Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Pembunuhan Brigadir J

Kuat saat Ketemu Keluarga Brigadir J, Ferdy Sambo Tak Kuasa Tahan Tangis Hadapi Anak Buah: Goyah

Ferdy Sambo ternyata tak kuasa menahan tangisannya di hadapan anak-anak buahnya daripada keluarga Brigadir J.

Penulis: Ignatia | Editor: Arie Noer Rachmawati
Kompas TV
Ferdy Sambo saat menjalankan persidangan dengan agenda bertemu para saksi dan obstruction of justice dari anak-anak buahnya. 

TRIBUNJATIM.COM - Keluarga Brigadir J pernah bertemu Ferdy Sambo dalam sebuah kesempatan persidangan.

Saat dipertemukan dengan Samuel Hutabarat dan Rosti Hutabarat, Ferdy Sambo tak tampak menangis atau menunjukkan emosinya.

Ferdy Sambo merupakan terdakwa kasus kematian Brigadir Yosua Hutabarat yang awalnya disebut tembak menembak.

Peristiwa menegangkan itu terjadi pada 8 Juli 2022 lalu.

Pasca kematian Brigadir J, ajudan mantan Irjen Ferdy Sambo pada beberapa bulan lalu, persidangan terus dijalankan.

Kini, Ferdy Sambo sudah resmi diberhentikan dari tugasnya sebagai petinggi polri sejak Agustus 2022 lalu.

Dalam persidangan dengan agenda bertemu keluarga Brigadir J, Ferdy Sambo tampak tidak menunjukkan ekspresi tertentu.

Ferdy Sambo justru tak tampak meminta maaf kepada keluarga Brigadir J.

Namun ternyata setelah Ferdy Sambo dipertemukan dengan anak-anak buah, hal berbeda terjadi.

Ekspresi Ferdy Sambo berubah sangat sedih setelah mengetahui perbuatannya itu menyebabkan beberapa anak buahnya jadi kehilangan pekerjaan.

Baca juga: Kebenaran Brigadir J Lecehkan Putri C Dibahas Krimonolog, Ferdy Sambo Disebut Konsisten: Ada Potensi

Dalam persidangan, Ferdy Sambo menyampaikan penyesalan dan permintaan maafnya.

Tampak jelas Ferdy Sambo tidak bisa menahan tangisannya.

Kesedihan begitu terpancar dari raut wajah sang mantan jenderal.

Agenda lanjutan persidangan kematian Brigadir J mempertemukan Ferdy Sambo dan para anak buahnya.

Sembari menahan tangis, terdakwa kasus pembunuhan Nopriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J tersebut mengaku menyesal.

Ia juga menyayangkan sikap komisi kode etik Polri yang tetap memproses anak buahnya meski ia mengaku akan bertanggung jawab menggantikan para polisi tersebut.

Sebagaimana diketahui, puluhan polisi terseret kasus obstruction of justice untuk menutupi pembunuhan yang dilakukan Ferdy Sambo.

Beberapa di antaranya dikenai sanksi demosi, mutasi hingga pemberhentian tidak dengan hormat (PTDH).

Baca juga: Kebenaran Brigadir J Lecehkan Putri C Dibahas Krimonolog, Ferdy Sambo Disebut Konsisten: Ada Potensi

Di antaranya mantan Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Ridwan Soplanit yang kini karirnya terhambat akibat terlibat kasus tersebut.

Ia pun sempat mempertanyakan langsung pada Ferdy Sambo kenapa penyidik kepolisian harus jadi korban dalam skenario pembunuhan Brigadir J.

"Terkait dengan pernyataan kenapa saya harus mengorbankan para penyidik, saya ingin menyampaikan permohonan maaf kepada adik-adik saya," ungkap Ferdy Sambo dikutip kanal YouTube KOMPAS TV, Selasa (29/11/2022).

Baca juga: Terjawab Uang Rp200 Juta dari Rekening Brigadir J ke Bripka RR Milik Ferdy Sambo, PC: Bisa Diprint

"Karena saya sudah memberikan keterangan yang tidak benar di awal."

Suami terdakwa Putri Candrawathi tersebut mengatakan ia sudah mengakui semua kesalahan dan bersedia dihukum menggantikan seluruh anak buah.

Namun, Komisi Kode Etik Polri (KKEP) tetap memutuskan menindak masing-masing aparat sesuai kesalahannya.

"Dan di sidang kode etik, di semua proses pemeriksaan saya sudah sampaikan adik-adik ini enggak salah, saya yang salah," aku Ferdy Sambo.

"Tapi mereka juga harus dihukum karena dianggap tahu peristiwa ini."

"Jadi sekali lagi saya atas nama pribadi dan keluarga menyampaikan permohonan maaf kepada adik-adik saya sehingga (karirnya-red) harus terhambat," tandasnya.

Ferdy Sambo akui uang Rp200 juta yang ditransfer dari rekening Brigadir J ke Bripka RR adalah uang miliknya yang digunakan untuk kebutuhan keluarga
Ferdy Sambo akui uang Rp200 juta yang ditransfer dari rekening Brigadir J ke Bripka RR adalah uang miliknya yang digunakan untuk kebutuhan keluarga (YouTube/KOMPASTV - WARTA KOTA/YULIANTO)

Dengan mata berkaca-kaca dan suara tercekat, Ferdy Sambo mengaku sangat menyesali perbuatannya.

Ia pun merasa dihantui rasa bersalah setiap kali berhubungan dengan para aparat yang terdampak perbuatannya.

"Saya sangat menyesal, jadi saya sekali lagi mohon maaf. Saya sudah sampaikan ini di depan komisi kode etik, mereka tidak salah," tegas Ferdy Sambo.

"Mereka hanya secara psikologis pasti akan tertekan dalam proses penyampaian saya. Saya akan bertanggung jawab, saya sudah sampaikan, tapi mereka tetap diproses mutasi dan demosi."

"Sehingga saya setiap berhubungan dengan penyidik dan adik-adik saya, saya pasti akan merasa goyah dan bersalah."

Mantan jenderal bintang tiga itu kemudian menyerahkan microphone ke pengacaranya dan menundukkan kepala seraya mengerjap-kerjapkan mata.

Ferdy Sambo saat menjalankan persidangan dengan agenda bertemu para saksi dan obstruction of justice dari anak-anak buahnya
Ferdy Sambo saat menjalankan persidangan dengan agenda bertemu para saksi dan obstruction of justice dari anak-anak buahnya (Kompas TV)

Sebelumnya, mantan Kanit Reskrim Polres Metro Jaksel, AKBP Ridwan Soplanit menyatakan terdakwa Ferdy Sambo ikut menembak korban Nopriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.

Dilansir Tribun Jatim via TribunWow.com, ia juga mengaku telah menjadi korban rekayasa skenario yang disusun Ferdy Sambo.

Dengan nada tinggi, Ridwan Soplanit menyatakan ia telah memberikan kesaksian secara sebenar-benarnya.

Pernyataan tersebut diungkap Ridwan Soplanit saat menjadi saksi dalam sidang lanjutan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (21/11/2022).

Kepada majelis hakim dan jaksa, ia mengatakan bahwa kasus yang terjadi di TKP Duren Tiga, Jakarta Selatan bukanlah aksi tembak menembak.

Baca juga: Kebenaran Brigadir J Lecehkan Putri C Dibahas Krimonolog, Ferdy Sambo Disebut Konsisten: Ada Potensi

Melainkan pembunuhan yang dilakukan Ferdy Sambo dan ajudannya, Richard Eliezer alias Bharada E.

Ridwan Soplanit yang awalnya merasa ragu menjawab pertanyaan hakim dan jaksa, menyebut Ferdy Sambo ikut menembak.

"Bukan terjadi peristiwa tembak-menembak, Yosua ditembak," kata Ridwan Soplanit dikutip kanal YouTube KOMPASTV, Kamis (14/11/2022).

"Oleh Bharada E dan FS," tegasnya.

Baca juga: Kebenaran Brigadir J Lecehkan Putri C Dibahas Krimonolog, Ferdy Sambo Disebut Konsisten: Ada Potensi

Pada hari insiden terjadi Jumat (8/7/2022), Ridwan Soplanit datang ke lokasi pembunuhan dengan ajudan dan staf Ferdy Sambo yang berwajah tegang.

Ia kemudian diminta merahasiakan kasus tersebut karena berkaitan dengan aib yang dialami istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi.

Ketika itu, Ridwan Soplanit mengaku sampai tertekan dan jatuh sakit selama sepekan.

Pada majelis hakim, Ridwan Soplanit menyatakan dirinya juga korban rekayasa skenario oleh Ferdy Sambo.

Kondisi hubungan Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi dikuak anak.
Kondisi hubungan Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi dikuak anak. (TRIBUNNEWS/JEPRIMA)

"Langkah-langkah saya juga sudah pasti, ini saya juga datang, saya sebagai korban juga, saya di-prank juga," ungkap Ridwan Soplanit.

"Dari awal persidangan ini saya tidak menceritakan ini, karena saya anggap ini etika persidangan."

"Saya menceritakan (kejadian) bukan meyakinkan Hakim, tapi saya sebagai saksi verbalisan mewakili institusi saya menceritakan fakta," tandasnya.

Berita seputar Pembunuhan Brigadir J lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunJatim.com

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved