Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Satu Keluarga Tewas di Jakarta Barat

Ketahuan Simpan Mayat Renny, Anggota Keluarga yang Tewas di Kalideres Minta Saksi Diam: Allahu Akbar

Saksi itu rupanya memergoki mayat satu anggota keluarga di Kalideres bernama Renny Margaretha disimpan oleh anggota keluarga lainnya.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Sudarma Adi
New York Post
ILUSTRASI Berita saksi beri pengakuan soal mayat yang disimpan anggota keluarga di Kalideres. 

TRIBUNJATIM.COM - Akhirnya muncul saksi penting dalam kasus tewasnya sekeluarga di Kalideres, Jakarta Barat.

Saksi itu pergoki mayat satu anggota keluarga disimpan di Kalideres bernama Renny Margaretha oleh anggota keluarga lainnya.

Namun, adik ipar Reni Margareta yakni Budianto mohon tak dilaporkan ke polisi kala itu. 

Akhirnya hal itu dilakukan saksi, hingga kemudian Budianto juga ditemukan sudah tewas beberapa bulan bersama keluarganya.

Renny Margaretha merupakan istri dari Rudiyanto Gunawan (70), dan ibu dari anak mereka bernama Dian (42).

Satu orang lainnya yang menjadi korban tewas yaitu adik dari Rudiyanto bernama Budianto Gunawan (69).

Seorang saksi kunci akhirnya mengungkap peristiwa ganjil yang terjadi di rumah satu keluarga tewas di Jakarta Barat

Semuanya bermula dari rencana dua dari empat orang tersebut masih dalam keadaan hidup, dimana mereka mau gadaikan rumah yang ditempati senilai Rp1,2 miliar.

Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol Hengki Haryadi mengatakan kedua orang yang masih hidup yakni Dian yang berstatus sebagai anak dan Budiyanto yang berstatus sebagai ipar.

Saksi pun tertarik untuk menerima permohonan gadai dan mengunjungi rumah tersebut agar bisa melihat kondisi rumah.

Baca juga: Isi Chat 2 HP Keluarga Kalideres Dikuak: Negatif, Polisi Akui Teka-teki Makin Rumit, Harus Hati-hati

Saat tiba di rumah di kawasan Kalideres itu, saksi pun masuk ke dalam.

Namun, saat itu bau bangkai menyeruak tercium di rumah tersebut.

Kedua saksi mata itu diterima oleh Budianto di dalam rumah pada 13 Mei 2022.

Namun, sudah tercium bau busuk menyeruak di rumah tersebut.

Saat ditanya kedua saksi, Budianto menyebut bahwa itu hanya bau got yang tidak dibersihkan.

Baca juga: Anak Keluarga Tewas di Kalideres Beri Susu & Sisiri Mayat Ibu, Saksi: Lampu Harus Mati saat ke Kamar

Saat masuk ke dalam rumah dan bertemu Dian, kedua saksi memeriksa sertifikat rumah.

Ternyata sertifikat tersebut atas nama Renny Margaretha.

Kedua saksi pun bertanya dimana pemilik rumah.

Dian menyebut bahwa ibunya sedang tidur.

Kemudian kedua saksi meminta melihat pemilik rumah yang sah walaupun sedang tertidur.

Dian pun memperbolehkan dengan syarat tidak ada cahaya lantaran ia menyebut ibunya tidak suka dengan cahaya.

Kedua saksi masuk ke dalam kamar Reni Margareta.

Di kamar itu, bau bangkai semakin menyeruak.

“Tapi jangan dinyalakan lampu karena ibu saya sensitif terhadap cahaya kata anak atas nama Dian yang turut meninggal di tempat kejadian perkara atau TKP,” jelas Hengki di Polda Metro Jaya, Senin (21/11/2022).

Namun, seorang saksi mata memegang tangan Reni Margareta dan merasakan tubuh wanita tersebut sudah membengkak.

Saksi lainnya menyalakan lampu flash dari handphone untuk memastikan kondisi Reni Margareta.

Betapa kagetnya kedua saksi mata yang berasal dari koperasi simpan pinjam itu saat melihat kondisi Reni sudah jadi mayat.

Bahkan, seorang di antaranya menyebut kata takbir saking kagetnya melihat peristiwa ganjil tersebut.

“Salah satu korban pegawai koperasi simpan pinjam ini menghidupkan flash hp nya begitu diliat langsung yang bersangkutan teriak takbir Allahu Akbar, ini sudah mayat di tanggal 13 Mei,” jelas Hengki, dikutip TribunJatim.com dari TribunJakarta.

Baca juga: Polisi Bantah Mati Kelaparan, Bukti Kekayaan Keluarga di Kalideres Dikuak Rekan Bisnis: Outfit & Kue

Melihat reaksi kedua pegawai koperasi simpan pinjam itu, Dian mengajak keduanya keluar kamar Reni Margareta dan membatalkan niat meminjam uang dari menggadaikan rumah tersebut.

Budianto pun mengejar salah satu saksi dan meminta agar para saksi bungkam atas peristiwa tersebut.

Hal inilah yang disayangkan pihak kepolisian lantaran menambah runyam kasus kematian empat anggota keluarga tersebut.

“Tolong pak jangan sampai dilaporkan ke polisi, jangan dilaporkan pihak rt ataupun warga sini. Dan ternyata tidak dilaporkan."

"Ini yang kami sesalkan, seharusnya kita semua sebagai warga masyarakat tidak boleh permisif, kejadian seperti ini agar dilaporkan saja,” beber Hengki.

Ternyata anak tewas sekeluarga di Kalideres sisiri rambut ibu dan beri susu meski ibu sudah tidak bernyawa.
Ternyata anak tewas sekeluarga di Kalideres sisiri rambut ibu dan beri susu meski ibu sudah tidak bernyawa. (TribunJakarta.com, Wartakota)

Diungkap pula oleh saksi bahwa dua jenazah itu diperlakukan seperti manusia yang masih hidup.

Dian yang saat itu masih hidup bahkan masih memberikan susu hingga menyisiri rambut ibunya bernama Reni Margaretha meski sudah dalam keadaan tak bernyawa lagi.

"Saat pegawai koperasi di dalam kamar menyampaikan bahwa ibunya sudah jadi mayat, Dian jawab ibu saya masih hidup, tiap hari saya berikan minum susu, sambil disisir dan rambutnya rontok semua," kata  Kombes Hengki Haryadi.

Meski begitu, Hengki tidak mau berspekulasi soal kasus tersebut, termasuk soal apakah Dian memiliki kondisi kejiwaan tertentu karena mengganggap ibunya masih hidup meski sudah meninggal dunia.

"Nah itu yang dalam proses penelitian oleh tim psikologi forensik, ini ahlinya beliau-beliau ini yang akan menganalisis, yang jelas pada saat itu (Dian menyampaikan) ibu saya belum meninggal, disisir rambutnya rontok setiap hari minum susu, tapi pada saat keluar nangis, itu ada foto-fotonya," tutur Hengki.

Baca juga: Rumah Satu Keluarga Tewas Kalideres Dikunci dari Dalam? Polisi: Tidak Mati Kelaparan, Ini 5 Faktanya

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved