Berita Jember
Inovasi Desain Gedung Tahan Gempa, Dua Mahasiswa Unej Kembangkan Teknik Graha Metroplex
Secara geologi Letak Wilayah Indonesia, banyak gunung berapi, dan rawan terjadi gempa bumi sewaktu waktu.
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Imam Nawawi
TRIBUNJATIM.COM, JEMBER - Secara geologi Letak Wilayah Indonesia, banyak gunung berapi, dan rawan terjadi gempa bumi sewaktu waktu.
Oleh karena itu, Mahasiswa Universitas Jember (Unej) Gian Ewaldo Majdid dan M. Farhan Nanda Saputra menemukan inovasi, untuk membuat desain bangunan tahan gempa.
Dua mahasiswa Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik (FT) Universitas Jember, mengembangkan model gedung hunian 8 lantai tahan gempa yang dinamai Graha Metroplex.
Selain itu, desain yang mereka kembangkan, juara ketiga kategori model gedung dengan struktur baja dalam Kompetisi Bangunan Gedung Indonesia (KBGI) XIII tahun 2022 di Universitas Tarumanagara tanggal 20 November 2022 lalu.
“Kami mencoba mendesain Graha Meroplex menggunakan struktur baja dengan Sistem Pemikul Rangka Momen Menengah (SPRMM). Dengan menggunakan SPRMM maka kolom baja yang digunakan dibentuk seperti huruf H yang dipasangkan dengan balok baja berbentuk huruf L,"ujar Gian Ewaldo Majdid dalam rilis yang diterima media ini, Selasa (29/11/2022)
"Keduanya menjadi struktur utama gedung yang didesain sebagai gedung hunian dengan delapan lantai "imbuh Gian Ewaldo Majdid.
Sementara, M. Farhan Nanda mengatakan model Graha Metroplex tersebut, melewati masa pengujian, bahkan menjadi juara ketiga untuk kategori struktur gedung dengan bahan baja.
“Kami berharap desain model gedung Graha Metroplex nanti bisa menjadi sumbangan nyata bagi mitigasi bencana gempa bumi di nusantara sehingga meminimalkan korban jiwa maupun luka,”imbuhnya.
Mengingat, lanjut Farhan, desain Graha Metroplex , dipertandingkan dengan delapan tim tim dari 161 peserta. Bahkan model tersebut berhasil masuk babak final.
"Tiap tim harus menyusun model gedung dalam skala 1 banding 50 dari awal hingga menjadi gedung dalam waktu tiga jam. Lomba berjalan seru sebab setiap tim membawa suporter layaknya pertandingan bola," katanya
Dalam pengujian bangunan, lanjut Farhan, semua model gedung diberi beban berupa besi seberat 1 kilogram di tiap lantainya sambil di goyang- goyang dengan alat bernama table shaking.
"Sehingga mirip gedung yang digoncang gempa bumi. Goncangan berlaku selama lima menit, dengan setiap menitnya ditingkatkan dari fase goncangan 1,5 Hertz hingga 5,5 Hertz dengan amplitudo konstan sebesar 10 milimeter ke depan dan ke belakang," pungkasnya