ini rupanya telah digeluti sejak usia dini, karena usaha gerabah tersebut. Menurutnya kerajinan tradisional yang diwariskan turun temurun dari orang tua selama tinggal di bawah kawasan Gunung Manggar Jember ini.

Selain bentuk kowi, beberapa karya gerabah yang telah berhasil dibuat oleh nenek tersebut, di antaranya karakter Miky Mouse dan juga teko yang terbuat dari tanah liat.

"Mengawe ngene iki yo wes suwe ket ibumu jek cilik(kerja kayak gini, sudah lama sejak anak saya satu), lek kesel yho ngasoh (kalau terasa capek, ya istirahat," ujar Misiyah menggunakan logat Bahasa Jawa.

Menurutnya, tujuan utama menekui kra kanan tradisional ini, untuk menyambung hidup, dalam memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga.

"Ben cukup ekonomi (biar kebutuhan ekonomi: red Jawa), kalau buat tergantung pesenan, kalau pesenannya akeh yho buatnya akeh, gak mesti paling akeh sedino 50 (kalau buat tergantung pesenan, kalau pesenannya banyak ya buatnya banyak, tidak menentu. Sejauh ini paling banyak 50 biji,"tambah Misiyah.

Baca juga: Kisah Penyandang Disabilitas Asal Kediri yang Sukses Sulap Bambu Jadi Kerajinan Bernilai Jutaan

Misiyah menjelaskan kesulitan dalam pembuatan gerabah ini , adanya motiv baru yang lebih modern. Sehigggga hal itu membuatnya harus belajar lagi.

" Susahe angger gawe bentuk, dadi kudu belajar maneh (susahnya kalau buat bentuk, jadi harus belajar lagi," paparnya.

Kalau keuntungan, Masiyah tidak bisa menjelaskan, karena masalah menejemen bisnis gerabah dikelola oleh anaknya yang bernama Lilis Indrayani (50).

"Lek gawe yho karo anake (Lilis Indrayani), berdua. La anake lanang adoh kok (anak laki-lakinya jauh),"jelasnya.

Misiyah mengakui banyak anak muda yang kurang hobi dan berminat belajar menguat kerajinan tradisional dari tanah liat tersebut. Karena mereka merasa jenuh.

"Arek saiki akeh seng kurang telaten (anak sekarang banyak yang kurang teleten), kalau nguruki anak sekolah ya biase ibuke iku (kalau ngajari anak sekolah ya biasanya ibuknya itu (Lilis Indrayani)," paparnya.

Menanggapi hal ini, Lilis Indrayani, Anak perempuan Misiyah mengaku bahwa hasil hasil produksi gerbahnya rata-rata dikirim ke Palembang, Sumatra hingga Kalimantan. Bahkan pernah diekspor ke Hindia.

"Untuk Gerabah untuk lilin, itu pernah dibawa ke Hindia. Kalau yang Kowi kebanyakan yang pesan dari palembang, Sulawasi, Kalimantan. Kalau untung bersih dalam satu bulan, sekitar Rp 3.000.000, itu hanya perkiraan saja mas," pungkas pemilik Lies Gerabah Kesilir Wuluhan, Jember ini.

 


Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenewss TribunJatim.com

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved